Kriteria Jenis Kelamin Hewan Kurban dan Batas Usianya
Pernah diajukan permintaan fatwa kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah dengan redaksi berikut:
السؤال: المستمع صالح علي أبو صفوان بعث برسالة ضمنها جمعاً من الأسئلة من بينها سؤال يقول فيه: هل الأضاحي بالذكور مثل الخراف أو التيوس المخصية، هل يجوز للإنسان أن يضحي بها؟
Pertanyaan:
“Seorang pendengar, Shalih Ali Abu Shofwan mengirimkan surat yang berisi sekumpulan pertanyaan yang di antaranya dia bertanya: “Apakah berqurban dengan hewan jantan seperti anak domba jantan, kambing hutan yang dikebiri, bolehkah seseorang menjadikannya hewan kurban?”
Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah:
الجواب: نعم الضحية مشروعة بالذكور والإناث من الغنم الماعز والضأن ومن الإبل ومن البقر، كلها سنة مشروعة سواء كان المضحى به من الذكور أو من الإناث، تيس أو كبش أو شاة أو بقرة أنثى أو بقرة ذكر وهكذا البعير وهكذا الناقة كلها ضحايا شرعية، إذا كانت بالسن الشرعي جذع ضأن ثني معز، ثنية من البقر ثنية من الإبل والنبي ﷺ ضحى .. كان يضحي بالكبش بالذكور فالذكر من الضأن أفضل، كبش من الضأن أفضل، كان ﷺ يضحي بكبشين أملحين فهما أفضل من الإناث وإن ضحى بالإناث فلا بأس، أما المعز فالأفضل الأنثى وإن ضحى بالتيس فلا بأس إذا كان قد كمل قد تم سنة فأكثر. نعم.
“Benar, ibadah qurban disyariatkan baik dengan yang berkelamin jantan maupun betina untuk berbagai jenis kambing, domba, ataupun unta serta sapi. Semuanya adalah bimbingan (sunnah Nabi) yang disyariatkan, baik yang dikurbankan berkelamin jantan ataupun betina. Baik berupa kambing kacang atau biri-biri, kambing, sapi betina ataupun jantan. Begitu pula berlaku untuk unta dewasa jantan maupun betinanya. Semuanya bisa menjadi binatang kurban yang disyariatkan, apabila telah mencapai usia sesuai batas syariat. (Batasnya yaitu) jadza’ (telah tanggal gigi) bagi domba¹, tsani (mencapai baligh/pantas disembelih) untuk kambing, jenis sapi maupun pada unta².
Adapun Nabi ﷺ beliau telah berkurban, dulu beliau pernah berqurban dengan jenis domba kibas jantan. Sehingga jenis domba jantan lebih utama. Jenis domba kibas berkelamin jantan memang lebih utama. Dahulu Nabi ﷺ pernah berqurban dengan dua ekor domba kibas yang berwarna putih dengan campuran warna hitam pada beberapa bagiannya. Jadi jenis keduanya (secara umum) lebih utama daripada jenis betina. Walaupun jika seseorang berkurban dengan jenis hewan betina tidaklah mengapa.
Sementara (khusus) kambing kacang yang lebih utama adalah jenis betinanya. Begitu pula jika seseorang berkurban dengan anak domba jantan juga tidak mengapa, apabila usianya telah mencapai satu tahun secara sempurna atau lebih, demikianlah.”
Sumber:
https://binbaz.org.sa/fatwas/8247/حكم-التضحية-بذكور-الغنم-والمعز-والبقر-والابل
Artikel terkait:
- Waktu Penyembelihan Kurban
- Apakah Berkurban Keharusan Bagi yang Mampu?
- Khotbah Jumat: Amalan Bulan Dzulhijjah
Catatan:
¹) Al ‘Allamah Yahya Ibnu Hubairah Asy Syaibani rahimahullah (w. 560 H) menjelaskan:
ﻭالجذع ﻣﻦ اﻟﻀﺄﻥ: ﻫﻮ اﻟﺬﻱ ﻟﻪ ﺳﺘﺔ ﺃﺷﻬﺮ.
ﻭاﻟﺜﻨﻲ ﻣﻦ اﻟﻤﺎﻋﺰ: ﻫﻮ اﻟﺬﻱ ﻟﻪ ﺳﻨﺔ.
“Istilah jadza’ untuk domba yaitu yang telah mencapai usia 6 bulan. Sementara usia pantas qurban (الثني) pada kambing yaitu yang telah mencapai usia 1 tahun.” (Ikhtilaf A-immah Al Ulama’ 1/200)
²) Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menyebutkan pilihan beliau terhadap batasan usia jenis-jenis hewan kurban yang diperselisihkan ulama beberapa madzhab dengan ucapan beliau:
فالثني ﻣﻦ اﻹﺑﻞ: ﻣﺎ ﺗﻢ ﻟﻪ ﺧﻤﺲ ﺳﻨﻴﻦ، ﻭالثني ﻣﻦ اﻟﺒﻘﺮ ﻣﺎ ﺗﻢ ﻟﻪ ﺳﻨﺘﺎﻥ، ﻭالثني ﻣﻦ اﻟﻐﻨﻢ ﺿﺄﻧﻬﺎ ﻭﻣﻌﺰﻫﺎ ﻣﺎ ﺗﻢ ﻟﻪ ﺳﻨﺔ، ﻭاﻟﺠﺬﻉ ﻣﻦ اﻟﻀﺄﻥ: ﻣﺎ ﺗﻢ ﻟﻪ ﻧﺼﻒ ﺳﻨﺔ.
“Adapun tsani (usia pantas) bagi unta adalah telah mencapai usia 5 tahun. Dan batas tsani pada sapi ketika telah mencapai usia 2 tahun. Sedangkan batas tsani bagi kambing baik jenis kambing kacang ataupun domba adalah sudah mencapai usia 1 tahun. Sementara batas jadza’ (tanggal gigi seri) pada domba yaitu telah mencapai ½ tahun.” (Ahkam Al Udhiyah wa Adz Dzakah dalam Risalah Al Majmu’ Ats Tsamin 2/237)
Demikianlah ketentuan syariat menurut pendapat yang kuat dari perbedaan pandangan madzhab. Namun apabila pemerintah muslimin menetapkan suatu aturan khusus untuk kemaslahatan umum dan kesinambungan pengembangbiakan binatang, dengan hanya membatasi sasaran kurban hanya diperbolehkan pada satu jenis kelamin binatang saja (jantan), tentunya sebagai muslim yang baik, hendaklah kita mematuhinya sebagai upaya bertakwa. Akan tetapi jika pemerintah memberi kelonggaran, silakan memilih jenis manapun dari binatang kurban yang terjangkau sesuai kriteria syariat.
?️ Oleh:
Abu Abdirrohman Sofian