Khotbah Jumat: Meridhai Allah Sebagai Rabb, Islam Sebagai Agama, dan Nabi Muhammad Sebagai Rasul
Khotbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآَخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلاَ مُعِيْنَ فِي تَدْبِيْرِهِ وَأَفْعَالِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ نَبِيٌّ أَنْعَمَ اللهُ عَلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْأَرْضِ بِبَعْثِهِ وَإِرْسَالِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى جَمِيْعِ أَصْحَابِهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كثيراً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kita sebagai kaum muslimin. Kita memiliki Allah sebagai Rabb kita. Kita memiliki Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam sebagai Rasul kita. Dialah Allah yang memberikan berlimpah anugerah tersebut.
Barang siapa yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya, maka ia akan merasakan nikmatnya keimanan.
ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
Akan merasakan manisnya keimanan, orang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad shollallahu alaihi wasallam sebagai Rasulnya (H.R Muslim)
Sungguh berbahagia dan beruntung kita Allah sebagai Rabb kita. Dialah Tuhan Pencipta, Penguasa, dan Pengatur segenap alam semesta. Dialah yang seharusnya menjadi sasaran persembahan ibadah satu-satunya.
Dialah Allah Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang kasih sayang-Nya meliputi segala sesuatu. Seluruh perbuatan Allah berkisar antara karunia dan keadilan.
Dia beri rahmat menuju ridha-Nya bagi siapa saja yang layak mendapatkan hal itu sesuai ilmu-Nya. Dengan karunia dan anugerah dari-Nya. Dia biarkan makhluk tertentu tidak mendapat taufiq dari-Nya karena keadilan-Nya.
Tiap makhluk yang masuk surga, masuk surga dengan fadhilah, karunia, dan rahmat dari Allah. Sedangkan tiap makhluk yang masuk neraka, mereka masuk neraka dengan keadilan dari Allah Ta’ala.
Para penghuni surga nantinya akan mengakui bahwa masuknya mereka ke dalam surga adalah karena karunia dari Allah Ta’ala. Kalaulah tidak karena Allah menunjuki mereka, mereka tidak akan masuk ke dalam surga.
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ
…Dan mereka (penghuni surga) berkata: Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada kami menuju surga ini. Kami tidaklah terbimbing kalaulah tidak Allah beri petunjuk… (Q.S al-A’raaf ayat 43)
Setiap pihak yang masuk neraka, nantinya akan mengakui bahwa dirinyalah yang bersalah dan banyak dosa. Dirinya memang pantas masuk neraka. Mereka mengakui bahwa masuknya mereka ke dalam neraka adalah karena keadilan Allah.
فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيرِ
Maka mereka pun mengakui dosa-dosa mereka. Sehingga sungguh besar kebinasaan bagi penghuni neraka yang apinya menyala-nyala (Q.S al-Mulk ayat 11)
Betapa beruntung dan berbahagianya orang yang menyadari Allah sebagai Rabbnya. Rabb yang tidak ada kelemahan. Seluruh kesempurnaan dan kemuliaan ada pada-Nya. Dialah yang tidak membutuhkan siapa dan apapun. Namun semuanya membutuhkan-Nya. Kekuasaan Allah mutlak melingkupi seluruh dimensi ruang dan waktu. Namun, Dia tidak berkuasa dengan kedzhaliman. Kasih sayang-Nya melampaui kemurkaan-Nya. Padahal, jika Allah berkehendak untuk berbuat dzhalim, tak ada satu pihak pun yang mampu menahan dan menghalangi kedzhaliman itu. Namun Dia haramkan kedzhaliman pada diri-Nya, sebagaimana Dia haramkan kedzhaliman terjadi antar makhluk.
Dia Allah dekat dengan hamba-Nya. Meski Dia berada pada puncak ketinggian. Dia tolong hamba-Nya yang lemah dan sangat butuh kepada-Nya. Dia Maha Melihat, Mendengar, Berilmu, Berkuasa atas segala sesuatu. Dia beri para makhluk berbagai hal yang dibutuhkan mereka, sekalipun mereka tidak meminta kepada-Nya. Dia melimpahkan nikmat-Nya kepada makhluk, meski para makhluk kufur terhadap-Nya.
Tanpa Dia, tidak ada satu pihak pun yang bisa hidup. Tidak akan tegak langit, bumi, dan seisinya, tanpa pertolongan Allah Ta’ala.
Jika Dia Allah berkehendak, tak akan ada satu pihak pun yang mampu menghalanginya. Segala yang terjadi di alam semesta terjadi dengan kehendak-Nya.
Sungguh beruntung kaum muslimin. Agama Islam adalah agama yang diatur oleh aturan dari Sang Maha Adil, Maha Berilmu, Maha Bijaksana, Maha Berkuasa, Maha Perkasa lagi Maha Pengasih. Satu-satunya agama yang benar dan diridhai oleh Allah Azza Wa Jalla.
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah adalah Islam… (Q.S Ali Imran ayat 19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barang siapa yang mencari agama selain Islam, tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat akan termasuk orang-orang yang merugi (Q.S Ali Imran ayat 85)
Maka jaga keislaman kita ini wahai saudaraku. Sesungguhnya ini adalah anugerah yang tak ada bandingnya. Jaga keislaman kita hingga kita berjumpa Allah. Dengan keislaman yang ada dalam diri kita, kita masih boleh berharap ampunan dari-Nya. Seorang yang terjaga keislamannya sepanjang hayat, akan berujung dan berakhir ke dalam surga. Apabila Allah kehendaki siksaan bagi dia di neraka, hal itu tidak akan berlangsung selamanya. Setiap muslim akan berakhir dan berujung ke dalam surga.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga keistiqomahan kita di atas Islam hingga akhir hayat kita.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca Juga:
- Makna Laa Ilaaha Illallah
- Makna Tauhid Adalah Menyembah Hanya Kepada Allah dan Meninggalkan Sesembahan Selain Allah (Bagian Ke-5)
- Diutusnya Nabiyyur Rahmah
Khotbah Kedua
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…
Diutusnya Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam kepada kita adalah bagian dari rahmat Allah yang dihadiahkan pada umat ini.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ
Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah kasih sayang yang dihadiahkan (Allah kepada kalian) (H.R Ibnu Sa’ad dalam atThobaqot dan lainnya)
Bagian dari kasih sayang itu, Allah tidaklah mengadzab suatu kaum ketika Nabi shollallahu alaihi wasallam masih berada di tengah-tengah mereka atau jika mereka masih senantiasa memohon ampunan kepada Allah.
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan Allah sekali-kali tidaklah mengadzab mereka saat engkau berada di tengah-tengah mereka, dan Allah tidaklah mengadzab mereka selama mereka memohon ampunan (Q.S al-Anfaal ayat 33)
Bagian dari kasih sayang itu, Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam sangat bersemangat agar kita mendapat kebaikan. Beliau merasa sangat susah dan berat jika umatnya mengalami kesulitan dan penderitaan.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari diri kalian sendiri yang terasa berat baginya hal yang menyusahkan kalian. Beliau sangat bersemangat agar kalian (mendapat kebaikan). Beliau pun sangat kasih dan sayang kepada orang-orang beriman (Q.S atTaubah ayat 128)
Tidak sempurna iman kita, sampai kita menjadikan Rasul shollallahu alaihi wasallam sebagai manusia yang paling kita cintai dibandingkan cinta kita kepada anak, orangtua, bahkan manusia seluruhnya.
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Tidaklah beriman salah seorang dari kalian, hingga aku lebih dia cintai dibandingkan anak, orangtua, dan manusia seluruhnya (H.R Muslim)
Saudaraku kaum muslimin rahimakumullah…
Apakah pantas disebut seseorang cinta kepada Rasul, jika ia enggan mempelajari Sunnah-Sunnah dan ajaran beliau?!
Apakah layak seseorang mengaku cinta kepada Nabi, jika saat ditunjukkan sunnah Nabi yang benar, ia justru menolak dengan alasan tidak sesuai akal dan perasaan?
Apakah pantas seseorang yang mengaku cinta Nabi, tapi saat disampaikan larangan Nabi, ia justru tetap berbuat dan tidak meninggalkannya?
Apakah benar kecintaan seseorang kepada Nabi, jika ia lebih suka mengada-adakan ibadah kepada Allah yang tidak pernah dituntunkan oleh Nabi?!
Sungguh demi Allah,….tidaklah benar kecintaan tersebut secara hakiki kecuali sekedar slogan atau pengakuan yang tak terbukti.
Saudaraku kaum beriman, rahimahukumullah…
Jika kita memang cinta kepada Nabi, bersemangatlah untuk mempelajari ajaran-ajaran Nabi dalam alQuran dan hadits-haditsnya yang shahih. Jadikan Nabi sebagai panutan. Ikuti perintahnya. Jauhi larangannya. Benarkan khabar yang shahih darinya, meski bertentangan dengan akal dan perasaan kita. Janganlah beribadah kepada Allah kecuali dengan tuntunan dan teladan dari RasulNya. Tauhidkan Allah dalam ibadah, dan jadikan ittiba’ kita murni kepada teladan termulia Rasulullah Muhammad shollallahu alaihi wasallam.
Nabi berpesan agar jangan sampai kita menyanjung dan memuji beliau berlebihan.
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
Janganlah kalian memujiku berlebihan sebagaimana pujian Nashara kepada putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hambaNya. Maka ucapkanlah (aku sebagai) hamba Allah dan RasulNya (H.R al-Bukhari)
Semoga Allah Ta’ala memberikan taufiq dan menolong kita merealisasikan cinta kita kepada Nabi sesuai dengan yang diridhai oleh Allah Azza Wa Jalla…
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا… اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا… اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا…
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
Disampaikan oleh:
Abu Utsman Kharisman