Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Gigih Berdakwah, Tak Pandang Banyak Ataupun Sedikit Pihak yang Menerimanya

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahumullah mencantumkan suatu hadits dalam kitab Silsilah al-Ahaadits as-Shahihah,

مَا صُدِّقَ نَبِيٌّ (مِنَ الأَنْبِيَاءِ) مَا صُدِّقْتُ، إِنَّ مِنَ الأَنْبِيَاءِ مَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُ مِنْ أُمَّتِهِ إِلاَّ رَجُلٌ وَاحِدٌ

“Tidaklah seorang Nabipun (dari sekian banyak Nabi) diikuti kebenarannya sebagaimana aku diikuti. Sesungguhnya di antara para Nabi tersebut ada yang tidak diikuti kebenarannya oleh umatnya kecuali hanya oleh satu orang.” (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya)

Kemudian setelah menyebutkan pembahasan seputar takhrij hadits tersebut, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah memberikan catatan,

“Kandungan hadits ini menunjukkan dalil yang jelas bahwa banyak atau sedikitnya pengikut bukanlah tolak ukur untuk mengetahui apakah seorang dai di atas kebenaran atau di atas kebatilan. Dakwah dan agama mereka para Nabi alaihimus sholatu wassalam itu sama, walupun berbeda jumlah pengikut mereka, (ada yang) sedikit dan (ada yang) banyak.

Sampai-sampai di antara mereka ada yang hanya diakui kebenarannya hanya oleh satu orang saja, bahkan ada pula yang tidak memiliki seorang pun pengikut.

Maka hal itu merupakan suatu pelajaran berharga bagi segenap pegiat dakwah dan orang-orang yang menjadi sasaran dakwah di masa kini.

Seorang pegiat dakwah hendaknya selalu mengingat kenyataan tersebut. Sehingga dia terus maju berjuang di jalan dakwah menuju Allah ta’ala. Dia tidak perlu mempedulikan sedikitnya orang-orang yang menerima dakwahnya. Sebab kewajibannya hanyalah menyampaikan dakwah tersebut dengan jelas. Terlebih ia memiliki teladan yang baik dari kalangan para Nabi yang telah mendahuluinya (dalam dakwah) dan tidak memiliki pengikut kecuali hanya satu atau dua orang.

Adapun bagi seorang yang menjadi sasaran dakwah, (kenyataan semacam itu) membuat dirinya tidak akan bersedih degan sedikitnya orang yang mengikuti sang dai tersebut, yang lalu membuatnya menjadi ragu terhadap dakwah al haq lantas enggan mempercayainya. Apalagi sampai dia menjadikan hal itu sebagai bukti bahwa dakwah (yang disampaikan oleh sang dai) adalah batil karena tidak ada satu orang pun yang mengikutinya, atau yang mengikutinya hanya segelintir orang. (Dia beranggapan) jika dakwahnya benar niscaya akan diikuti oleh mayoritas orang.

Padahal Allah Azza waJalla berfirman,

وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ

Dan tidaklah kebanyakan manusia itu beriman, walaupun engkau begitu menginginkannya (QS Yusuf: 103).”


Sumber:

Silsilah Al Ahaadits Ash Shahihah wa Syai’ min Fiqhiha wa Fawaidiha hal. 755-756

Naskah dalam bahasa Arab:

وفي الحديث دليل واضح على أن كثرة الأتباع وقلتهم، ليست معيارا لمعرفة كون الداعية على حق أو باطل ، فهؤلاء الأنبياء عليهم الصلاة والسلام مع كون دعوتهم واحدة، ودينهم واحدا ، فقد اختلفوا من حيث عدد أتباعهم قلة وكثرة ، حتى كان فيهم من لم يصدقه إلا رجل واحد ، بل ومن ليس معه أحد ! ففي ذلك عبرة بالغة للداعية والمدعوين في هذا العصر ، فالداعية عليه أن يتذكر هذه الحقيقة ،ويمضي قدما في سبيل الدعوة إلى الله تعالى ، ولا يبالي بقلة المستجيبين له ،لأنه ليس عليه إلا البلاغ المبين ، وله أسوة حسنة بالأنبياء السابقين الذين لم يكن مع أحدهم إلا الرجل والرجلان !والمدعو عليه أن لا يستوحش من قلة المستجيبين للداعية ، ويتخذ ذلك سببا للشك في الدعوة الحق وترك الإيمان بها ، فضلا عن أن يتخذ ذلك دليلا على بطلان دعوته بحجة أنه لم يتبعه أحد ، أو إنما اتبعه الأقلون ! ولو كانت دعوته صادقة لاتبعه جماهير الناس! والله عز و جل يقول : ومَا أَكْثَرُ النَّاسِ ولَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ

Diterjemahkan oleh: Abu Dzayyal Muhammad Wafi

Tinggalkan Balasan