Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Hukum Seorang Wanita Menginap di Rumah Saudarinya yang Telah Menikah

Pertanyaan:

Saudari kami dari Yordania (berinisial mim-shod-‘ain) bertanya: Apakah boleh tidur di rumah saudarinya (adiknya), jika suami saudarinya itu adalah putra dari bibinya? Saya tidur bersama adik saya itu dan anak-anaknya di suatu kamar. Apakah hal itu boleh atau tidak?

Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah:

Hal itu tidak mengapa jika tidak mengandung bahaya.

Adapun jika ada bahaya, misalkan suami saudarimu adalah seorang yang tertuduh (berbuat keji) atau kalian mengkhawatirkan kejahatannya, janganlah bermalam di rumah mereka. Jangan pula duduk bersama mereka.

Adapun jika tempatnya aman, tidak mengapa engkau menginap di rumah saudarimu di suatu kamar sendirian tidak ber-khalwat (berduaan dengan selain mahram, pent) atau bersama anak-anak saudarimu, jika hal itu diperlukan.


baca juga:


Lafadz Asli dalam Bahasa Arab:

السؤال: تقول أختنا (م. ص. ع) من الأردن، هل يجوز النوم في بيت أختي إن كان زوجها ابن خالتي، وأنا مع صغار أختي في غرفة لوحدنا أنا وأولاد أختي، هل يجوز ذلك أو لا؟
الجواب: لا حرج في ذلك إذا لم يكن في ذلك خطر، أما إذا كان هناك خطر بأن زوج أختك متهم أو تخشين منه الشر فلا تبيتي عندهم ولا تجلسي عندهم، أما إذا كان المحل آمناً فلا حرج أن تبيتي في بيت أختك في غرفة وحدك بلا خلوة أو مع أولادها إذا دعت الحاجة إلى ذلك. نعم

 

Sumber:
https://binbaz.org.sa/fatwas/10967/حكم-مبيت-المراة-في-بيت-زوج-اختها

Penerjemah:
Abu Utsman Kharisman

 

Tinggalkan Balasan