Tata Cara Sholat Malam yang Pernah Dilakukan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sholat malam terdiri dari rokaat genap dan rokaat ganjil. Rokaat genap dilakukan dengan dua rokaat-dua rokaat, karena Nabi menyatakan: sholat malam itu dua rokaat dua rokaat (sebagaimana hadits Ibnu Umar riwayat al-Bukhari dan Muslim yang dikemukakan sebelumnya).
Sedangkan rokaat witir bisa berjumlah 1, bisa juga 3,5,7, atau 9 rokaat. Itu untuk witir yang dilakukan sekaligus, tidak terpisah dengan salam, karena salamnya di akhir. Berikut ini adalah tatacara sholat witir yang pernah dilakukan Nabi:
Witir 1 Rokaat
الْوِتْرُ رَكْعَةٌ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ
Witir adalah satu rokaat di akhir malam
H.R Muslim dari Ibnu Abbas
Witir 3 Rokaat
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوتِرُ بِثَلاَثٍ لاَ يَقْعُدُ إِلاَّ فِى آخِرِهِنَّ
Dari Aisyah –radhiyallahu anha- beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam witir dengan 3 rokaat tidak duduk (tasyahhud) kecuali di akhir (rokaat)
H.R al-Baihaqy
Witir 5 Rokaat
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مِنْ اللَّيْلِ ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُوتِرُ مِنْ ذَلِكَ بِخَمْسٍ لَا يَجْلِسُ فِي شَيْءٍ إِلَّا فِي آخِرِهَا
Dari Aisyah -radhiyallaahu anha- beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam sholat malam 13 rokaat witir dengan 5 rokaat, tidak duduk (tasyahhud) kecuali di akhir (rokaat)
H.R Muslim
Witir 7 Rokaat
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِخَمْسٍ وَبِسَبْعٍ لَا يَفْصِلُ بَيْنَهَا بِسَلَامٍ وَلَا بِكَلَامٍ
dari Ummu Salamah –radhiyallahu anha-beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam witir dengan 5 dan 7 (rokaat) tidak memisah antar rokaat dengan salam atau ucapan
H.R anNasaai
Maksudnya, jika beliau mengerjakan 5 atau 7 rokaat witir, tasyahhud-nya hanya di akhir rokaat.
Witir 9 Rokaat
وَيُصَلِّي تِسْعَ رَكَعَاتٍ لَا يَجْلِسُ فِيهَا إِلَّا فِي الثَّامِنَةِ فَيَذْكُرُ اللَّهَ وَيَحْمَدُهُ وَيَدْعُوهُ ثُمَّ يَنْهَضُ وَلَا يُسَلِّمُ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّ التَّاسِعَةَ ثُمَّ يَقْعُدُ فَيَذْكُرُ اللَّهَ وَيَحْمَدُهُ وَيَدْعُوهُ ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمًا يُسْمِعُنَا ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ مَا يُسَلِّمُ وَهُوَ قَاعِدٌ وَتِلْكَ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَة
Dan Nabi sholat 9 rokaat, tidak duduk (tasyahhud awal) kecuali pada rokaat ke-8, kemudian mengingat Allah, memujiNya, dan berdoa, kemudian bangkit tidak salam, kemudian berdiri untuk (rokaat) ke-9 kemudian duduk mengingat Allah memujiNya, berdoa, kemudian mengucapkan salam memperdengarkan kepada kami, kemudian beliau sholat 2 rokaat setelah salam dalam keadaan duduk. Itu adalah 11 rokaat
H.R Muslim no 1233 dari Aisyah
CATATAN: Jika seseorang menjadi imam, janganlah mengambil witir 5,7,atau 9 rokaat, karena hal itu dikhawatirkan menyulitkan makmum. Mereka tidak bisa meninggalkan tempat hingga rakaat terakhir, karena salam adalah 1 kali di rakaat terakhir. Sebagaimana dinasehatkan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin. Sebaiknya, imam menggunakan witir 1 atau 3 rokaat. Jika seseorang sholat sendirian, maka silakan ia memilih tata cara sholat witir yang mana saja yang pernah dilakukan Nabi. Bahkan, sebaiknya ia lakukan berselang-seling untuk menghidupkan sunnah. Kadangkala berwitir dengan 1, kadang 3, kadang, 5,7, atau bahkan 9 rokaat.
dikutip dari buku “Ramadhan Bertabur Berkah”, Abu Utsman Kharisman, penerbit Pena Hikmah
??????
WA al I’tishom