Makna Dua Kalimat Syahadat
Naskah Khotbah Jumat yang Disampaikan oleh Abu Utsman Kharisman
Khotbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…
Untuk menjadi seorang muslim, dua kalimat syahadat haruslah diucapkan dan dijalankan konsekuensinya. Dua kalimat syahadat adalah persaksian yang kuat yang akan dimintakan pertanggungjawaban di akhirat.
Dua kalimat syahadat itu, jika diucapkan dengan sesungguhnya dan dijalankan kandungannya sebenar-benarnya, akan menyelamatkan seseorang dari api Neraka. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ النَّارَ
Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, Allah akan mengharamkan Neraka untuknya (H.R Muslim dari Ubadah bin as-Shomit)
Pada khotbah Jumat kali ini, insyaallah kita akan mengkaji makna dua kalimat syahadat. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan taufiq dan pertolonganNya kepada kita semua.
Persaksian yang pertama adalah ungkapan kita:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah
Dalam persaksian ini kita meyakini bahwa seluruh peribadatan kepada selain Allah adalah batil. Peribadatan yang benar hanyalah yang dipersembahkan untuk Allah semata.
ذلِكَ بِأَنَّ اللهَ هُوَ اْلحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهِ هُوَ اْلبَاطِلُ
Yang demikian itu adalah karena hanya Allahlah satu-satunya (sesembahan) yang haq, adapun yang mereka sembah selainNya adalah batil (Q.S AlHajj: 62)
Segala macam bentuk ibadah tidak boleh dipersembahkan untuk selain Allah. Jangan berdoa kepada selain Allah karena doa adalah ibadah, hanya hak Allah semata.
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْر قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ الدَّعَاءُ هُوَ اْلعِبَادَةُ ثُمَّ قَرَأَ وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
Dari Sahabat an-Nu’maan bin Basyiir -semoga Allah meridhainya- beliau berkata: ‘Saya mendengar Nabi Shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Doa adalah ibadah”. Kemudian beliau membaca ayat (Q.S Ghaafir /al -Mu’min: 60) (yang artinya): “Dan Tuhan kalian telah berkata: Berdoalah kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan. Sesungguhnya orang- orang yang sombong (tidak mau) beribadah kepadaKu, akan Aku masukkan ke dalam Jahannam dalam keadaan hina” (H.R Ahmad, Ibnu Majah, Abu Dawud, AtTirmidzi,dan beliau menyatakan bahwa hadits ini hasan shohih, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albaany)
Jangan pula berdoa menjadikan selain Allah sebagai perantara dalam permintaan doa kita. Kaum musyrikin yang didakwahi oleh Rasulullah shollallahu alaihi wasallam itu menjadikan berhala-berhala yang mereka sembah sebagai perantara agar semakin mendekatkan mereka kepada Allah. Demikian Allah abadikan pengakuan mereka dalam alQuran:
وَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوا مِنْ دُوْنِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلاَّ لِيُقَرِّبُوْنَا إِلَى اللهِ زُلْفَى
Dan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai wali-wali (penolong), (mereka mengatakan): ‘kami tidaklah menyembah mereka kecuali supaya mendekatkan diri kami kepada Allah’ (Q.S AzZumar: 3)
Konsekuensi dari syahadat yang pertama ini adalah jangan beribadah kecuali hanya kepada Allah. Segala macam ibadah baik lahir maupun batin tidak boleh dipersembahkan kecuali hanya untuk Allah. Apapun ibadah itu baik ucapan, perbuatan, ataupun yang ada dalam hati.
Ibadah lahiriah, seperti sholat, baca Quran, haji, dan semisalnya. Hanya bisa dipersembahkan untuk Allah. Termasuk juga tidak diperbolehkan mempersembahkan penyembelihan binatang sebagai bentuk pengagungan, kecuali hanya untuk Allah. Seperti ibadah penyembelihan binatang kurban, atau aqiqoh, dipersembahkan hanya untuk Allah.
Ibadah hati seperti tawakkal, takut dalam bentuk ibadah, berharap dalam bentuk ibadah, bertaubat dan memohon ampunan, hanya dipersembahkan untuk Allah. Tidak boleh dibagi dengan yang lainnya.
Jangan meminta pertolongan untuk hal-hal yang merupakan kekhususan Allah. Seperti meminta kesembuhan dari penyakit, keselamatan dari api Neraka, mendapatkan jodoh yang sholih atau sholihah, mendapatkan anugerah anak, dan semisalnya. Permintaan semacam ini hanya Allah saja yang mampu memberikannya, tidak boleh seseorang meminta hal-hal semacam itu kepada selain Allah.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan taufiq kepada kita agar bisa memurnikan ibadah kita hanya untuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata.
باَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ الْبَيَانِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca Juga:
Syafa’at, Syarat-Syarat dan Siapa yang Akan Mendapatkannya (2)
Khotbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا.
قال الله تعالى : يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
Saudaraku kaum muslimin rahimakumullah…
Kalimat syahadat yang kedua adalah persaksian bahwa Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam adalah Rasul atau utusan Allah. Dalam sebagian hadits, disebutkan lafadz kalimat syahadat yang lebih lengkap adalah persaksian bahwa Muhammad shollallahu alaihi wasallam adalah hamba dan utusan Allah.
Seperti dalam doa setelah selesai wudhu’, barangsiapa yang mengucapkan dua kalimat syahadat, setelah berwudhu secara sempurna, akan dibukakan 8 pintu Surga. Dipersilakan kepadanya untuk memasuki Surga melalui pintu mana saja yang dikehendakinya. Dua kalimat syahadat dalam doa setelah selesai wudhu itu adalah ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WA ANNA MUHAMMADAN ABDULLAAHI WA ROSUULUH (Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya).
Dalam sebuah hadits, Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ
Dari Umar -radliyallaahu ‘anhu- beliau berkata: Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tidaklah seseorang berwudhu’ dan menyempurnakan wudhu’nya, kemudian berdoa:“Asy-hadu an laa ilaaha illallaah wa anna muhammadan abdullahi wa rosuuluh“ kecuali akan dibukakan untuknya pintu surga yang delapan, dan ia bisa masuk melalui pintu mana saja yang dikehendakinya (H.R Muslim)
Dalam persaksian ini kita meyakini bahwa Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam adalah hamba Allah. Karena itu beliau tidak boleh dituhankan. Beliau tidak boleh disembah. Beliau tidak memiliki sifat-sifat Uluhiyyah maupun Rububiyyah.
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا . قُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا
Katakanlah (wahai Muhammad): Sesungguhnya aku tidak mampu menolak kemudharatan terhadap kalian, tidak pula mampu memberikan kebaikan apapun kepada kalian (jika Allah tidak menghendakinya). Katakanlah (wahai Muhammad): Sesungguhnya (jika aku bermaksiat kepada Allah) tidak ada siapapun yang bisa melindungi aku dari adzab Allah. Aku tidak bisa mendapatkan siapapun selain Dia (Allah) sebagai pelindung (Q.S al-Jin ayat 21-22)
Kita tidak boleh menjadikan Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam sebagai tandingan bagi Allah.
فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
…maka janganlah kalian menjadikan tandingan bagi Allah jika kalian mengetahuinya (Q.S al-Baqoroh ayat 22)
Kita juga bersaksi bahwasanya beliau adalah Rasul atau utusan Allah. Karena itu, janganlah mendustakan beliau. Jika kita bersaksi bahwa beliau adalah Rasul, benarkanlah setiap berita yang beliau sampaikan dalam hadits-hadits yang shahih. Janganlah ditolak meski tidak terjangkau oleh akal kita yang terbatas. Jangan menuruti perasaan hawa nafsu kita untuk menolak khabar atau perintah dari beliau. Taatilah perintah beliau dan jauhilah larangan beliau. Jangan beribadah kepada Allah kecuali dengan syariat yang beliau ajarkan kepada kita.
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita bisa merealisasikan dua kalimat syahadat yang kita ikrarkan secara benar sesuai dengan yang diridhai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَنَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ تَقْضِيهِ لَنَا خَيْرًا
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ ,”إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