Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Khotbah Idul Adha 1443 H: Menebarkan Kasih Sayang Dalam Bimbingan AlQuran dan Sunnah

Disampaikan oleh Abu Utsman Kharisman di Lapangan Perum Perhutani Bondowoso

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ :{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ}

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Saudaraku kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah…

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kita untuk melaksanakan sholat Iedul Adha di pagi hari ini. Salah satu sunnah Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam di hari ini adalah melaksanakan sholat Iedul Adha 2 rokaat kemudian melakukan ibadah kurban bagi yang mampu dan berkelapangan.

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا نَبْدَأُ فِي يَوْمِنَا هَذَا أَنْ نُصَلِّيَ ثُمَّ نَرْجِعَ فَنَنْحَرَ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ أَصَابَ سُنَّتَنَا

Sesungguhnya pertama kali yang kita mulai pada hari kita ini adalah sholat, kemudian kita kembali untuk menyembelih kurban. Barangsiapa yang melakukan hal itu, maka ia telah tepat sesuai dengan sunnah kami
(H.R al-Bukhari dari Sahabat al-Baraa’ bin Aazib)

Begitu banyak limpahan anugerah dan kebaikan Allah berikan kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam dan umat beliau. Sebagai perwujudan syukur itulah kita melakukan sholat karena Allah dan beribadah kurban hanya untuk-Nya.

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)

Sesungguhnya Kami berikan kepadamu kebaikan yang sangat banyak. Maka sholatlah untuk Rabbmu dan berkurbanlah
(Q.S al-Kautsar ayat 1 dan 2)

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Ibadah sholat Ied dan penyembelihan kurban adalah ibadah jama’i. Bukan ibadah yang dilakukan sendiri-sendiri. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam memerintahkan agar kita berpuasa maupun menyembelih kurban bersama-sama kaum muslimin yang lain.

الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالْأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ

Puasa adalah saat kalian sama-sama berpuasa, iedul fithri kalian adalah saat kalian sama-sama melakukan Iedul Fithri, dan Iedul Adha (hari penyembelihan kurban kalian) adalah saat kalian sama-sama melakukan kurban
(H.R atTirmidzi dari Abu Hurairah)

Sebagian Ulama menjelaskan bahwa itu artinya kita melakukan puasa maupun sholat Iedul Adha dan penyembelihan kurban bersama pemerintah muslim di wilayah kita.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Saudaraku….

Islam adalah agama yang menebarkan kasih sayang kepada segenap makhluk sesuai ketentuan syariat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala adalah Yang paling penyayang dari seluruh penyayang.

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Dan Ayyub, ketika berdoa kepada Rabbnya, “Sesungguhnya aku mengalami kemudharatan (penderitaan), sedangkan Engkau adalah Yang Paling Penyayang dari seluruh penyayang”
(Q.S al-Anbiyaa’ ayat 83)

Seorang ayah pernah mendekap anaknya. Hal itu disaksikan Nabi shollallahu alaihi wasallam. Beliau bertanya: Apakah engkau mengasihi anak itu? Orang tersebut berkata: Benar. Nabi pun menyatakan bahwa Allah lebih penyayang dari seluruh penyayang.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم رَجُلٌ وَمَعَهُ صَبِيٌّ، فَجَعَلَ يَضُمُّهُ إِلَيْهِ. فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: أَتَرْحَمُهُ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَاللهُ أَرْحَمُ بِكَ، مِنْكَ بِهِ، وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

Dari Abu Hurairah ia berkata: Seorang laki-laki mendatangi Nabi shollallahu alaihi wasallam. Ia bersama seorang anak kecil. Kemudian ia mendekap anak itu. Nabi shollallahu alaihi wasallam bertanya: Apakah engkau mengasihinya? Laki-laki itu berkata: Ya. Nabi bersabda: Sungguh, Allah lebih penyayang kepadamu dibandingkan kasih sayangmu kepadanya. Dialah yang paling penyayang dari seluruh penyayang
(H.R al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad)

Allah Ta’ala Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kasih sayang-Nya meliputi segala sesuatu.

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ

…dan rahmat-Ku (kasih sayang-Ku) meliputi segala sesuatu…
(Q.S al-A’raaf ayat 156)

Selain Allah memiliki sifat rahmat (kasih sayang) yang sempurna sesuai dengan kemuliaan-Nya, Dia juga menciptakan kasih sayang. Allah ciptakan kasih sayang menjadi 100 bagian. Antar bagian jaraknya seperti antara langit dengan bumi.

Satu bagian dari 100 rahmat itu ditebarkan di dunia, sehingga para makhluk saling mengasihi satu sama lain. Sedangkan 99 bagian yang tersisa Allah simpan untuk di akhirat.

جَعَلَ اللَّهُ الرَّحْمَةَ مِائَةَ جُزْءٍ فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ وَأَنْزَلَ فِى الأَرْضِ جُزْءًا وَاحِدًا فَمِنْ ذَلِكَ الْجُزْءِ تَتَرَاحَمُ الْخَلاَئِقُ حَتَّى تَرْفَعَ الدَّابَّةُ حَافِرَهَا عَنْ وَلَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ

Allah menjadikan rahmat itu 100 bagian. Dia tahan di sisi-Nya 99 (bagian). Dia turunkan satu bagian di bumi. Dari bagian itu, para makhluk saling berkasih sayang hingga seekor hewan mengangkat kukunya agar tidak mengenai anaknya
(H.R Muslim)

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ

Allah Ta’ala mengutus Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam sebagai bentuk kasih sayang bagi semesta alam.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai kasih sayang bagi segenap alam
(Q.S al-Anbiyaa’ ayat 107)

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ

Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah kasih sayang yang dihadiahkan (Allah kepada kalian)
(H.R Ibnu Sa’ad dalam atThobaqot dan lainnya)

Hadits-hadits Nabi yang shahih adalah perwujudan dari kasih sayang Allah Ta’ala kepada makhluk-Nya yang disampaikan melalui lisan Nabiyyur Rahmah, Nabi kasih sayang. Sebagaimana alQuran sampai kepada kita melalui Nabi shollallahu alaihi wasallam, hadits-hadits beliau juga adalah berdasarkan wahyu dari Allah Azza Wa Jalla.

Maka jangan menentang alQuran dan hadits dengan alasan kasih sayang. Karena berarti seakan-akan kita merasa lebih penyayang dibandingkan Allah dan Rasul-Nya. Itu adalah bentuk kelancangan dan sikap kurang ajar.

Jangan menolak alQuran dan hadits yang shahih dengan alasan bertentangan dengan akal dan perasaan kita. Sesungguhnya dalil alQuran dan hadits yang shahih tidaklah bertentangan dengan akal yang sehat dan fitrah yang suci.

Tebarkan kasih sayang dalam bimbingan ajaran Nabi shollallahu alaihi wasallam. Sayangilah yang ada di bumi, niscaya Allah yang berada di atas langit pun akan menyayangi kalian.

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاء

Para penyayang akan disayangi oleh ar-Rahmaan (Allah). Sayangilah yang ada di bumi, niscaya yang ada di langit akan menyayangi kalian
(H.R atTirmidzi dari Abdullah bin ‘Amr)

Teruslah belajar dan semangat untuk belajar ajaran-ajaran Islam, karena ajaran Islam yang murni adalah ajaran kasih sayang. Karena itu, seluruh makhluk termasuk ikan di perairan maupun semut di sarangnya akan mendoakan ampunan kepada orang yang menuntut ilmu maupun mengajarkan ilmunya. Karena jika ilmu yang benar dipelajari, diamalkan, dan ditebarkan, maka akan tersebar kemaslahatan dan kebaikan bagi seluruh alam semesta.

وَإِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْمَاءِ

Sesungguhnya penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh (semua makhluk) yang ada di langit dan di bumi bahkan sekalipun ikan yang ada di perairan
(H.R Ibnu Majah)

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ

Sesungguhnya Allah dan para Malaikat maupun penduduk langit dan bumi hingga semut di sarangnya benar-benar bersholawat untuk para pengajar kebaikan untuk manusia
(H.R atTirmidzi)

Tebarkan kebaikan dan kasih sayang untuk diri dan sesama sebagaimana yang alQuran dan Sunnah ajarkan. Berbaktilah pada orangtua, bertutur kata yang baik kepada sesama. Muliakanlah tetangga. Bantulah orang yang kesulitan. Jika kita tidak mampu membantu sesama, setidaknya tahanlah diri kita untuk jangan bersikap dzhalim kepada makhluk yang lain.

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Seorang muslim yang sejati adalah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya
(H.R al-Bukhari dan Muslim)

تَكُفُّ شَرَّكَ عَنِ النَّاسِ فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ مِنْكَ عَلَى نَفْسِكَ

Engkau tahan keburukanmu (jangan sampai menyakiti) manusia lain, sesungguhnya itu adalah sedekahmu untuk dirimu
(H.R Muslim)

Kepada para ibu-ibu dan saudariku kaum muslimah…

Yakinlah akan pertolongan Allah. Selama kita menjalankan ketaatan kepada Allah, ingatlah bahwa Allah Ta’ala tidak akan sekali-kali menyia-nyiakan kita. Sebagaimana istri Nabi Ibrahim Hajar yang yakin akan pertolongan Allah tersebut. Saat ia mengetahui bahwa ia ditinggalkan hanya bersama bayinya di lembah tandus, tanpa pepohonan, dan tak ada teman, karena perintah Allah, ia kemudian berkata: Kalau demikian, Allah tidak akan menyia-nyiakan kita.

Nabi Ibrahim diperintah oleh Allah untuk membawa istrinya Hajar bersama bayi Ismail. Menempuh perjalanan yang sangat jauh ratusan kilometer dari Syam menuju Makkah. Di Makkah, ditinggalkan di tempat yang sepi, tandus, hanya berbekal sekarung kurma dan geriba berisi air minum saja. Saat Ibrahim akan meninggalkannya, Hajar mengejar. Ibrahim terus pergi tanpa menoleh, Hajar mengejar lagi, demikian berlangsung berkali-kali. Hingga Hajar kemudian berkata:

أَاللَّهُ الَّذِي أَمَرَكَ بِهَذَا

Apakah Allah yang memerintahkan engkau dengan ini?

قَالَ نَعَمْ قَالَتْ إِذَنْ لَا يُضَيِّعُنَا

Ibrahim berkata: Ya. Hajar berkata: Kalau demikian, Allah tidak akan menyia-nyiakan kami
(H.R al-Bukhari dari Ibnu Abbas)

Jadilah istri yang banyak bersyukur, menikmati anugerah Allah dengan pujian kepada-Nya. Jangan banyak mengeluh. Niscaya keberkahan dari Allah akan tercurah dalam kehidupan anda.

وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُم

…jika kalian bersyukur, Allah ridha kepada kalian…
(Q.S az-Zumar ayat 7)

Janganlah bergosip dan bergunjing, memperbincangkan seorang muslim lain yang sedang tidak ada di tempat itu, yang jika ia mendengar perbincangan tersebut, ia tidak akan senang. Baik menggunjing lelaki atau wanita. Itu adalah ghibah yang termasuk dosa besar.

Pelaku ghibah diancam dengan siksa yang pedih. Pada saat Isra’ Mi’raj Nabi ditampakkan dengan sekelompok orang yang berkuku panjang dari tembaga dan mencakar sendiri wajah dan dada mereka. Ketika ditanyakan kepada Jibril, dijawab bahwa mereka adalah orang-orang yang ‘memakan daging manusia’, yaitu ghibah, menjelek-jelekkan kehormatan orang lain.

لَمَّا عُرِجَ بِي مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ

Ketika aku Mi’raj, aku melewati suatu kaum yang berkuku panjang dari tembaga yang mencakar-cakar wajah dan dada mereka sendiri. Aku bertanya: Siapa mereka wahai Jibril. Jibril berkata: mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah), menjelek-jelekkan kehormatan mereka
(H.R Abu Dawud, Ahmad, dishahihkan Syaikh al-Albany)

Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, dan pertolongannya kepada segenap kaum muslimin….

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tinggalkan Balasan