Khotbah Jumat: Bahaya Kesyirikan
Khotbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ :يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ), وَقَالَ الله عَزَّ جَلَّ: (وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا) وَقَالَ الله عَزَّ جَلَّ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا () يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ()}. أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّار
Saudaraku kaum muslimin rahimakumullah…
Allah Ta’ala berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Beribadahlah hanya kepada Allah, dan janganlah berbuat kesyirikan dalam ibadah itu dengan suatu apapun. (Q.S anNisaa’ ayat 36)
Kita harus mentauhidkan Allah dalam ibadah kita. Namun, kita tidak bisa mentauhidkan Allah secara benar, jika kita tidak menjauhi kesyirikan. Karena itu kita harus mengetahui bentuk-bentuk kesyirikan untuk kita jauhi.
Di antara bentuk kesyirikan yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islam adalah berdoa kepada selain Allah
Allah melarang kita untuk berdoa kepada siapapun yang tidak mampu memberikan manfaat ataupun menolak kemudharatan. Tidak ada yang bisa memberikan manfaat dan menolak kemudharatan kecuali hanya Allah Ta’ala semata.
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan janganlah kamu berdoa kepada selain Allah segala sesuatu yang tidak bisa memberikan manfaat maupun memudharatkanmu. Jika engkau melakukan hal itu, maka sungguh engkau termasuk orang yang dzhalim (berbuat kesyirikan). (Q.S Yunus: 106)
Semua makhluk tidak ada yang bisa memberikan manfaat maupun menolak kemudharatan. Bahkan sekalipun makhluk yang paling mulia di sisi Allah, Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam. Beliau tidak mampu memberikan manfaat maupun menolak kemudharatan.
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ
Katakanlah: Aku tidak memiliki kemampuan (menolak) kemudharatan pada diriku, tidak pula (mendatangkan) kemanfaatan kecuali sesuai yang dikehendaki Allah. (Q.S Yunus: 49)
قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا
Katakanlah: Sesungguhnya aku tidak memiliki (kemampuan memberikan kemudharatan) bagi kalian maupun petunjuk. (Q.S al-Jin: 21)
Di antara bentuk kesyirikan adalah menyembelih binatang, mengalirkan darah sebagai bentuk pengagungan, kepada selain Allah
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ
Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah. (H.R Muslim dari Ali bin Abi Tholib)
Bentuk kesyirikan yang lain adalah memakai jimat untuk keselamatan, penglaris usaha, mendapatkan jodoh, atau berbagai tujuan lainnya.
Memakai jimat adalah salah satu kesyirikan yang dilarang oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam.
Dalam hadits Uqbah bin Amir radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah shollallahu alaihi wasallam pernah didatangi oleh 10 orang yang ingin berbaiat dalam Islam kepada beliau. Nabi pun membaiat 9 orang, dan membiarkan 1 orang. Ketika beliau ditanya: Nabi menjelaskan bahwa beliau tidak membaiat 1 orang itu karena dia memakai jimat. Maka orang tersebut kemudian memotong dan membuang jimatnya, hingga kemudian Nabi pun membaiatnya. Selanjutnya Nabi bersabda:
مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
Barangsiapa yang menggantungkan jimat maka sungguh ia telah berbuat kesyirikan. (H.R Ahmad, dishahihkan oleh al-Hakim dan Syaikh al-Albaniy)
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…
Kesyirikan yang lain adalah tathoyyur.
Tathoyyur atau thiyaroh adalah merasa sial terhadap tanda-tanda/kejadian yang dilihat, didengar, atau dialami, padahal tanda-tanda itu bukanlah penyebab yang dibenarkan secara syar’i ataupun qodariy. Bukan hubungan sebab akibat langsung yang dibenarkan secara ilmiah.
Misalkan, pada seseorang sedang berjalan dengan kendaraan, tiba-tiba di depannya melintas seekor kucing hitam. Kejadian itu menyebabkan orang tersebut mengurungkan niatnya untuk meneruskan perjalanan, karena menganggap bahwa jika ia teruskan perjalanan, ia akan mendapatkan kesialan. Ini adalah tathoyyur yang merupakan kesyirikan.
Contoh yang lain adalah anggapan sial dengan tanggal kelahiran tertentu, atau pelaksanaan pernikahan atau pindah rumah terkait hari tertentu. Atau bentuk rumah tertentu, yang tidak ada kaitan sebab akibat langsung secara ilmiah. Anggapan-anggapan sial yang tidak berdasarkan sebab akibat langsung secara syar’i maupun qodariy adalah bagian dari kesyirikan.
Nabi shollallahu alaihi wasallam menjelaskan bahwa tathoyyur atau thiyaroh semacam itu adalah kesyirikan, harus dilawan dengan perasaan tawakkal kepada Allah.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلَاثًا وَمَا مِنَّا إِلَّا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam beliau bersabda: Tathoyyur adalah kesyirikan, tathoyyur adalah kesyirikan, beliau mengucapkannya 3 kali. Tidaklah hal itu ada pada kami kecuali Allah telah menggantikannya dengan tawakkal. (H.R Abu Dawud, Ibnu Majah, dishahihkan Ibnu Hibban dan al-Albaniy)
باَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ الْبَيَانِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Silakan baca serial artikel tentang bahaya kesyirikan berikut ini:
- Bahaya Kesyirikan dan Pengaruhnya yang Sangat Buruk Bagi Seseorang (Bagian Pertama)
- Bahaya Kesyirikan dan Pengaruhnya yang Sangat Buruk Bagi Seseorang (Bagian Ke-2)
- Bahaya Kesyirikan dan Pengaruhnya yang Sangat Buruk Bagi Seseorang (Bagian Ke-3)
- Bahaya Kesyirikan dan Pengaruhnya yang Sangat Buruk Bagi Seseorang (Bagian Ke-4)
- Bahaya Kesyirikan dan Pengaruhnya yang Sangat Buruk Bagi Seseorang (Bagian Ke-5)
Khotbah Kedua
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
قَاَلَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيم
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…
Termasuk kesyirikan yang lain adalah mendatangi tukang ramal yang mengaku mengetahui hal yang ghaib.
Seperti ketika kehilangan barang, apakah motor atau selainnya, kemudian mendatangi orang yang dianggap bisa meramal dan dia menyatakan bahwa barang yang hilang itu berada di suatu tempat dengan ciri-ciri tertentu. Mendatangi tukang ramal semacam itu adalah kesyirikan.
Seseorang yang datang sekedar bertanya kepada tukang ramal, yang disebut sebagai ‘Arraaf, terancam sholatnya tidak diterima selama 40 malam.
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Barangsiapa yang mendatangi ‘Arraaf (tukang ramal), kemudian bertanya kepadanya tentang sesuatu, tidak akan diterima sholatnya 40 malam. (H.R Muslim)
Kesyirikan yang lain adalah meminta bantuan kepada Jin.
Allah Ta’ala berfirman:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
Dan pada hari Allah mengumpulkan mereka seluruhnya. Allah berfirman: Wahai sekalian Jin, sungguh kalian telah banyak (menyesatkan) manusia. Manusia yang menjadi teman-teman Jin itu mengatakan: Wahai Tuhan kami, kami saling memberi manfaat satu sama lain. Dan telah sampai ajal yang telah Engkau tetapkan untuk kami. Allah berfirman: anNaar (Neraka) untuk kalian. Kalian kekal di dalamnya kecuali sesuai dengan kehendak Allah. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui (Q.S al-An’aam: 128)
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah menyatakan:
وَمَا كَانَ اسْتِمْتَاعُ بَعْضِهِمْ بِبَعْضٍ إِلا أَنَّ الْجِنَّ أَمَرَتْ وَعَمِلَتِ الإِنْسُ
Sikap saling memberi manfaat (Jin dengan manusia) itu adalah: Jin memerintahkan, dan manusia mengamalkannya. (Diriwayatkan Ibn Abi Hatim dalam tafsirnya dengan sanad yang shahih sampai al-Hasan al-Bashri)
Di antara bentuk kesyirikan yang lain adalah bersumpah dengan selain Allah.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ
Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah berbuat syirik. (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, dari Ibnu Umar)
Salah satu bentuk kesyirikan adalah mensejajarkan Allah dengan makhluk.
Allah Ta’ala berfirman:
تَاللَّهِ إِنْ كُنَّا لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ (97) إِذْ نُسَوِّيكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ (98)
Demi Allah, kami dulu benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata. Karena kami menyejajarkan kalian dengan Rabb semesta alam. (Q.S asy-Syu’araa’ ayat 97-98)
Nabi shollallahu alaihi wasallam pernah sangat marah, ketika ada seseorang mensejajarkan Nabi dengan Allah dalam suatu kalimat. Dalam suatu ucapan. Orang itu mengatakan: Ini terjadi atas kehendak Allah dan anda, wahai Rasulullah. Mendengar hal itu, Nabi marah dan bersabda:
أَجَعَلْتَنِيْ ِللهِ نِدًّا قُلْ مَا شَاءَ اللهُ وَحْدَهُ
Apakah engkau akan menjadikan aku sebagai tandingan bagi Allah!!! Cukup katakan: ‘Sesuai dengan apa yang Allah kehendaki saja!’ (H.R anNasaai, Ibnu Majah, dishahihkan al-Hakim, adz-Dzahabiy, dan Syaikh al-Albaniy)
Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’ala senantiasa memberikan rahmat, taufiq, pertolongan, dan ampunan kepada segenap kaum muslimin.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا… اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا… اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا…
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ ,”إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Disampaikan oleh:
Abu Utsman Kharisman