Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Pertanyaan:

Meletakkan bunga di atas kuburan, terlebih saat Ied, apakah itu diperbolehkan?

Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah:

Tidak boleh dan tidak disyariatkan. Janganlah meletakkan sesuatu di atas kubur, baik bunga atau selainnya. Nabi shollallahu alaihi wasallam meletakkan 2 pelepah kurma di atas dua kubur yang diadzab. Allah memberitahukan kepada Nabi-Nya bahwa kedua penghuni kubur itu diadzab, sehingga Nabi kemudian meletakkan 2 pelepah kurma. Beliau bersabda: “Semoga siksaan untuk keduanya diringankan selama kedua pelepah kurma ini belum kering”. Namun Nabi tidak memerintahkan meletakkan pelepah kurma di kuburan lainnya.

Beliau hanya meletakkan pelepah kurma itu pada 2 kubur yang ditampakkan kepada beliau adzab bagi penghuninya. Nabi bersabda: “Adapun seorang dari keduanya, dulu tidak menjaga dirinya dari percikan kencing. Sedangkan satu orang yang lain, dia suka melakukan namimah (mengadudomba antar manusia). Ini menunjukkan kepada kita bahayanya sikap tidak menjaga diri dari percikan kencing dan besarnya bahaya namimah.”

Semoga Allah memberikan kepada kita al-Afiyah (keselamatan).


Artikel menarik lainnya:

Penjelasan Syaikh Bin Baz Seputar Shalat Ied: Tempat Pelaksanaan dan Bagaimana Jika Terlambat

Zakat Fithri

Namimah, Salah Satu Jenis Perbuatan yang Semakna dengan Sihir


Maka wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk memperhatikan kesucian. Bersemangat untuk menjaga (membersihkan) kencing yang menempel pada badan, pakaian, dan tempat shalat. Demikian juga, setiap muslim dan muslimah harus menghindar dari namimah dan ghibah.

Ghibah adalah engkau menyebutkan tentang saudaramu sesuatu yang dia benci. Misalkan engkau menggunjing dia dengan mengatakan: Fulan bakhil, fulan demikian….fulanah demikian….kamu sebutkan sesuatu yang dia benci.

Sedangkan namimah adalah menukil ucapan buruk dari fulan pada fulan. Misalkan fulan berkata: padamu ada sifat begini…sedangkan fulan (yang lain) berkata: padamu ada sifat begini…Ini adalah namimah yang termasuk dosa besar dan merupakan penyebab kebencian dan permusuhan antar kaum muslimin. Wajib menjauhinya.

Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ

Tidak akan masuk surga orang yang suka melakukan namimah. (H.R al-Bukhari dan Muslim, lafadz sesuai riwayat Muslim)

Ketika Nabi ditanya tentang ghibah, Nabi menjelaskan:

ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ

Engkau sebutkan tentang keadaan saudaramu sesuatu yang dia benci. (H.R Muslim)

Ada Sahabat yang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana jika apa yang aku sebutkan tentang saudaraku itu memang benar-benar ada pada dia? Nabi bersabda: “Jika itu benar ada pada dia, engkau telah berbuat ghibah terhadapnya. Jika itu tidak ada pada dia, engkau telah menuduhnya dengan tuduhan dusta (buhtan)”. (H.R Muslim)

Allah Yang Maha Suci berfirman:

وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا

dan janganlah kalian melakukan ghibah (satu sama lain). (Q.S al-Hujurat ayat 12)

Allah Yang Maha Suci berfirman:

وَلا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ () هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ

Dan janganlah engkau mentaati setiap orang yang suka bersumpah (pendusta) lagi hina. Yang dia suka berghibah dan melakukan namimah (Q.S al-Qolam ayat 10-11)

Kita meminta kepada Allah afiyat (keselamatan) untuk kaum muslimin.

Penerjemah: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan