Khotbah Jumat: Pentingnya Berilmu Sebelum Beramal
Disampaikan oleh Abu Utsman Kharisman pada Jumat, 5 Rajab 1444 H/27 Jan 2023 M- di Masjid Raya al-Ikhwan Sorowako Nuha Luwu Timur Sulawesi Selatan
Khotbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah..
Ajaran Islam adalah ajaran penuh kebaikan dan kemaslahatan. Ajaran Islam adalah ajaran yang sempurna, karena berasal dari Allah Sang Pemilik kesempurnaan. Ajaran agama Islam disampaikan oleh manusia terbaik, Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam.
Tidak ada jalan keselamatan melainkan dengan beragama Islam, karena itu adalah agama satu-satunya yang diridhai oleh Allah Azza Wa Jalla.
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَٰمُۗ
Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam
(Q.S Ali Imran ayat 19)
وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
Dan barang siapa yang mencari (agama) selain Islam, tidak akan diterima darinya, dan di akhirat ia akan termasuk orang-orang yang merugi
(Q.S Ali Imran ayat 85)
Begitu indah dan baiknya ajaran agama Islam, sehingga wajib bagi kita untuk bersyukur dan berjuang untuk mempertahankan keislaman hingga akhir hayat kita. Oleh sebab itu, kita harus selalu bersemangat untuk menuntut ilmu Islam. Ilmu yang bersumber dari alQuran dan hadits Nabi shollallahu alaihi wasallam dengan pemahaman para Sahabat Nabi maupun para Ulama Ahlussunnah setelahnya yang mengikutinya dengan baik.
Karena tanpa ilmu yang benar, kita tidak akan bisa menerapkan ajaran agama Islam secara benar. Bisa jadi kita menyangka bahwa itu adalah bagian dari ajaran Islam, ternyata bukan. Karena ketidaktahuan kita, kita bisa saja menyangka sebuah keyakinan atau amalan adalah ajaran Islam, padahal bukan. Maka wajib bagi kita untuk berjuang mempelajari ilmu Islam dengan belajar dan menuntut ilmu.
Nabi kita shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ
Sesungguhnya ilmu itu hanyalah bisa diperoleh dengan menuntut ilmu (belajar)
(H.R atThobaroniy dan lainnya, dinukil secara ta’liq oleh al-Imam al-Bukhari dalam Shahihnya)
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ، وَإِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ شَيْءٍ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْبَحْرِ
Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Sesungguhnya penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu, sampai-sampai oleh ikan di lautan.
(HR. Ibnu Abdil Barr dalam al-‘Ilmu; dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ ash-Shaghir)
Para ulama menjelaskan bahwa ilmu yang wajib dituntut adalah ilmu agama yang dengannya seseorang mengetahui kewajibannya terhadap Allah dan terhadap sesama. Ilmu tersebut harus bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah Nabi dengan pemahaman para sahabat.
Seorang muslim harus tahu bagaimana mentauhidkan Allah. Seorang muslim harus tahu apa saja bentuk kesyirikan sehingga ia bisa menjauhi dan meninggalkannya. Seorang muslim juga harus tahu bagaimana tata cara shalat yang benar, apa saja syarat-syarat sah shalat, rukun-rukunnya, kewajiban-kewajibannya, dan sunnah-sunnahnya.
Orang yang berharta harus tahu ketentuan-ketentuan zakat dan haji. Orang yang berdagang harus tahu fikih perniagaan. Orang yang menikah harus tahu hak dan kewajibannya terhadap pasangannya. Ayah harus tahu bagaimana cara mendidik anaknya sesuai dengan bimbingan al-Qur’an dan hadits. Di sisi lain, anak harus tahu bagaimana cara berbakti kepada orang tua. Seorang muslim harus tahu bagaimana akhlak mulia yang diajarkan Nabi ketika dia berinteraksi dengan sesama manusia. Semua harus diketahui ilmunya.
Seluruh kehidupan manusia harus didasarkan pada ilmu agama. Sejak ia membuka mata hingga memejamkannya kembali, seluruh aktivitasnya harus didasari oleh ilmu. Dia harus mengetahui apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan apa yang dilarang; apa hukum suatu perbuatan atau ucapan, halal ataukah haram. Dia harus mengetahuinya karena setiap amal perbuatannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.
Memang ilmu tersebut tidak harus selalu dipelajari secara terperinci dan mendetail, tetapi disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Kaum muslimin secara umum harus mengetahui ilmu tersebut, setidaknya sebagai panduan untuk bertindak dan melangkah agar mereka tidak terjatuh ke dalam dosa.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melimpahkan kepada kita ilmu yang bermanfaat serta amal sholih yang menghantarkan kebahagiaan kepada kita di dunia dan di akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنا بِمَا فِيهِ مِنَ الْبَيَانِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khotbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah..
Dalam setiap shalat kita, kita meminta kepada Allah ditunjukkan kepada jalan yang lurus. Itulah jalan Islam, jalan orang-orang yang Allah beri nikmat. Yaitu mempelajari ilmu dan mengamalkan ilmunya.
Kita pun berlindung kepada Allah dari jalan orang-orang yang dimurkai, yaitu orang-orang yang berilmu namun tidak mengamalkan ilmunya. Kita juga berlindung kepada Allah dari jalan orang-orang yang sesat, yaitu yang beramal tanpa ilmu.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)
(Ya Allah) tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang engkau beri nikmat. Bukan jalan orang yang dimurkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat
(Q.S al-Fatihah ayat 6-7)
Abul ‘Aaliyah –seorang tabi’i- rahimahullah menyatakan:
تَعَلَّمُوا اْلإِسْلَامَ فَإِذَا تَعَلَّمْتُوُهُ فَلاَ تَرْغَبُوْا عَنْهُ وَعَلَيْكُمْ بِالصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ فَإِنَّهُ الْإِسْلاَم وَلاَ تُحَرِّفُوا اْلِإسْلَامَ يَمِيْنًا وَلَا شِمَالًا وَعَلَيْكُمْ بِسُنَّةِ نَبِيِّكُمْ وَالَّذِي كَانَ عَلَيْهِ أَصْحَابُهُ
Pelajarilah Islam. Jika kalian telah mempelajarinya janganlah membencinya. Hendaknya kalian berada di atas jalan yang lurus, yaitu Islam. Jangan menyimpang dari Islam ke kanan atau ke kiri. Wajib bagi kalian (berpegang) dengan Sunnah Nabi kalian yang diamalkan oleh para Sahabat beliau.
(Diriwayatkan oleh al-Laalikaai dalam syarh Ushul I’tiqod Ahlissunnah wal Jamaah(1/56), Ibnu Wadhdhoh dalam al-Bida’, al-Ajurriy dalam asy-Syari’ah, al-Marwaziy dalam as-Sunnah).
Tanpa ilmu agama yang benar dan penunjang dzikir kepada Allah, dunia ini akan terlaknat, terjauhkan dari rahmat Allah. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ أَوْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا
Dunia ini terlaknat. Terlaknatlah segala yang ada padanya, kecuali dzikir mengingat Allah dan yang menunjangnya, atau orang yang berilmu, atau orang yang belajar ilmu
(H.R Ibnu Majah)
Umar bin Abdil Aziz mengirim surat memerintahkan agar masjid-masjid diisi dengan kajian-kajian ilmu yang disampaikan oleh orang-orang yang berilmu. Dengan begitu kebaikan akan tersebar, karena sunnah yang sebelumnya mati akan dihidupkan.
فَأْمُرْ أَهْلَ الْعِلْمِ أَنْ يَنْشُرُوْا الْعِلْمَ فِي مَسَاجِدِهِمْ فَإِنَّ السُّنَّةَ كَانَتْ قَدْ أُمِيْتَتْ
Perintahkan kepada orang-orang yang berilmu untuk menyebarkan ilmu di masjid-masjid mereka, karena sunnah telah dimatikan
(Riwayat arRoomarurmuuziy dalam al-Muhadditsul Faashil dari Ikrimah bin ‘Ammaar, dikuatkan juga dengan riwayat Ibnu Abdil Bar dalam Jami’ Bayaanil Ilmi wa Fadhlih dari Ja’far bin Burqaan)
Seorang yang tidak berilmu, ketika ia memaksakan diri untuk berfatwa tanpa ilmu, akan menyebabkan kebinasaan untuk dirinya maupun orang lain. Dalam hadits Shahih Muslim, ketika seseorang yang telah membunuh 99 jiwa bertanya kepada seorang ahli ibadah namun tidak berilmu, apakah masih ada pintu taubat baginya, orang yang ahli ibadah itu berkata: Tidak. Maka kemudian orang itu justru dibunuh sehingga korbannya bertambah menjadi 100 jiwa. Karena menjawab tanpa ilmu, justru menyebabkan dirinya binasa dan menyebabkan orang lain justru bertambah dosanya.
Seorang yang tidak berilmu akan berada dalam kesesatan dan menyesatkan orang lain. Nabi shollallahu alaihi wasallam menjelaskan bahwa jika sudah tidak ada orang-orang yang berilmu, maka orang-orang bodoh akan ditanya. Kemudian mereka akan berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka pun sesat dan menyesatkan orang lain.
حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
Hingga, ketika tidak tersisa lagi orang yang berilmu, manusia akan mengangkat orang-orang bodoh sebagai pemimpin (dan rujukan ilmu). Sehingga ketika mereka ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu. Jadilah mereka sesat dan menyesatkan
(H.R al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash)
Maka wajib bagi kita untuk berjuang dalam mempelajari ilmu. Jika kita sudah mengetahui ilmunya, hendaknya kita mengamalkan dengan ikhlas dan sesuai dengan bimbingan Nabi shollallahu alaihi wasallam.
Al-Fudhail bin Iyaadl rahimahullah menyatakan:
عَلَى النَّاسِ أَنْ يَتَعَلَّمُوا، فَإِذَا عَلِمُوا فَعَلَيْهِمُ الْعَمَلُ
Wajib bagi manusia untuk belajar ilmu. Jika mereka telah berilmu, wajib bagi mereka untuk beramal
(dikutip oleh al-Khotib dalam kitab Iqtidho-ul Ilmi al-Amal)
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa menganugerahkan kepada kita ilmu yang bermanfaat serta kita mendapat taufiq untuk mengamalkannya secara benar.
اللهم اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.
اللهم أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا، اللهم أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا، اللهم أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا
اللهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ.
وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِينَ.