Kalimat Tauhid Mencakup Semua Jenis Tauhid
Pertanyaan ke-27 (Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah) beliau yang mulia ditanya:
ﻛﻴﻒ ﻛﺎﻧﺖ ”ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ“ ﻣﺸﺘﻤﻠﺔ ﻋﻠﻰ ﺟﻤﻴﻊ ﺃﻧﻮاﻉ اﻟﺘﻮﺣﻴﺪ
“Bagaimana (kalimat syahadat) “La Ilaha Illallah” dapat mencakup semua macam tauhid?”
Beliaupun rahimahullah menjawab:
ﻫﻲ ﺗﺸﻤﻞ ﺟﻤﻴﻊ ﺃﻧﻮاﻉ اﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻛﻠﻬﺎ، ﺇﻣﺎ ﺑﺎﻟﺘﻀﻤﻦ، ﻭﺇﻣﺎ ﺑﺎﻻﻟﺘﺰاﻡ، ﻭﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﻗﻮﻝ اﻟﻘﺎﺋﻞ: ”ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ“ ﻳﺘﺒﺎﺩﺭ ﺇﻟﻰ اﻟﺬﻫﻦ ﺃﻥ اﻟﻤﺮاﺩ ﺑﻬﺎ ﺗﻮﺣﻴﺪ اﻟﻌﺒﺎﺩﺓ – اﻟﺬﻱ ﻳﺴﻤﻰ ﺗﻮﺣﻴﺪ اﻷﻟﻮﻫﻴﺔ – ﻭﻫﻮ ﻣﺘﻀﻤﻦ ﻟﺘﻮﺣﻴﺪ اﻟﺮﺑﻮﺑﻴﺔ؛ ﻷﻥ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ، ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻦ ﻳﻌﺒﺪﻩ ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻘﺮا ﻟﻪ ﺑﺎﻟﺮﺑﻮﺑﻴﺔ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻣﺘﻀﻤﻦ ﻟﺘﻮﺣﻴﺪ اﻷﺳﻤﺎء ﻭاﻟﺼﻔﺎﺕ؛ ﻷﻥ اﻹﻧﺴﺎﻥ ﻻ ﻳﻌﺒﺪ ﺇﻻ ﻣﻦ ﻋﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻣﺴﺘﺤﻖ ﻟﻠﻌﺒﺎﺩﺓ، ﻟﻤﺎ ﻟﻪ ﻣﻦ اﻷﺳﻤﺎء ﻭاﻟﺼﻔﺎﺕ، ﻭﻟﻬﺬا ﻗﺎﻝ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ ﻷﺑﻴﻪ: ﻳﺎﺃﺑﺖ ﻟﻢ ﺗﻌﺒﺪ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺴﻤﻊ ﻭﻻ ﻳﺒﺼﺮ ﻭﻻ ﻳﻐﻨﻲ ﻋﻨﻚ ﺷﻴﺌﺎ. ﻓﺘﻮﺣﻴﺪ اﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻣﺘﻀﻤﻦ ﻟﺘﻮﺣﻴﺪ اﻟﺮﺑﻮﺑﻴﺔ ﻭﺗﻮﺣﻴﺪ اﻷﺳﻤﺎء ﻭاﻟﺼﻔﺎﺕ
“Kalimat tersebut mencakup seluruh jenis tauhid semuanya, baik ditinjau dari sisi kandungannya maupun konsekwensinya.
Yang demikian itu (dapat dipahami) bahwa kalimat yang diucapkan seseorang ‘Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah’ mestinya langsung tergambar dalam benaknya bahwa yang dimaksudkan adalah (jenis) Tauhid Ibadah – yang disebut juga Tauhid Uluhiyyah – yang hal itu mengandung Tauhid Rububiyyah.
Karena setiap orang yang hanya beribadah kepada Allah semata tidak mungkin dia bisa mengibadahi-Nya sampai dia berikrar (mengakui) aspek rububiyyah.
Demikian juga mengandung Tauhid Asma’ wash-shifat. Karena seseorang tidaklah (sudi) mrmpersembahkan ibadah melainkan bagi yang mengetahui bahwa Dia benar-benar berhak diibadahi, dengan adanya Nama-nama dan Sifat-sifat yang dimiliki-Nya.
Karena hal inilah, (Nabi) Ibrahim alaihissalam telah berkata kepada ayahandanya (sebagaimana Allah hikayatkan dalam Firman-Nya),
يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنكَ شَيْئًا
“Wahai ayahandaku, mengapa anda menyembah sesuatu yang tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat dan tidak dapat menolongmu sedikitpun?”
Sehingga (kesimpulannya) memang Tauhid Ibadah memiliki kandungan makna Tauhid Rububiyyah dan Asma’ wash-shifat.
Sumber: Majmu’ Fatawa wa Rasail Al ‘Utsaimin 1/82)
Artikel terkait yang semoga bermanfaat: