Jangan Terburu Mentahdzir Seorang yang Asalnya Salafy
Asy Syaikh Al ‘Allamah Ahmad bin Yahya An Najmi rahimahullah (Ulama besar dari Wilayah Selatan Negara Saudi Arabia, wafat tahun 1429 H) mengingatkan:
“Bukanlah termasuk karakter dan metode ahlussunnah sikap membenarkan ahlul bid’ah. Demikian juga upaya mencari-cari pembelaan untuk mereka dan pembenaran terhadap ajaran mereka.
Dan tidaklah pantas terburu-buru menghukumi orang-orang yang berada di atas manhaj salaf bahwa mereka adalah ahlul bid’ah, lantas memperingatkan (umat) dari mereka. Sampai benar-benar telah ditempuh upaya nasihat berkali-kali kepada orang yang terjatuh pada perbuatan yang diingkari tersebut.
Hingga apabila orang-orang yang berada di atas manhaj salaf itu mengemukakan alasan (rencana vonis mereka kepada ulama) setelah upaya nasihat berulang terhadap orang (yang diingkari) itu, saat itulah ia pantas divonis dengan kebid’ahan dan digolongkan termasuk para ahlul bid’ah. Adapun tanpa upaya itu maka tidaklah boleh terburu-buru memvonisnya.”
Sumber: Ta’liqot ‘ala Kitab Al Ibanah ‘an Ushul Ad Diyanah hal. 70
Naskah asli dalam bahasa Arab:
قال شيخنا العلامة مفتي الجنوب أحمد بن يحيى النجمي رحمه الله
ليس من شأن أهل السنة ، ولا من طريقتهم ، تبرير أهل البدع ، ولا تلمس الأعذار لهم ، ولا تبرير مذهبهم ، ولا ينبغي التسرع في الحكم على أصحاب المنهج السلفي بأنَّهم مبتدعون ، والتحذير منهم ؛ حتى ينصح من أُنكر عليه مرةً بعد مرةً ؛ فإذا أُعذر أصحاب المنهج السلفي بتكرير النصيحة على ذلك الرجل ، عند ذلك يُحكَم عليه بالبدعة ، ويلحق بالمبتدعة ، أمَّا بدون هذا فلا ينبغي التسرع في الحكم عليه
(تعليقات على كتاب الإبانة عن أصول الديانة ص: 70 مخطوط
Penerjemah: Abu Dzayyal Muhammad Wafi