Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Pertanyaan:

Sekelompok orang pergi dalam suatu perjalanan yang jaraknya lebih dari 150 km. Mereka melakukan shalat maghrib. Setelah selesai shalat maghrib, makmum berkata kepada imam: Mari kita lakukan jamak shalat (dengan Isya, pent). Setelah bermusyawarah, mereka bangkit lagi melakukan shalat jamak. Setelah selesai shalat, salah seorang dari mereka berkata bahwa imam tidaklah berniat jamak sebelumnya sehingga mereka harus mengulang shalat, melakukan shalat masing-masing pada waktunya. Bagaimana pendapat anda dalam masalah ini?

Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah:

Pendapat yang benar adalah bahwa jika didapati penyebab untuk melakukan shalat jamak, apakah itu safar, sakit, hujan, atau sebab lain yang membolehkan jamak, maka jamak boleh dilakukan. Sama saja apakah berniat (untuk jamak) itu sebelum shalat (yang pertama) ataupun setelah shalat (yang pertama). Atas dasar ini, perbuatan para ikhwah tersebut sudah benar. Mereka tidaklah dihalangi (melakukan hal itu) selama mereka masih dalam safar (perjalanan) jauh.

(Liqa’ al-Baab al-Maftuh (2/32))


Artikel terkait:

Pendapat Sahabat Nabi Ibnu Abbas Tentang Jarak Minimum Safar

??Naskah Asli Fatwa dalam Bahasa Arab:

السؤال
ذهب أناس رحلة، والمسافة أكثر من (150كم)، فصلَّوا صلاة المغرب، وبعد أن صلوا المغرب قالوا للإمام: اجمع بنا، وبعد المشاورة قاموا فجمعوا، فلما انتهت الصلاة قال أحدهم: ما كانت نية الإمام الجمع فلا بد أن تعيدوا الصلاة، أو أن تصلوها في وقتها، فما قولكم في المسألة؟

الجواب
الصحيح أنه إذا وجد سبب الجمع سواء في سفر، أو مرض، أو مطر، أو غير ذلك من الأسباب التي تبيح الجمع فإن الجمع جائز سواء نواه قبل الصلاة أو بعد الصلاة، وعلى هذا ففِعل هؤلاء الإخوة جائز، ولا يُعْتَرَض عليهم ما داموا في سفر بعيد

Penerjemah: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan