Kisah Nabi Musa dan Al-Khodhir Dalam Hadits Shahih Muslim
Al-Imam Muslim bin al-Hajjaaj rahimahullah menyatakan:
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدٍ النَّاقِدُ وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِىُّ وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ أَبِى عُمَرَ الْمَكِّىُّ كُلُّهُمْ عَنِ ابْنِ عُيَيْنَةَ – وَاللَّفْظُ لاِبْنِ أَبِى عُمَرَ – حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ قُلْتُ لاِبْنِ عَبَّاسٍ إِنَّ نَوْفًا الْبِكَالِىَّ يَزْعُمُ أَنَّ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ صَاحِبَ بَنِى إِسْرَائِيلَ لَيْسَ هُوَ مُوسَى صَاحِبَ الْخَضِرِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ. فَقَالَ كَذَبَ عَدُوُّ اللَّهِ سَمِعْتُ أُبَىَّ بْنَ كَعْبٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ: قَامَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ خَطِيبًا فِى بَنِى إِسْرَائِيلَ فَسُئِلَ أَىُّ النَّاسِ أَعْلَمُ فَقَالَ أَنَا أَعْلَمُ. قَالَ فَعَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِ إِذْ لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَيْهِ فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ أَنَّ عَبْدًا مِنْ عِبَادِى بِمَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ مُوسَى أَىْ رَبِّ كَيْفَ لِى بِهِ فَقِيلَ لَهُ احْمِلْ حُوتًا فِى مِكْتَلٍ فَحَيْثُ تَفْقِدُ الْحُوتَ فَهُوَ ثَمَّ. فَانْطَلَقَ وَانْطَلَقَ مَعَهُ فَتَاهُ وَهُوَ يُوشَعُ بْنُ نُونٍ فَحَمَلَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ حُوتًا فِى مِكْتَلٍ وَانْطَلَقَ هُوَ وَفَتَاهُ يَمْشِيَانِ حَتَّى أَتَيَا الصَّخْرَةَ فَرَقَدَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَفَتَاهُ فَاضْطَرَبَ الْحُوتُ فِى الْمِكْتَلِ حَتَّى خَرَجَ مِنَ الْمِكْتَلِ فَسَقَطَ فِى الْبَحْرِ – قَالَ – وَأَمْسَكَ اللَّهُ عَنْهُ جِرْيَةَ الْمَاءِ حَتَّى كَانَ مِثْلَ الطَّاقِ فَكَانَ لِلْحُوتِ سَرَبًا وَكَانَ لِمُوسَى وَفَتَاهُ عَجَبًا فَانْطَلَقَا بَقِيَّةَ يَوْمِهِمَا وَلَيْلَتِهِمَا وَنَسِىَ صَاحِبُ مُوسَى أَنْ يُخْبِرَهُ فَلَمَّا أَصْبَحَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا – قَالَ – وَلَمْ يَنْصَبْ حَتَّى جَاوَزَ الْمَكَانَ الَّذِى أُمِرَ بِهِ. قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّى نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلاَّ الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِى الْبَحْرِ عَجَبًا
قَالَ مُوسَى ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِى فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا. قَالَ يَقُصَّانِ آثَارَهُمَا حَتَّى أَتَيَا الصَّخْرَةَ فَرَأَى رَجُلاً مُسَجًّى عَلَيْهِ بِثَوْبٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ مُوسَى فَقَالَ لَهُ الْخَضِرُ أَنَّى بِأَرْضِكَ السَّلاَمُ قَالَ أَنَا مُوسَى. قَالَ مُوسَى بَنِى إِسْرَائِيلَ قَالَ نَعَمْ. قَالَ إِنَّكَ عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَكَهُ اللَّهُ لاَ أَعْلَمُهُ وَأَنَا عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَنِيهِ لاَ تَعْلَمُهُ. قَالَ لَهُ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِى مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا قَالَ سَتَجِدُنِى إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلاَ أَعْصِى لَكَ أَمْرًا. قَالَ لَهُ الْخَضِرُ فَإِنِ اتَّبَعْتَنِى فَلاَ تَسْأَلْنِى عَنْ شَىْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا. قَالَ نَعَمْ
فَانْطَلَقَ الْخَضِرُ وَمُوسَى يَمْشِيَانِ عَلَى سَاحِلِ الْبَحْرِ فَمَرَّتْ بِهِمَا سَفِينَةٌ فَكَلَّمَاهُمْ أَنْ يَحْمِلُوهُمَا فَعَرَفُوا الْخَضِرَ فَحَمَلُوهُمَا بِغَيْرِ نَوْلٍ فَعَمَدَ الْخَضِرُ إِلَى لَوْحٍ مِنْ أَلْوَاحِ السَّفِينَةِ فَنَزَعَهُ فَقَالَ لَهُ مُوسَى قَوْمٌ حَمَلُونَا بِغَيْرِ نَوْلٍ عَمَدْتَ إِلَى سَفِينَتِهِمْ فَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا. قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا قَالَ لاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا نَسِيتُ وَلاَ تُرْهِقْنِى مِنْ أَمْرِى عُسْرًا ثُمَّ خَرَجَا مِنَ السَّفِينَةِ فَبَيْنَمَا هُمَا يَمْشِيَانِ عَلَى السَّاحِلِ إِذَا غُلاَمٌ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَ الْخَضِرُ بِرَأْسِهِ فَاقْتَلَعَهُ بِيَدِهِ فَقَتَلَهُ. فَقَالَ مُوسَى أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَاكِيَةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا. قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا قَالَ وَهَذِهِ أَشَدُّ مِنَ الأُولَى. قَالَ إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَىْءٍ بَعْدَهَا فَلاَ تُصَاحِبْنِى قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّى عُذْرًا. فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ. يَقُولُ مَائِلٌ. قَالَ الْخَضِرُ بِيَدِهِ هَكَذَا فَأَقَامَهُ. قَالَ لَهُ مُوسَى قَوْمٌ أَتَيْنَاهُمْ فَلَمْ يُضَيِّفُونَا وَلَمْ يُطْعِمُونَا لَوْ شِئْتَ لَتَخِذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا. قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِى وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: يَرْحَمُ اللَّهُ مُوسَى لَوَدِدْتُ أَنَّهُ كَانَ صَبَرَ حَتَّى يُقَصَّ عَلَيْنَا مِنْ أَخْبَارِهِمَا.
قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: كَانَتِ الأُولَى مِنْ مُوسَى نِسْيَانًا
قَالَ: وَجَاءَ عُصْفُورٌ حَتَّى وَقَعَ عَلَى حَرْفِ السَّفِينَةِ ثُمَّ نَقَرَ فِى الْبَحْرِ. فَقَالَ لَهُ الْخَضِرُ مَا نَقَصَ عِلْمِى وَعِلْمُكَ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ إِلاَّ مِثْلَ مَا نَقَصَ هَذَا الْعُصْفُورُ مِنَ الْبَحْرِ
قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ وَكَانَ يَقْرَأُ وَكَانَ أَمَامَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ صَالِحَةٍ غَصْبًا. وَكَانَ يَقْرَأُ وَأَمَّا الْغُلاَمُ فَكَانَ كَافِرًا
Telah menceritakan kepada kami Amr bin Muhammad anNaaqid dan Ishaq bin Ibrahim al-Handzholiy dan Ubaidullah bin Said dan Muhammad bin Abi Umar al-Makkiy seluruhnya dari Ibnu Uyainah – lafadz sesuai riwayat Ibnu Abi Umar – (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Amr bin Dinar dari Said bin Jubair ia berkata: Aku berkata kepada Ibnu Abbas sesungguhnya Nauf al-Bikaaliy menyatakan bahwasanya Musa alaihissalaam (Nabi untuk) Bani Israil bukanlah Musa yang menyertai al-Khodhir alaihissalaam. Ibnu Abbas berkata: Telah berdusta musuh Allah. Aku mendengar Ubay bin Ka’ab berkata:
Aku mendengar Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Musa alaihis salaam berkhotbah dengan berdiri di hadapan Bani Israil. Ia ditanya: Manusia siapakah yang paling berilmu? Musa berkata: Akulah yang paling berilmu.
Kemudian Allah mencela Musa karena tidak mengembalikan ilmu kepada-Nya. Allah mewahyukan kepada Musa bahwasanya ada salah satu hamba Allah (yang bisa ditemui) di pertemuan dua laut, dia lebih berilmu (tentang sebagian hal) dibandingkan engkau. Musa berkata: Wahai Rabbku, bagaimana caraku supaya bisa sampai kepadanya? Dikatakan kepadanya: Bawalah ikan di keranjang. Ketika engkau kehilangan ikan itu, itulah tempatnya.
Pergilah Musa ditemani oleh seorang pemuda (yang membantunya) yaitu Yusya’ bin Nun. Musa alaihis salaam membawa ikan dalam keranjang. Ia bersama pemuda itu pergi berjalan hingga mereka tiba di sebuah batu. Musa alaihis salaam dan pemuda itu tidur. Kemudian berguncanglah ikan di keranjang hingga keluar dari keranjang jatuh ke laut. Allah menahan untuknya aliran air hingga seperti terowongan. Jadilah itu sebagai jalan keluar bagi ikan tersebut, dan menjadi hal yang menakjubkan (ketika mengingatnya) bagi Musa dan rekan seperjalanannya.
Kemudian (setelah bangun tidur) keduanya melanjutkan perjalanan sehari semalam, dan rekan seperjalanan Musa lupa menyampaikan (tentang ikan itu). Ketika di pagi harinya, Musa alaihis salaam berkata kepada rekannya: Ambilkan makan pagi kita. Sungguh kita telah merasa capek dalam safar ini. Ia tidak merasa capek hingga melewati tempat yang diperintahkan kepadanya. Rekan seperjalanan Musa itu berkata: Tidakkah anda tahu bahwasanya ketika kita berteduh di batu itu, aku lupa (menyampaikan tentang) ikan tersebut. Tidaklah yang membuatku lupa kecuali setan. Sehingga aku tidak ingat. Ikan itu menempuh jalan ke laut secara menakjubkan.
Musa berkata: Itulah (tempat) yang kita cari. Kembalilah keduanya menelusuri jejak yang telah dilewati. Mereka mengikuti jejak semula hingga tiba di batu. Musa melihat seorang laki-laki yang (tubuhnya) tertutupi kain (telentang beristirahat dari ibadah, pent). Musa mengucapkan salam kepadanya.
Al-Khodhir berkata kepada Musa: Bagaimana engkau mengenal salam di negeri seperti ini? Musa berkata: Aku Musa. Al-Khodhir bertanya: Musa (Nabi untuk) Bani Israil? Ia berkata: Ya. Al-Khodhir berkata: sesungguhnya engkau memiliki ilmu yang Allah ajarkan kepadamu yang tidak aku ketahui. Dan aku memiliki ilmu dari ilmu Allah yang Allah ajarkan kepadaku yang engkau tidak ketahui.
Musa alaihis salaam berkata kepadanya: Apakah saya diperkenankan untuk mengikuti anda agar anda mengajarkan kepada saya petunjuk yang diajarkan kepada anda? Al-Khodhir berkata: Sesungguhnya engkau tidak akan bisa sabar bersama saya. Bagaimana engkau bisa sabar terhadap sesuai yang engkau belum memiliki ilmunya. Musa berkata: Anda akan dapati saya insyaallah bersabar dan tidak akan bermaksiat kepada perintah anda.
Al-Khodhir berkata: Jika engkau mengikuti aku, janganlah engkau bertanya kepadaku tentang sesuatu hingga aku jelaskan kepadamu. Musa berkata: Ya.
