Bolehkah Seorang Wanita Mengoreksi Bacaan Imam dalam Shalat Berjamaah?
Pertanyaan:
Jika seorang wanita shalat di belakang para lelaki, kemudian Imam membuat kesalahan dalam membaca Al-Qur’an dan tidak memperbaikinya, sementara wanita mengetahui kesalahan tersebut, apakah dia boleh mengoreksi Imam?
Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah:
Jika kesalahan terjadi dalam membaca Al-Fatihah, maka wajib bagi wanita untuk mengoreksi Imam, karena jika ada kesalahan dalam membaca Al-Fatihah, shalatnya tidak sah. Namun, jika kesalahan terjadi dalam bacaan selain Al-Fatihah, dan para lelaki yang menjadi makmumnya adalah orang-orang yang dia kenal, dan tidak ada hambatan bagi wanita untuk berbicara di hadapan mereka, maka dia boleh mengoreksi Imam tanpa masalah. Ini karena suara wanita bukanlah aurat. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
فَلَا تَخضَعنَ بِٱلقَولِ فَيَطمَعَ ٱلَّذِي فِي قَلبِهِ مَرَض
Maka janganlah kalian tunduk (melemah-lembutkan) suara dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya (QS. Al-Ahzab Ayat 32)
Oleh karena itu, larangan untuk melemahlembutkan suara dalam berbicara (pada lelaki yang bukan mahram, pen) merupakan dalil bahwa berbicara adalah diperbolehkan. (Suara bukanlah aurat bagi wanita, pen).
Sumber: Liqo’ al-Baab al-Maftuh [13]
Transkrip Fatwa dalam Bahasa Arab
حكم تصويب المرأة قراءة الإمام في الصلاة
السؤال: لو صلت امرأة خلف الرجال، ثم أخطأ الإمام في قراءة القرآن، ولم يصوب، والمرأة تعرف ذلك، هل تصوب له؟
الجواب: إذا كان هذا في الفاتحة، فإنه يجب أن تصوب له؛ لأنه لو أخل بالفاتحة، فصلاته غير صحيحة، أما إذا كان في غير الفاتحة، وكان الرجال من معارفها، ولا يستغرب أن تتكلم عندهم، فإنها تفتح عليه، ولا حرج؛ لأن صوت المرأة ليس بعورة، والدليل على أنه ليس بعورة قوله -تعالى-: ﴿فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ﴾ [الأحزاب:32] فالنهي عن الخضوع بالقول دليل على جواز القول
المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح [13]
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman