Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Keajaiban Doa Pada Perawi Hadits Muhammad bin Al-Mutsanna

Muhammad bin al-Mutsanna bin Ubaid bin Qoys bin Dinar. Demikian kita menyebut beliau dalam rangkaian nasabnya. Kuniahnya adalah Abu Musa.

Beliau memiliki banyak guru, di antaranya adalah Sufyan bin Uyainah. Murid-murid beliau di antaranya adalah para penyusun kitab induk hadits yang 6 yaitu al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, atTirmidzi, anNasaai, dan Ibnu Majah.

Tinggalnya di Bashrah. Dalam menyampaikan riwayat hadits, beliau biasanya membacakan dari kitab beliau.

Abu Arubah menyatakan:

مَا رَأَيْتُ بِالْبَصْرَةِ أَثْبَتَ مِنْ أَبِي مُوسَى، وَيَحْيَى بْنِ حَكِيمٍ

Aku tidak pernah melihat di Bashrah perawi hadits yang lebih kokoh periwayatannya dibandingkan Abu Musa (Muhammad bin al-Mutsanna) dan Yahya bin Hakiim (Siyar A’lamin Nubala’).

Beliau biasa dipanggil dengan sebutan az-Zamin, karena cacat, tidak bisa berjalan normal. Namun, dengan sebab untaian doa setelah shalat sunnah di malam yang dingin, Allah jadikan beliau bisa berjalan normal.

Muhammad bin Hamid bin as-Sariy heran mengapa orang-orang sering memanggil Muhammad bin al-Mutsanna dengan sebutan az-Zamin yang artinya orang cacat. Tapi ia tidak melihat beliau seperti orang cacat. Berjalannya normal. Maka Muhammad bin Hamid bertanya tentang hal itu.

Muhammad bin al-Mutsanna rahimahullah menjawab:

كُنْتُ فِي لَيْلَةٍ شَدِيدَةِ الْبَرْدِ، فَجَثَوْتُ عَلَى يَدَيَّ وَرِجْلَيَّ، فَتَوَضَّأْتُ، وَصَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ، وَسَأَلْتُ اللَّهَ، فَقُمْتُ أَمْشِي

Di suatu malam yang sangat dingin aku pernah merangkak dengan tangan dan kakiku. Aku kemudian berwudhu dan shalat 2 rakaat. Aku meminta kepada Allah. Ternyata kemudian aku bisa berjalan (Siyar A’lamin Nubalaa’)

Ibnu Khalfun menyatakan:

وإنما سمى ـ الزمن ـ لأنه مرض مدة من سبعة أعوام أو نحوها، وروى عنه أنه سئل عما تداوى به حتى رزقه الله العافية، فقال: الدعاء

Beliau dipanggil dengan sebutan az-Zamin (orang yang cacat) karena mengalami sakit selama sekitar 7 tahun. (Sebagian Ulama) meriwayatkan kisah bahwa saat beliau ditanya bagaimana beliau berobat hingga Allah memberikan rezeki afiyat (kesembuhan dari cacat itu)? Beliau menjawab: (dengan sebab) doa (al-Muallim bi Syuyukh al-Bukhariy wa Muslim)

Maka janganlah putus asa dari doa. Dialah Allah Yang Maha Berkuasa di atas segala sesuatu.

Muhammad bin al-Mutsannaa wafat pada tahun 252 Hijriyah.


Penulis: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan