Bab Ke-14: Beristighotsah dan Berdoa kepada Selain Allah adalah Kesyirikan (Bag.2)
KAJIAN KITABUT TAUHID (Bag ke-52)
Dalil Pertama
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ (106) وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (107)
Dan janganlah engkau berdoa kepada selain Allah yang tidak bisa memberikan manfaat atau mudharat (kerugian/bahaya) kepadamu. Jika engkau melakukan hal itu niscaya engkau termasuk orang-orang yang dzhalim (musyrik). Dan jika Allah menimpakan kemudharatan (musibah) kepadamu maka tidak ada yang bisa menghilangkannya kecuali Dia. Dan jia Dia menginginkan kebaikan untukmu, tidak ada yang bisa menolak karuniaNya. Dia menimpakan hal itu (manfaat atau kemudharatan) kepada hamba-hamba yang dikehendakiNya. Dan Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Q.S Yunus: 106-107)
Baca bagian sebelumnya: Bab Ke-14: Beristighotsah dan Berdoa kepada Selain Allah adalah Kesyirikan (Bag.1)
Penjelasan Dalil Pertama
Dalam ayat ini Allah menjelaskan larangan untuk berdoa kepada selain Allah. Karena selain Allah tidak ada yang bisa memberi manfaat (kenikmatan, rezeki, kesehatan, dsb) serta tidak juga bisa menghindarkan orang yang berdoa kepadanya dari kemudaratan (bencana, penyakit, kesulitan, dsb). Jika seandainya seseorang berdoa kepada selain Allah, niscaya ia akan termasuk orang yang dzhalim. Dzhalim dalam ayat ini artinya adalah kesyirikan, sebagaimana dalam firman Allah:
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya kesyirikan adalah kedzhaliman yang sangat besar (bahkan paling besar) (Q.S Luqman: 13)
Barangsiapa yang menyampaikan permohonannya (dalam doa) kepada Nabi atau orang sholih yang sudah meninggal dunia, maka ia termasuk dalam ancaman ayat ini, yaitu termasuk orang yang dzhalim (musyrik).
Jika Allah menimpakan kemudaratan kepadamu, tidak akan ada suatu kekuatanpun yang bisa menghindarkannya. Sebaliknya, jika Allah akan memberikan suatu manfaat kepadamu, juga tidak akan ada yang bisa mencegahnya.
Salah satu potongan kalimat dzikir setelah shalat yang diajarkan Nabi adalah:
اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ
Ya Allah tidak ada yang bisa mencegah apa yang Engkau beri dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau cegah (H.R al-Bukhari dan Muslim dari al-Mughiroh bin Syu’bah)
Baca juga: Dalil-Dalil Bacaan Dzikir Setelah Shalat
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mengajarkan suatu akidah kepada sepupunya, Abdullah bin Abbas yang saat itu masih kecil:
وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ
Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu manfaat (keuntungan), maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu (H.R atTirmidzi dan Ahmad, dishahihkan al-Albaniy)
Penulis:
Abu Utsman Kharisman