Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Jika seseorang sedang dalam kondisi ragu terhadap suatu urusan, misalkan apakah ia akan safar sekarang atau tidak, apakah ia akan menikah dengan fulanah atau tidak, apakah ia akan membeli kendaraan ini atau tidak, dan hal-hal semisalnya, maka ia bisa mengerjakan sholat istikharah.

Namun, istikharah bukan untuk sesuatu yang telah jelas kewajibannya atau sudah jelas keharamannya berdasarkan aturan syariat. Demikian juga sesuatu yang telah jelas disukai untuk dikerjakan (mustahab/ mandub) atau dibenci secara syariat (makruh) maka tidak perlu sholat istikharah untuk memutuskannya.

Sholat istikharah dilakukan sendirian tidak dilakukan berjamaah. Sholat istikharah adalah sholat dua rokaat bukan sholat wajib yang dikerjakan untuk meminta petunjuk kepada Allah agar ditunjukkan pilihan terbaik dalam sebuah urusan. Setelah sholat, maka ia kemudian berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ …. خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاقْدُرْهُ لِي وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ …… شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِي بِهِ

Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku beristikharah (meminta pilihan) kepadaMu dengan ilmuMu dan aku meminta ketetapan taqdir dengan kekuasaanMu dalam mentaqdirkan dan aku meminta dari keutamaanMu yang agung. Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa (atas segala sesuatu) sedangkan aku tidak memiliki kekuasaan, Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui. Engkau Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini … (disebutkan urusannya) baik bagiku dalam Dienku, kehidupanku, dan akibat urusanku takdirkanlah itu untukku. Jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini…(disebutkan urusannya) buruk bagiku dalam Dienku, kehidupanku, dan akibat urusanku, maka palingkanlah aku darinya dan palingkanlah dia dariku. Dan takdirkanlah kebaikan kepadaku dalam keadaan bagaimanapun kemudian ridhailah aku padanya.

Pada bagian titik titik di atas diisi dengan ucapan tentang urusan yang dimintakan petunjuk kepada Allah. Jika kesulitan dengan bahasa Arab bisa dengan bahasa yang dia pahami.

Sholat dua rokaat itu bisa saja sholat yang dikhususkan untuk istikharah atau bisa juga sholat sunnah tertentu yang akan dikerjakan, misalkan sholat tahiyyatul masjid yang diniatkan juga sebagai istikharah, atau sholat sunnah rowatib. Yang penting, setelahnya berdoa dengan doa istikharah.Jika setelah sholat masih belum ada kemantapan, ia bisa mengulang sholat istikharah di waktu yang lain. Tidak ada ketentuan khusus tentang surat apa yang dibaca setelah alFatihah dalam sholat istikharah.

Kemantapan hati tidak harus berupa terjadinya mimpi dalam tidur seperti anggapan sebagian orang. Tapi jika perkara itu dimudahkan, atau terdapat kelapangan jiwa saat mulai mengerjakannya, atau ditakdirkannya terjadi hal tersebut, berarti itu salah satu indikasi arah pilihan hasil sholat istikharah.

Dalil disyariatkannya sholat istikharah adalah hadits:

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَالسُّورَةِ مِنْ الْقُرْآنِ إِذَا هَمَّ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاقْدُرْهُ لِي وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِي بِهِ وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ

Dari Jabir radhiyallahu anhu beliau berkata: Nabi shollallaahu alaihi wasallam mengajarkan kepada kami Istikharah dalam segala urusan sebagaimana beliau mengajarkan surat dalam alQuran. (Beliau bersabda) Jika seseorang akan mengerjakan suatu urusan, hendaknya dia melakukan sholat dua rokaat kemudian mengucapkan: Allahumma inni astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka bi qudrotika wa as-aluka min fadhlikal adzhiim fa innaka taqdiru wa laa aqdiru. Wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allaahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro khoyrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibatu amrii faqdurhu lii wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibatu amrii fashrifhu ‘annii wash-rifnii anhu. Waqdur liyal khoyro haytsu kaana tsumma roddhinii bihi…Ia sebutkan hajat kebutuhannya (H.R al-Bukhari dalam Shahihnya maupun dalam Adabul Mufrad, anNasaai, Ahmad, lafadz sesuai riwayat al-Bukhari)

Penjelasan tentang sholat istikharah di atas disarikan dari fatwa-fatwa para Ulama, terutama Syaikh Ibn Utsaimin dalam Liqo’ Baabil Maftuh


Dikutip dari: Buku Fiqh Bersuci dan Sholat, Abu Utsman Kharisman, dengan penyesuaian kata istikhoroh diubah menjadi istikharah

Tinggalkan Balasan