Kebodohan Orang yang Tidak Mau Taat Kepada Pemerintah Muslim Dalam Hal yang Ma’ruf
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan:
Seseorang tidak boleh bermaksiat terhadap pemerintah (muslim) dalam hal yang bukan kemaksiatan terhadap Allah kemudian menyatakan: “Ini bukan bagian dari (ajaran) agama”.
Sebagian orang bodoh jika pemerintah membuat aturan yang tidak menyelisihi syariat, ia berkata: “Bukan keharusan bagiku untuk mengikuti aturan itu. Karena itu bukan syariat. Tidak didapati dalam alQuran maupun sunnah Rasul-Nya shollallahu alaihi wasallam”. Ini adalah kebodohannya.
Justru kita katakan: Sesungguhnya (keharusan) mematuhi aturan (dari pemerintah muslim itu) terdapat dalam Kitab Allah maupun dalam sunnah Rasul shollallahu alaihi wasallam.
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul, dan para pemimpin di antara kalian (Q.S anNisaa’: 59)
Tersebutkan juga dalam banyak hadits Nabi shollallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk menaati pemerintah (muslim). Di antaranya adalah hadits yang kita bahas saat ini (yaitu hadits Nabi riwayat atTirmidzi dari Abu Umamah yang artinya: Bertakwalah kalian kepada Allah, shalatlah 5 waktu, berpuasalah di bulan kalian (Ramadhan), tunaikan zakat harta kalian, dan taati para pemimpin kalian, niscaya kalian akan masuk surga milik Rabb kalian, pen).
Sehingga ketaatan kepada pemerintah (muslim) dalam aturan yang tidak menyelisihi ketentuan Allah dan Rasul-Nya shollallahu alaihi wasallam adalah termasuk yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kalau kita tidak menaati pemerintah (muslim) kecuali dalam perkara yang diperintahkan secara langsung oleh Allah dan Rasul-Nya, niscaya tidak ada faidahnya penyebutan (keharusan) taat kepada mereka (pemerintah/pemimpin). Karena ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya adalah sesuatu yang telah diperintahkan. Baik diperintahkan oleh pemerintah atau tidak. (Sehingga, penyebutan keharusan taat kepada pemerintah dalam ayat maupun hadits itu juga mencakup segala aturan yang mereka buat selama tidak bermaksiat terhadap Allah dan Rasul-Nya, pen)
Maka perkara-perkara yang diwasiatkan oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam dalam Haji Wada’ : bertakwa kepada Allah, shalat 5 waktu, zakat, puasa, dan menaati pemerintah. Ini adalah termasuk perkara penting yang wajib bagi seseorang untuk memperhatikannya dan menjalankan perintah Rasulullah shollallahu alaihi wasallam tentang hal tersebut.
Wallaahu A’lam.
Sumber: Syarh Riyadhus Sholihin libni Utsaimin Bab atTaqwa
Transkrip dalam Bahasa Arab
قال الشيخ ابن عثيمين في شرح رياض الصالحين باب التقوى
ولا يجوز للإنسان إن يعصي ولاة الأمور في غير معصية الله ويقول إن هذا ليس بدين، لان بعض الجهال، إذا نظم ولاة الأمور أنظمة لا تخالف الشرع، قال: لا يلزمني إن أقوم بهذه ال أنظمة ، لأنها ليست بشرع، لأنها لا توجد في كتاب الله تعالى، ولا في سنة رسوله صلي الله عليه وسلم، وهذا من جهله، بل نقول: إن امتثال هذه ال أنظمة موجود في كتاب الله، موجود في سنة الرسول عليه الصلاة والسلام، قال الله: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ) وورد عن النبي عليه الصلاة والسلام في أحاديث كثيرة انه أمر بطاعة ولاة الأمور، ومنها هذا الحديث، فطاعة ولاة الأمور فيما ينظمونه مما لا يخالف أمر الله تعالى ورسوله صلي الله عليه وسلم مما أمر الله به ورسوله صلي الله عليه وسلم. ولو كنا لا نطيع ولاة الأمور إلا بما أمر الله تعالى به ورسوله صلي الله عليه وسلم لم يكن للأمر بطاعتهم فائدة، لان طاعة الله تعالى ورسوله مأمور بها، سواء أمر بها ولاة الأمور أم لم يأمروا بها، فهذه الأمور التي أوصى بها النبي صلي الله عليه وسلم في حجة الوداع: تقوي الله، والصلوات الخمس، والزكاة، والصيام، وطاعة ولاة الأمور، هذه من الأمور الهامة التي يجب علي الإنسان إن يعتني بها، وان يمتثل أمر رسول الله صلي الله عليه وسلم فيها، والله اعلم
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman