Waktu Pelaksanaan Puasa Syawwal, antara yang Dibolehkan dan yang Lebih Utama
Pertanyaan:
Sebagian orang, wahai Syaikh yang kami hormati, memilih untuk mengakhirkan pelaksanaan puasa 6 hari di bulan Syawwal, hingga bisa bertepatan dengan “hari-hari putih” ( أيام البيض tanggal 13, 14 & 15 qomariyyah -pent.), atau (bertepatan dengan) hari Senin dan Kamis.
Manakah yang lebih utama,
– bersambung secara berurutan,
ataukah
– menundanya (sehingga bertepatan dengan waktu-waktu tersebut) ?
Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah:
Penunaian bersambung secara urut tentu lebih utama. Karena cara ini menyambungkan dengan Ramadhan seperti (sholat) rowatib secara sempurna.
Sehingga keadaan seseorang menunaikannya langsung dimulai setelah iedul fithri sejak hari kedua bulan Syawwal dan menyambungnya, cara ini lebih utama, tanpa keraguan pada hal ini.
Namun jika dia meniatkan bersamaan dengan melakukan puasa 6 hari tersebut bertepatan dengan “hari-hari putih” telah tercukupi juga. Karena dia telah benar-benar menerapkan puasa (setidaknya) tiga hari dalam sebulan.
Kemudian (jika ternyata) pada hari-hari pelaksanaanya itu juga bertepatan dengan hari Senin dan Kamis (keduanya), atau (salah satu dari) hari Kamis atau Senin, tentu saja bisa terjadi. Yang demikian (diharapkan) dapat diraih tergabungkannya 2 pahala sekaligus.
=====================
السؤال:
بعض الناس يا فضيلة الشيخ يؤخرون صيام ست أيام من شوال إلى أيام البيض أو الإثنين والخميس فأيهما أفضل: التتابع أم تأخيرها؟
الجواب:
التتابع أفضل؛ لأن هذه تابعة لرمضان كالراتبة تماماً، فكونه يبدأ بها من حين أن يفطر في اليوم الثاني من شوال ويتابع أفضل؛ لا شك في هذا، ثم إنه إذا نوى بهذه الأيام الستة أنها عن أيام البيض كفاه؛ لأنه يصدق عليه أنه صام ثلاثة أيام من كل شهر، ثم إن هذه الأيام سوف يمر عليه فيها يوم الإثنين ويوم الخميس، أو يوم الخميس أو يوم الإثنين لا بد من هذا فيحصل له الأجران جميعاً.
________
Klik untuk menuju sumber fatwa
▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️
Artikel terkait:
Fatwa Syaikh Bin Baz Tentang Vaksin bagi Orang yang Berpuasa
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
✒ Dialihbahasakan oleh Abu Abdirrohman Sofian