Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Dalam sebuah hadis disebutkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَخْرُجُ عُنُقٌ مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهَا عَيْنَانِ تُبْصِرَانِ وَأُذُنَانِ تَسْمَعَانِ وَلِسَانٌ يَنْطِقُ يَقُولُ إِنِّي وُكِّلْتُ بِثَلَاثَةٍ بِكُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ وَبِكُلِّ مَنْ دَعَا مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَبِالْمُصَوِّرِينَ

Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda: Akan keluar leher dari api (Neraka) pada hari kiamat yang memiliki 2 mata melihat, 2 telinga mendengar, dan lisan yang bisa berbicara. Ia berkata: Aku diberi kuasa (untuk menyiksa) setiap orang-orang sombong lagi membangkang, setiap orang yang beribadah kepada sesembahan lain selain Allah, dan setiap penggambar/pematung makhluk bernyawa (H.R atTirmidzi)

Tiga kelompok orang yang akan diadzab dengan Leher dari Api tersebut adalah:

Pertama: Orang yang sombong lagi membangkang (Jabbar Aniid). 

Para Ulama menjelaskan beberapa macam orang yang memiliki sifat Jabbaar adalah:

  1. Suka memaksa orang lain untuk melaksanakan keinginanannya (penjelasan az-Zujaaj).
  2. Suka membunuh orang lain secara dzhalim (penjelasan Muqotil).
  3. Punya kedudukan terhormat dan bersikap sombong kepada sesama manusia (penjelasan Ibnul Anbariy)

Ketiga definisi Jabbaar tersebut disarikan dari kitab Tafsir Zaadul Masiir karya Ibnul Jauzi ketika menafsirkan firman Allah surat al-Maaidah ayat 22 dan Huud ayat 59.

Sedangkan ‘Aniid artinya adalah suka menentang kebenaran padahal ia telah mengetahui bahwa memang itu kebenaran (disarikan dari Tuhfatul Ahwadzi syarh Sunan atTirmidzi (7/249)).

Kedua: Orang yang beribadah kepada sesembahan lain selain Allah.

Ini adalah kesyirikan akbar yang mengeluarkan seseorang dari keislaman. Apabila ia tidak bertaubat dengan sebenarnya sebelum meninggal dunia, ia akan kekal di Neraka.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Sesungguhnya Allah tidaklah mengampuni dosa kesyirikan dan Dia mengampuni (segala dosa) yang di bawah itu bagi siapa saja yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka sungguh ia telah sesat dengan kesesatan yang jauh (Q.S anNisaa’ ayat 116)

Ketiga: Penggambar atau pembuat patung makhluk bernyawa.

Misalkan menggambar atau membuat patung manusia atau hewan.


Dikutip dari: Buku “Surga yang Dirindukan, Neraka yang Ditakutkan”, Abu Utsman Kharisman, penerbit atTuqa Yogya

Tinggalkan Balasan