Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Bab Ke-22: Upaya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Dalam Menjaga Tauhid dan Menutup Jalan Menuju Kesyirikan (Bagian Kedua)

SERIAL KAJIAN KITABUT TAUHID (Bag ke-79)


Dalil Pertama:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari jenis kalian. Berat dirasakannya hal-hal yang menyulitkan kalian. Beliau sangat bersemangat (terhadap kebaikan) untuk kalian. Bersikap penyantun dan penyayang bagi orang-orang beriman
(Q.S atTaubah ayat 128)

Penjelasan Dalil Pertama:

Suatu anugerah yang sangat besar bagi kaum beriman dengan diutusnya Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam.

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Sungguh Allah telah menganugerahkan kepada kaum beriman, ketika Dia mengutus seorang Rasul dari jenis mereka yang membacakan ayat-ayatNya, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan hikmah. Padahal mereka sebelumnya berada dalam kesesatan yang nyata (Q.S Ali Imran ayat 164)

Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam diutus Allah kepada bangsa Arab yang orang-orang Arab telah mengenal dengan jelas. Nabi mengajak mereka untuk mentauhidkan Allah dan meninggalkan sembahan lain selain Allah. Nabi juga mengajak kepada hal-hal yang baik, akhlak yang mulia setelah sebelumnya di masa Jahiliyyah mereka banyak berbuat keburukan.

Hal tersebut sebagaimana ucapan Ja’far bin Abi Tholib ketika berbicara di hadapan Najasyi. Ja’far radhiyallahu anhu menyatakan:

أَيُّهَا الْمَلِكُ كُنَّا قَوْمًا أَهْلَ جَاهِلِيَّةٍ نَعْبُدُ الْأَصْنَامَ وَنَأْكُلُ الْمَيْتَةَ وَنَأْتِي الْفَوَاحِشَ وَنَقْطَعُ الْأَرْحَامَ وَنُسِيءُ الْجِوَارَ يَأْكُلُ الْقَوِيُّ مِنَّا الضَّعِيفَ فَكُنَّا عَلَى ذَلِكَ حَتَّى بَعَثَ اللَّهُ إِلَيْنَا رَسُولًا مِنَّا نَعْرِفُ نَسَبَهُ وَصِدْقَهُ وَأَمَانَتَهُ وَعَفَافَهُ فَدَعَانَا إِلَى اللَّهِ لِنُوَحِّدَهُ وَنَعْبُدَهُ وَنَخْلَعَ مَا كُنَّا نَعْبُدُ نَحْنُ وَآبَاؤُنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ الْحِجَارَةِ وَالْأَوْثَانِ وَأَمَرَنَا بِصِدْقِ الْحَدِيثِ وَأَدَاءِ الْأَمَانَةِ وَصِلَةِ الرَّحِمِ وَحُسْنِ الْجِوَارِ وَالْكَفِّ عَنْ الْمَحَارِمِ وَالدِّمَاءِ وَنَهَانَا عَنْ الْفَوَاحِشِ وَقَوْلِ الزُّورِ وَأَكْلِ مَالَ الْيَتِيمِ وَقَذْفِ الْمُحْصَنَةِ وَأَمَرَنَا أَنْ نَعْبُدَ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا نُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَأَمَرَنَا بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصِّيَامِ قَالَ فَعَدَّدَ عَلَيْهِ أُمُورَ الْإِسْلَامِ فَصَدَّقْنَاهُ وَآمَنَّا بِهِ وَاتَّبَعْنَاهُ عَلَى مَا جَاءَ بِهِ فَعَبَدْنَا اللَّهَ وَحْدَهُ فَلَمْ نُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا وَحَرَّمْنَا مَا حَرَّمَ عَلَيْنَا وَأَحْلَلْنَا مَا أَحَلَّ لَنَا فَعَدَا عَلَيْنَا قَوْمُنَا فَعَذَّبُونَا وَفَتَنُونَا عَنْ دِينِنَا لِيَرُدُّونَا إِلَى عِبَادَةِ الْأَوْثَانِ مِنْ عِبَادَةِ اللَّهِ وَأَنْ نَسْتَحِلَّ مَا كُنَّا نَسْتَحِلُّ مِنْ الْخَبَائِثِ فَلَمَّا قَهَرُونَا وَظَلَمُونَا وَشَقُّوا عَلَيْنَا وَحَالُوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ دِينِنَا خَرَجْنَا إِلَى بَلَدِكَ وَاخْتَرْنَاكَ عَلَى مَنْ سِوَاكَ وَرَغِبْنَا فِي جِوَارِكَ وَرَجَوْنَا أَنْ لَا نُظْلَمَ عِنْدَك أَيُّهَا الْمَلِكُ

Wahai raja, kami dulu adalah kaum Jahiliyyah menyembah berhala-berhala, memakan bangkai, berbuat perbuatan keji, memutus silaturrahmi, berbuat buruk kepada tetangga, yang kuat dari kami memakan yang lemah. Kami berada dalam kondisi itu hingga Allah utus kepada kami Rasul dari kami yang kami kenal nasabnya (garis keturunannya), kejujurannya, sikap amanah dan iffah pada dirinya. Beliau mengajak kami untuk untuk beribadah hanya kepada Allah dan melepaskan sesembahan yang disembah oleh kami dan ayah-ayah kami berupa batu dan berhala-berhala. Beliau memerintahkan kami untuk jujur dalam menyampaikan berita, menunaikan amanah, menyambung silaturrahmi, berbuat baik kepada tetangga, menahan diri dari hal yang diharamkan dan menjaga darah (orang lain). Beliau melarang kami dari perbuatan keji, ucapan palsu, memakan harta anak yatim, menuduh wanita yang baik berbuat zina. Beliau memerintahkan kami untuk menyembah Allah semata tidak menyekutukanNya dengan suatu apapun. Beliau memerintahkan kepada kami untuk shalat, zakat, shaum (puasa) –kemudian beliau menyebutkan perintah-perintah Nabi yang lain- selanjutnya Ja’far berkata maka kami membenarkannya, beriman kepadanya, dan mengikutinya. Maka kami beribadah hanya kepada Allah tidak berbuat syirik sedikitpun. Kami mengharamkan yang diharamkan kepada kami dan kami menghalalkan yang dihalalkan kepada kami. Maka dengan itu kaum kami memusuhi kami, menyiksa dan memfitnah kami dari Dien kami agar kami kembali menyembah berhala-berhala selain Allah, kembali menghalalkan yang sebelumnya kami halalkan berupa keburukan-keburukan. Ketika kaum kami itu memaksa dan mendzhalimi kami hingga berat itu kami rasakan, mereka mencegah kami dari Dien kami, maka kami keluar menuju negeri anda. Kami memilih anda bukan yang lain kami ingin berada dekat dengan anda. Kami berharap tidak didzhalimi ketika berada di sisi (dekat) anda wahai raja (H.R Ahmad, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Syaikh al-Albaniy dalam Shahih Fiqh Sirah)

Dalam ayat ini Allah menyebutkan 3 sifat utama Rasulullah shollallahu alaihi wasallam terkait umatnya, yaitu :

Pertama, merasa berat jika umatnya merasa kesulitan. Karena itu ajaran beliau adalah ajaran yang mudah dan penuh kasih sayang.  Kesulitan yang terbesar yang akan dialami umatnya adalah jika umatnya terjerumus ke dalam kesyirikan. Itu adalah kerugian di dunia dan di akhirat. Karena itu beliau shollallahu alaihi wasallam menutup semua celah menuju ke arah kesyirikan.

Kedua, sangat bersemangat untuk memberikan kebaikan kepada umatnya.

Ketiga, penyantun dan penyayang kepada kaum beriman.

 

Oleh:
Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan