Sel 21 Syawal 1445AH 30-4-2024AD

Apakah Seorang Muadzin Juga Membaca Doa Setelah Adzan?

Pertanyaan:

Apakah muadzin jika selesai dari adzannya mengucapkan doa yang disunnahkan setelah adzan?

Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah:

Secara dzhahir menunjukkan bahwa muadzin juga membaca doa itu. Karena doa tersebut tidak didapatkan semisalnya dalam adzan. Namun, seorang muadzin tidak perlu menjawab seruan dirinya sendiri.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh sebagian Ulama. Sebagian Ulama berkata: Seorang muadzin hendaknya menjawab seruan dirinya sendiri. Jika ia mengucapkan: Allahu Akbar dengan suara keras, kemudian ia berkata dalam dirinya: Allahu Akbar. Sehingga takbirnya total berjumlah delapan. Sekali yang merupakan kumandang adzan asal dan sekali sebagai ikutan. Demikian juga ucapan persaksian. Ketika ia telah mengucapkan: Asyhadu An Laa Ilaaha Illallaah, ia ucapkan juga dengan lisannya: Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah. Sehingga atas dasar ini, ucapan adzan seluruhnya berulang. Sekali sebagai kumandang adzan asal, dan sekali sebagai ikutan. Namun pendapat ini adalah pendapat yang lemah.

Karena Rasul shallallahu alaihi wasallam bersabda (yang artinya) : Jika kalian mendengar suara muadzin, ucapkanlah…

Nabi menjadikan orang yang mendengar adzan sebagai pihak tertentu, dan yang mengumandangkan adzan sebagai pihak yang lain.

Adapun dzikir, jika muadzin tidak mengucapkannya saat adzan, hendaknya ia ucapkan setelah adzan. Sebagaimana yang diucapkan oleh orang lain (yang mendengar adzan dan tidak mengumandangkannya). Pendapat yang benar adalah bahwa doa setelah adzan (hendaknya dibaca) oleh muadzin maupun yang mendengar adzan.


Sumber: Liqo’ al-Baab al-Maftuh kaset nomor 102

Transkrip Fatwa dalam Bahasa Arab

السؤال

هل المؤذن إذا انتهى من الأذان يقول الدعاء المأثور بعد الأذان؟

الجواب

الظاهر أنه يقول؛ لأن هذا الدعاء لا يوجد مثله في الأذان, ولكنه لا يجيب نفسه, كما ادعى ذلك بعض العلماء, بعض العلماء يقول: إن المؤذن يجيب نفسه, فإذا قال: الله أكبر بصوت مرتفع, قال في نفسه: الله أكبر, فيكون التكبير ثمان، مرة في الأصل ومرة في التبعية, وكذلك التشهد إذا قال: أشهد أن لا إله إلا الله يقول بلسانه أشهد أن لا إله الله، وعلى هذا يكون الأذان كله مكرر, مرة بالأصالة، ومرة بالتبعية, ولكن هذا القول ضعيف؛ لأن الرسول صلى الله عليه وسلم قال: «إذا سمعتم المؤذن فقولوا..»فجعل السامع شيئاً، والمؤذن شيئاً آخر. أما الذكر فلما كان المؤذن لا يقوله في حال الأذان فليقله بعد الأذان كما يقوله الآخرون. فالصواب: أن الدعاء بعد الأذان, يشمل المؤذن والسامع

المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح [102]

Penerjemah: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan