Hukum Menggabungkan Sholawat dengan Salam
السُّؤَالُ
فَضِيْلَةَ الشَّيْخِ! فِي الصَّلَاةِ عَلَى نَبِيِّنَا هَلْ يَجِبُ أَنْ نَجْمَعَ بَيْنَ الصَّلَاةِ وَالسَّلاَمِ أَمْ تُتْرَكُ كُلُّ وَاحِدَةٍ عَلَى حِدَةٍ، مَثَلاً فِي صَلَاةِ التَّشَهُّدِ نَقُوْلُ: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَمَا قُلْنَا: اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ، وَكَذَلِكَ فِي الْحَدِيْثِ: ( وَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ ) مَا قَالَ: مَنْ صَلَّى وَسَلَّمَ؟
الْجَوَابُ
لاَ يَجِبُ الْجَمْعُ فِي الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ بَيْنَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيْمِ، بَلْ لِلْإِنْسَانِ أَنْ يُفْرِدَ هَذَا دُوْنَ هَذَا، وَلِهَذَا لَمَّا عَلَّمَهُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّشَهُّدَ ذَكَرَ السَّلَامَ وَلَمْ يَذْكُرِ الصَّلَاةَ، لَكِنَّ الْجَمْعُ بَيْنَهُمَا أَفْضَلُ لِقَوْلِهِ تَعَالَى: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً } [الأحزاب:56] أَمَّا الْوُجُوْبُ فَلَا يَجِبُ
Pertanyaan
Syaikh yang mulia, dalam hal bershalawat kepada Nabi kita, apakah wajib menggabungkan shalawat dan salam, atau masing-masing dibiarkan tersendiri. Misalkan dalam shalawat tasyahhud, kita menyatakan: ALLAAHUMMA SHOLLI ALAA MUHAMMAD (Ya Allah, bersholawatlah kepada Muhammad), kita tidak menyatakan: ALLAAHUMMA SHOLLI WA SALLIM (Ya Allah, bersholawatlah dan berikanlah keselamatan..).
Demikian juga hadits: Barang siapa yang bershalawat atasku, beliau tidak menyatakan: Barang siapa yang bershalawat dan mengucapkan salam (kepadaku)?
Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah
Tidak wajib menggabungkan sholawat dan salam ketika bershalawat atas Nabi. Bahkan seseorang boleh untuk menyendirikan ini (sholawat) tanpa harus mengucapkan yang ini (salam). Karena itu ketika Nabi shollallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada mereka (para Sahabat) bacaan tasyahhud, beliau hanya menyebutkan salam (saja) tidak disebutkan sholawat.
Namun, menggabungkan keduanya adalah lebih utama. Berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya): Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah dan ucapkan salam kepadanya dengan sebenar-benarnya (Q.S al-Ahzab ayat 56).
Adapun keharusan (untuk menggabungkan sholawat dan salam), tidak.
(Liqaa’ al-Baab al-Maftuuh (165/7)).
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman
??????
WA al I’tishom