Pergilah al-Khodhir dan Musa berjalan di tepi laut. Mereka berpapasan dengan perahu kemudian keduanya berbicara dengan para penumpang perahu itu meminta agar mereka membawanya. Mereka mengenali al-Khodhir sehingga membawa keduanya naik ke dalam perahu tanpa harus membayar.
Kemudian al-Khodhir mencabut sebagian kayu kapal itu dan Musa berkata kepadanya: Kaum ini telah membawa kita naik perahu ini tanpa memungut bayaran dari kita, tapi anda telah berbuat terhadap perahu mereka untuk membuat mereka tenggelam. Sungguh anda telah melakukan perbuatan munkar (tidak sepatutnya).
Al-Khodhir berkata: Bukankah aku telah berkata bahwasanya engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku. Musa berkata: Janganlah anda menghukum saya terhadap hal yang terlupa dari saya, dan jangan membenani saya dengan hal yang menyulitkan.
Kemudian keduanya keluar dari perahu itu. Ketika mereka berdua sedang berjalan di tepi laut, ada seorang anak yang bermain dengan 2 anak lain. Kemudian al-Khodhir memegang kepala anak itu hingga mencabut kepala itu dan membunuhnya. Musa berkata: Apakah anda membunuh jiwa yang suci tanpa (kesalahan membunuh) jiwa (lainnya). Sungguh anda telah mendatangkan sesuatu yang sangat mungkar.
Al-Khodhir berkata: Bukankah aku sudah berkata kepadamu sesungguhnya engkau tidak akan bisa bersabar bersamaku. (Nabi menyatakan): Ucapan al-Khodhir ini lebih dahsyat dari yang pertama. Musa berkata: Jika saya bertanya (lagi) kepada anda tentang sesuatu setelah ini, janganlah menemani saya lagi. Anda telah memiliki udzur terhadap saya.
Kemudian keduanya berjalan hingga mendatangi penduduk suatu kampung. Mereka berdua minta makan tapi penduduk kampung itu tidak mau menjamu mereka. Keduanya mendapati ada dinding yang hendak roboh. Kemudian ia pun menegakkannya. Nabi menyatakan bahwa dinding itu miring. Kemudian al-Khodhir mengisyaratkan dengan tangannya kemudian dinding itu seketika tegak kembali. Musa berkata kepada al-Khodhir: Mereka adalah kaum yang kita datang menemui mereka tapi mereka tidak mau menjamu kita. Tidak memberikan makan kepada kita. Kalau anda berkenan, anda bisa minta upah kepada mereka (karena menegakkan dinding itu).
Al-Khodhir berkata: Ini adalah (waktu) perpisahan antara aku dengan engkau. Aku akan memberitahukan kepadamu alasan (perbuatan-perbuatan) yang engkau tidak mampu bersabar.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
Semoga Allah merahmati Musa, sungguh aku menginginkan beliau bisa bersabar hingga bisa mengisahkan (lebih banyak) khabar tentang keadaan mereka berdua.
Ubay berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Pada kejadian pertama, Musa lupa.
Nabi bersabda:
Muncul seekor burung kecil hinggap di tepi perahu kemudian mematuk air laut. Al-Khodhir berkata kepada Musa: Tidaklah ilmuku dan ilmumu mengurangi bagian dari Ilmu Allah kecuali seperti berkurangnya air laut yang dipatuk oleh burung kecil ini.
Said bin Jubair berkata: Beliau (Ibnu Abbas) membaca ayat:
وَكَانَ أَمَامَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ صَالِحَةٍ غَصْبًا
Dan di depan mereka ada raja yang merampas setiap perahu yang baik
Beliau (Ibnu Abbas) juga membaca (ayat):
وَأَمَّا الْغُلاَمُ فَكَانَ كَافِرًا
Adapun anak kecil itu adalah anak yang kafir
(H.R Muslim)
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman