Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Bimbingan Ulama Terhadap Seorang Pengajar yang Merasa Pernah Bersalah Terhadap Muridnya

Pertanyaan:

Seorang wanita berkata bahwasanya ia merasa pernah tidak ikhlas dalam mengajar. Ia juga merasa telah mendzhalimi para pelajar wanita. (Dia berkata) “setelah aku mengetahui hukumnya sekarang, aku bertobat dan menyesal”. Wanita itu bertanya: Apa yang sebaiknya dia lakukan untuk bertobat kepada Allah? Bagaimana ia meminta maaf dan minta dihalalkan dari para pelajar wanita itu dalam keadaan mereka berjumlah banyak?

Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah:

Apabila apa yang dia lakukan dahulu itu berdasarkan ijtihad darinya kemudian nampak bahwa tindakannya itu salah dalam ijtihad itu, maka tidak ada masalah baginya. Karena seorang yang berijtihad jika ia salah, ia mendapatkan pahala. Kecuali jika dalam ijtihad itu terkandung (kezhaliman) seperti mengambil harta, maka ia harus kembalikan harta itu kepada pemiliknya.

Adapun jika sekedar memukul atau menahan atau menghukum berdiri dan semisalnya, yang berasal dari ijtihadnya, maka ini tidaklah memudaratkan. Ia tidak berdosa dalam hal itu. Demikian pula apabila seorang (pengajar) laki-laki melakukan hal itu.

Namun, jika berasal dari kezhaliman, bukan ijtihad, maka hendaknya ia berusaha minta dihalalkan sesuai dengan kemampuan. Ia minta dihalalkan kepada pihak yang ia zhalimi. Sebelum nantinya (tidak bermanfaat lagi di akhirat, -pen) dirham maupun dinar. Dan saya mengira ini mudah, insyaallah.

Apabila ia tidak mampu melaksanakannya (karena ketidakmampuan), Allah Ta’ala berfirman:

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

Maka bertakwalah kepada Allah sesuai kemampuan kalian (Q.S atTaghobun ayat 16)

Cukuplah ia mengikhlaskan tobatnya kepada Allah Azza Wa Jalla dan Allah dengan karunia-Nya akan menanggung (pembebasan) tanggungan pada dia dan menunaikan hak orang-orang yang terzhalimi itu sesuai kadar kezhaliman yang diterima masing-masing.


Referensi: al-Liqo’usy Syahri (4/12)

Transkrip Fatwa dalam Bahasa Arab

السؤال

 هذه امرأة تقول: بأنها لم تخلص في التدريس وكانت تظلم الطالبات، ولكن بعد أن عرفت الآن الحكم تابت وندمت، وتسأل: ماذا تصنع كي يتوب الله عليها؟ وكيف تستسمح من تلك الطالبات وتتحلل منهن وهن كثرة؟

الجواب

 إذا كان ما فعلته سابقاً اجتهاداً منها ثم تبين لها أنها مخطئة في هذا الاجتهاد فليس عليها شيء؛ لأن المجتهد إذا أخطأ فله أجر إلا إذا كان هذا الاجتهاد متضمناً لأخذ الأموال مثلاً، فلا بد من رد الأموال إلى أهلها.

أما إذا كان مجرد ضرب أو حبس أو إيقاف أو ما أشبه ذلك وكان صادراً عن اجتهاد منها، فإن هذا لا يضرها وليس عليها إثم في ذلك وكذلك الرجل لو صنع ذلك.

وأما إذا كان هذا عن ظلم وليس اجتهاداً فعليها أن تتحلل بقدر ما تستطيع ممن وقع ظلمها عليهن، قبل ألا يكون درهم ولا دينار، وهذا أظنه يسيراً إن شاء الله؛ فإن تعذر عليها، فقد قال الله تعالى: {فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ} [التغابن:16] ويكفيها أن تخلص التوبة لله عز وجل والله بفضله يتحمل عنها ويؤدي المظلومين بقدر مظلمتهم

Penerjemah: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan