Kam 1 Jumadil awal 1447AH 23-10-2025AD

Cintai Rasul Karena Allah Bukan Sebagai Tandingan Bagi Allah

Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:

Kecintaan kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam di sini (seharusnya) mengikuti kecintaan kepada Allah, tumbuhnya pun berasal dari kecintaan kepada Allah -Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi-. Seseorang mencintai Rasul sesuai kadar kecintaannya kepada Allah. Semakin besar kecintaannya kepada Allah, semakin besar pula kecintaannya terhadap Rasul shollallahu alaihi wasallam.

Namun, yang disayangkan adalah sebagian orang mencintai Rasul (sebagai tandingan bersamaan dengan kecintaan kepada) Allah. Bukan mencintai Rasul karena Allah.

Perhatikanlah perbedaan ini. Mencintai Rasul sebagai tandingan bersama Allah, bukan mencintai Rasul karena Allah.

Bagaimana keadaan yang demikian itu? Anda dapati orang itu mencintai Rasul lebih banyak dibandingkan kecintaannya kepada Allah. Ini adalah bagian dari kesyirikan.

(Semestinya) anda mencintai Rasul karena Allah, karena beliau adalah utusan Allah. Kecintaan yang asal dan induknya adalah kecintaan kepada Allah Azza Wa Jalla. Namun orang-orang yang bersikap melampaui batas terhadap Rasul shollallahu alaihi wasallam, mencintai Rasul sebagai tandingan bagi Allah, bukan mencintai beliau karena Allah. Artinya mereka menjadikan beliau sebagai sekutu bagi Allah dalam kecintaan. Bahkan lebih besar dibandingkan kecintaan kepada Allah. Anda dapati jika ia disebut (nama) Rasul shollallahu alaihi wasallam, merinding kulit tubuhnya karena begitu cinta dan mengagungkan. Namun, jika disebut (Nama) Allah, dingin saja, tidak terpengaruh.

Apakah kecintaan yang demikian ini bermanfaat bagi seseorang? (Jawabannya adalah) tidak. Ini adalah kecintaan syirik. Wajib bagi anda untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya, menjadikan kecintaan terhadap Rasul shollallahu alaihi wasallam tumbuh dari kecintaan kepada Allah, mengikuti kecintaan kepada Allah.

(Syarh Riyadhis Sholihin lisy Syaikh Ibn Utsaimin 3/259)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan:

Tidaklah ada pada makhluk kecintaan yang lebih agung dan lebih sempurna dibandingkan cinta orang-orang beriman terhadap Tuhan mereka. Tidaklah ada sesuatu yang berwujud yang berhak dicintai secara zat-nya dari seluruh sisi kecuali Allah Ta’ala. Segala yang dicintai selain-Nya adalah (seharusnya) mengikuti kecintaan terhadap-Nya. Sesungguhnya Rasul shollallahu alaihi wasallam hanyalah dicintai karena Allah, ditaati karena Allah, diikuti karena Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya) Katakanlah, jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku (Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam). Niscaya Allah akan mencintai kalian…(Q.S Ali Imran ayat 31)

(Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyyah 10/649).


Naskah dalam Bahasa Arab:

قال الشيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه الله تعالى:

المحبة هنا لرسول الله عليه الصلاة والسلام هنا تابعة ونابعة من محبة الله سبحانه وتعالى. فالإنسان يحب الرسول بقدر ما يحب الله، كلما كان لله أحب؛ كان للرسول صلى الله عليه وسلم أحب.

لكن مع الأسف أن بعض الناس يحب الرسول مع الله ولا يحب الرسول لله.

انتبهوا لهذا الفرق. يحب الرسول مع الله ولا يحب الرسول لله. كيف؟ تجده يحب الرسول أكثر من محبته لله، وهذا نوع من الشرك. أنت تحب الرسول لله؛ لأنه رسول الله، والمحبة في الأصل والأم محبة الله عز وجل، لكن هؤلاء الذين غلوا في الرسول صلى الله عليه وسلم، يحبون الرسول مع الله لا يحبونه لله، أي يجعلونه شريكاً لله في المحبة؛ بل أعظم من محبة الله. تجده إذا ذكر الرسول صلى الله عليه وسلم اقشعر جلده من المحبة والتعظيم، لكن إذا ذكر الله فإذا هو بارد لا يتأثر.

هل هذه محبة نافعة للإنسان؟ لا تنفعه، هذه محبة شركية، عليك أن تحب الله ورسوله، وأن تكون محبتك للرسول صلى الله عليه وسلم نابعة من محبة الله وتابعة لمحبة الله

(شرح رياض الصالحين للشيخ ابن عثيمية 3\259)

قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله تعالى : ‌وَلَيْسَ ‌لِلْخَلْقِ ‌مَحَبَّةٌ ‌أَعْظَمُ ‌وَلَا ‌أَكْمَلُ وَلَا أَتَمُّ مِنْ مَحَبَّةِ الْمُؤْمِنِينَ لِرَبِّهِمْ وَلَيْسَ فِي الْوُجُودِ مَا يَسْتَحِقُّ أَنْ يُحَبَّ لِذَاتِهِ مِنْ كُلِّ وَجْهٍ إلَّا اللَّهُ تَعَالَى. وَكُلُّ مَا يُحِبُّ سِوَاهُ فَمَحَبَّتُهُ تَبَعٌ لِحُبِّهِ فَإِنَّ الرَّسُولَ صلى الله عليه وسلم إنَّمَا يُحِبُّ لِأَجْلِ اللَّهِ وَيُطَاعُ لِأَجْلِ اللَّهِ وَيُتَّبَعُ لِأَجْلِ اللَّهِ. كَمَا قَالَ تَعَالَى: {قُلْ إنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ} (مجموع الفتاوى ابن تيمية 10\649)

Penerjemah: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan