Lailatul Qodr Adalah Salah Satu Anugerah Allah Kepada Umat Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam
Al-Qodhiy Muhammad bin Abdillah Abu Bakr Ibnul ‘Arobiy rahimahullah (wafat tahun 543 H) menyatakan:
Umat Muhammad shollallahu alaihi wasallam telah diberi beberapa karunia yang tidak diberikan kepada umat (terdahulu). Padahal umat terdahulu itu usia mereka panjang. (Di antara beberapa karunia khusus pada umat Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam itu) adalah:
- Shalat 5 waktu yang dikerjakan setara dengan 50 kali shalat.
- Puasa sebulan di bulan Ramadhan adalah tercatat seperti setahun, bahkan puasa dalam setahun itu seperti 30 tahun dalam riwayat Abdullah bin Umar sebagaimana yang telah kami jelaskan dalam pendapat yang shahih.
- Hartanya dibersihkan (dengan dikeluarkan zakat) sebesar seperempatpuluh (2,5 %).
- Diberikan ayat-ayat akhir surah al-Baqoroh yang barang siapa membacanya dalam semalam, mencukupinya dari qiyamul lail.
- Tercatat untuknya bahwa orang yang shalat Subuh berjamaah seakan-akan ia melakukan qiyamul lail sepenuh malam, dan barang siapa yang shalat Isya’ berjamaah seakan-akan ia melakukan qiyamul lail separuh malam. Hitungan (seperti semalam penuh ditambah setengah malam itu) berlaku untuk tiap malam.
Dan selain itu yang masih panjang lagi penyebutannya.
Di antara anugerah yang paling utama (pada umat Muhammad shollallahu alaihi wasallam, pent) adalah adanya Lailatul Qodr yang lebih baik dibandingkan seribu bulan. Ini adalah karunia yang tidak bisa ditandingi karunia lain. Ini adalah anugerah yang tidak bisa terbalaskan dengan ungkapan syukur.
(Ahkaamul Quran karya Ibnul ‘Arobiy 4/428)
Naskah dalam Bahasa Arab:
وَلَقَدْ أُعْطِيت أُمَّةُ مُحَمَّدٍ مِنْ الْفَضْلِ مَا لَمْ تُعْطَهُ أُمَّةٌ فِي طُولِ عُمُرِهَا، فَأَوَّلُهَا أَنْ كُتِبَ لَهَا خَمْسُونَ صَلَاةً بِخَمْسِ صَلَوَاتٍ، وَكُتِبَ لَهَا صَوْمُ سَنَةٍ بِشَهْرِ رَمَضَانَ، بَلْ صَوْمُ سَنَةٍ بِثَلَاثِينَ سَنَةً فِي رِوَايَةِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ وَحَسْبَمَا بَيَّنَّاهُ فِي الصَّحِيحِ، وَطُهِّرَ مَالُهَا بِرُبْعِ الْعُشْرِ، وَأُعْطِيَتْ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ مَنْ قَرَأَهَا فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ يَعْنِي عَنْ قِيَامِ اللَّيْلِ، وَكُتِبَ لَهَا أَنَّ مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ لَيْلَةً، وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ لَيْلَةٍ. فَهَذِهِ لَيْلَةٌ وَنِصْفٌ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ؛ إلَى غَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا يَطُولُ تَعْدَادُهُ.
وَمِنْ أَفْضَلِ مَا أُعْطُوا لَيْلَةُ الْقَدْرِ الَّتِي هِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ؛ وَهَذَا فَضْلٌ [لَا يُوَازِيهِ فَضْلٌ] ، وَمِنَّةٌ لَا يُقَابِلُهَا شُكْرٌ.
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman