Jangan Telantarkan Anak Anda!
Syaikh Sholih bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan hafidzahullah
Bertakwalah kalian kepada Allah wahai hamba-hamba Allah…
Perhatikanlah anak-anak anda sekalian. Masalahnya sekarang, apa yang hendak kita nasihatkan kepada para orangtua?! Orangtua tidak tahu-menahu perihal anaknya, kegiatannya kalau bukan mencari harta dan sibuk berdagang, ia berada di tempat-tempat yang penuh dengan hal-hal yang sia-sia dan kelalaian. Ia begadang semalaman di tempat-tempat hiburan dengan bersenang-senang. Ia habiskan waktunya untuk berekreasi kemana-mana dan semacamnya.
Tak ketinggalan pula sang ibu. Sekarang para ibu telah menjelma menjadi pria pada umumnya, dimana ia tidak lagi menetap di rumah, ia dituntut untuk keluar rumah karena profesinya, alasan belajar, atau sekedar berkumpul bersama teman-temannya. Sang ibu rela meninggalkan anaknya, sehingga di mana mereka berada? Mereka berada di panti asuhan, tempat-tempat penitipan anak, dan semisalnya. Anak-anak dididik oleh orang yang tidak menyayangi maupun bersikap lembut kepada mereka. Anak-anak tumbuh di bawah asuhan orang yang tidak pernah peduli kepada mereka. Layaknya tukang gembala kambing, orang tersebut dibayar hanya agar sang anak tidak hilang saja.
Adapun tugas memerhatikan akhlak dan agama mereka tetaplah tugas kedua orangtua. Orang lain tidak akan memedulikan kebaikan atau kerusakan yang terjadi pada mereka. Orang tersebut hanyalah diberi bayaran sebagaimana penggembala kambing, ia hanya bertugas menjaga agar gembalaannya tidak hilang saja.
Maka bertakwalah kalian wahai hamba-hamba Allah…
Selalu perhatikan anak-anak kalian. Karena sungguh kalian berada di suatu masa ketika fitnah padanya sangatlah dahsyat.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً
Dan orang-orang yang berdoa, ‘wahai Rabb kami karuniakan untuk kami istri-istri dan anak-anak kami yang menyejukkan mata kami. Dan jadikanlah kami sebagai panutan untuk orang yang bertakwa.
(QS. al Furqon: 74)
Baca juga: Kenakalan Anak Kecil Tetap Harus Dipertanggungjawabkan
Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian semua kepada Allah ta’ala…
Sesungguhnya dampak dari buruknya pendidikan dan sikap penyia-nyiaan terhadap anak adalah berbagai hal yang kita saksikan sekarang, berupa para pemuda yang berperilaku sangat buruk. Mereka atau mayoritas mereka biasa melakukan kebut-kebutan dengan kendaraan di jalanan sehingga membahayakan diri mereka sendiri maupun orang lain, membuat orang-orang dan tetangga sekitarnya merasa resah, serta membuat para pengguna jalan yang lain berada dalam bahaya. Sudah berapa banyak kecelakaan yang diakibatkan kebut-kebutan?! Berapa banyak sudah korban yang meninggal akibatnya?! Berapa banyak harta dan kendaraan yang terbuang dan hancur sia-sia tanpa hasil?!
Sang anak sebenarnya memiliki banyak waktu yang kosong namun ia tidak tersibukkan dengan sesuatu yang bermanfaat atau sesuatu yang baik, ia malah diberi sarana-sarana menuju kerusakan lalu ditinggalkan begitu saja. Akhirnya ia ambil mobilnya lalu memacunya di jalanan sehingga mengganggu orang lain. Membuat dirinya dan orang lain berada dalam bahaya.
Banyak dari mereka yang bahkan berani mendoakan kejelekan untuk orangtuanya, sebagaimana terjadi pada sebagian orang. Bahkan sebagian dari anak-anak tersebut sampai melaknat orangtuanya, karena orangtuanya memang tega meninggalkan sang anak dan membiarkan sang anak dalam bahaya, dimana sikap itu sangat menyakitinya.
Anda bisa melihat di tembok-tembok itu! Banyak tembok bangunan yang menjadi korban perbuatan para pelajar remaja, mereka mencoretinya dengan berbagai macam tulisan yang buruk. Jika anda membacanya anda akan mendapati ternyata itu adalah tulisan-tulisan berbau perzinaan. Itu menunjukkan bahwa dalam diri-diri mereka terdapat gejolak kerusakan. Mereka lampiaskan itu semua di tembok tersebut dengan tulisan-tulisan tadi.
Baca juga: Menjaga Anak Agar Tetap Berada di Atas Fitrah
Wahai sekalian hamba Allah, bertakwalah anda semua kepada Allah…
Banyak pula di antara mereka yang pergi ke padang-padang rumput lalu melancarkan aksi balapan (semacam off road) di sana sehingga mengakibatkan rusaknya padang tersebut; tidak lagi menumbuhkan tetumbuhan atau memberikan manfaat apapun. Itu semua karena telah dirusak oleh para pemuda tadi dengan perbuatan mereka. Sungguh itu merupakan kegiatan yang merusak.
Wahai sekalian hamba Allah, bertakwalah anda semua kepada Allah…
Perhatikanlah anak-anak anda dan jangan telantarkan mereka. Berbagai kejahatan yang terpampang jelas itu merupakan dampak dari pendidikan yang buruk. Dilakukan secara terang-terangan sehingga bisa dilihat oleh siapapun. Lihatlah orang-orang kafir, mereka begitu perhatian dengan pendidikan anak-anak mereka, walaupun tentu yang mereka tanamkan adalah pendidikan dalam hal dunia. Mereka benar-benar serius mendidik sang anak. Anda tidak akan mendapati ada anak-anak mereka yang berkeliaran di jalanan dengan mobil atau di tempat manapun, dalam keadaan anak mereka banyak. Padahal mereka itu orang-orang kafir! Lalu bagaimana mungkin orang-orang islam kondisinya demikian buruknya?!
Wahai sekalian hamba Allah, bertakwalah anda semua kepada Allah!
Selalu perhatikan anak-anak anda dan curahkan perhatian untuk mereka. Ketahuilah mereka adalah ujian bagi anda. Anda yang akan membuatnya baik atau malah merusaknya. Dan sungguh anda semua akan ditanyai tentang mereka di hadapan Allah. Jika mereka baik mereka akan menjadi penyejuk mata bagi kedua orangtuanya hingga di surga kelak. Allah berfirman:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Dan orang-orang yang beriman beserta keturunan mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami kumpulkan mereka dengan keturunan mereka (di surga kelak). Dan Kami tidak akan mengurangi pahala mereka sedikitpun. Setiap orang tergantung dengan apa yang ia perbuat.
(QS. ath Thuur: 21)
Berkata para ahli tafsir: Sesungguhnya apabila seorang anak berada di surga bersama orangtuanya dan orangtuanya berada di tingkatan yang lebih tinggi darinya, maka Allah akan meninggikan derajat sang anak hingga ke tingkatan orangtuanya, agar mereka bisa berkumpul kembali sehingga pandangan orangtua menjadi sejuk dengan keberadaan sang anak. Dengan itu, sang anak menjadi penyejuk pandangan orangtuanya di dunia dan di akhirat (Riwayat ath-Thobari dalam tafsirnya dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, pent-).
Artikel bermanfaat lainnya: Istighfar Untuk Orang Tua
Teks arab:
فاتقوا الله عباد الله، لاحظوا أولادكم؛ لكن ماذا نقول الآن والوالد لا يعرف أولاده، إمَّا بمتابعة المال وطلب المال والتجارة، وإمَّا في أماكن اللهو والغفلة والسهر في الاستراحات، في قصور الأفراح، في النزهات في غير ذلك، ولا يسأل عن أولاده، وكذلك الأم، الأم أيضا صارت مثل الرجل لا تستقر في البيت، تخرج لوظيفتها، تخرج لدراستها، تخرج لزميلاتها، وترك أولادها، فيكون الأولاد أين يذهبون؟ إلى دور الرعاية، دور الحضانة تربيهم من لا يرحمهم ولا يعطف عليهم، يربيهم من لا يسأل عنهم، أجير إنما مثل الذي عنده قطيع من الغنم يحفظها أن يخرج منها شيء، أما أنه يراعي أخلاقهم ودينهم هذا شأن الوالدين، أما الأجنبي فلن يهمه صلاحهم أو فسادهم، إنَّما هو أجير كراعي الغنم يحفظها من الضياع فقط.
فاتقوا الله عباد الله، ولاحظوا أولادكم فإنكم في زمان أشد ما يكون فتنة.
اتقوا الله عباد الله، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم: (وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً):
أيُّها النَّاس، اتقوا الله تعالى، فإن من آثار سوء التربية والتضييع ما تشاهدونه الآن من تصرفات الشباب، تصرفاتهم السيئة، فهمهم أو كثير منهم أن يفحط في السيارة في الشوارع يضر نفسه ويضر الآخرين، ويزعج الناس والجيران، ويعرض الناس للخطر، فكم حصل بسبب التفحيط؟ كم حصل فيه من وفيات؟ كم حصل فيه من ضياع للأموال وخراب للسيارات وما هي النتيجة؟ لكن الولد عنده شيء يريد أن يفرغه لأنَّه لم يشغل بشيء نافع، ولا شغل بشيء صالح، إنَّما أعطي وسيلة الفساد وتُرك، فهو يأخذ هذه السيارة وها الشوارع يؤذي الناس بها، ويعرض نفسه ويعرض النَّاس للخطر، وتوقعوا ما يحصل من النَّاس من الدعاء على والده؛ بل بعضهم يلعنه، يلعن الوالد الذي ترك أبنه يؤذيهم بهذه الصفة ويعرضهم للخطر، لاحظوا الجدران، جدران البيوت كيف يعبث الطلاب الشباب فيها بالكتابات وكتابات سيئة، إذا قرأتها إذا هي كتابات دعارة فساد تدل على أن عندهم في ضمائرهم شحنة من الفساد، يُفرغونها على الجدران ويُكتبونها على الجدران.
يا عباد الله اتقوا الله، منهم من يذهب إلى الرمال يسمونه التطعيس وقد أفسدوا البراري فأصبحت لا تنبت، ولا تنفع لشيء، لأنهم أفسدوها بهذا التطعيس كما يسمونه، وهذا العبث الفاسد.
فاتقوا الله عباد الله، لاحظوا أولادكم لا تضيعوهم فهذه جرائم واضحة من آثار التربية السيئة، وتظهر علانية للنَّاس، الكفار والله لاحظنا الكفار في ديارهم يربون أولادهم؛ لكنهم يربونهم التربية الدنيوية، يربونهم يضبطونهم، ما تلاحظ شيء مع كثرة أولادهم ما تلاحظ أحد يعبث في الشارع، في السيارة، في أي مكان وهم كفار، فكيف المسلمون يكون بهذه الصورة السيئة؟
فاتقوا الله عباد الله، لاحظوا أولادكم واعتنوا بهم، واعلموا أنهم فتنة لكم تصلحونهم أو تفسدونهم، وأنكم مسئولون أمام الله عنهم، فإذا صلحوا صاروا قرة عين لوالديهم حتى في الجنَّة، قال الله سبحانه: (وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ)، قال المفسرون: إن الولد إذا كان في الجنَّة هو وأبوه، وأبوه أعلى منزلة منه فإن الله يرفع الولد إلى درجة أبيه من أجل أن يأنس به وتقر عينه به، فيكون قرة لعين والده في الدنيا وفي الآخرة، قرة أعين.
Sumber:
https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/14450
Diterjemahkan oleh:
Abu Dzayyal Muhammad Wafi