Dalil Quran, Atsar Sahabat, dan Ucapan Ulama tentang Anjuran Mempelajari Bahasa Arab
Bagian ini diharapkan memotivasi kita untuk bersemangat dalam mempelajari Bahasa Arab.
Allah Azza Wa Jalla berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya Kami menurunkan Quran dengan bahasa Arab agar kalian memahaminya (Q.S Yusuf ayat 2)
قُرْآَنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِي عِوَجٍ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Ini adalah Quran berbahasa Arab yang tidak ada kebengkokan padanya. Agar kalian bertakwa (Q.S az-Zumar ayat 28)
Al-Quran adalah panduan bagi setiap orang beriman. Bahasa al-Quran adalah bahasa Arab. Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita untuk berusaha memahami al-Quran agar kita bertakwa. Tidak mungkin kita bisa memahami al-Quran dengan baik dan sempurna jika kita tidak paham bahasa Arab.
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa al-Quran sebagai kitab yang paling mulia diturunkan dengan bahasa yang paling mulia, yaitu bahasa Arab.
Beliau menjelaskan alasannya: Karena Bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas, dan paling luas. Bahasa Arab itu adalah bahasa yang paling bisa mengungkapkan makna yang mengena (berpengaruh) pada jiwa. Karena itu Allah turunkan kitab paling mulia dengan bahasa yang paling mulia, (diturunkan) pada Rasul yang paling mulia melalui Malaikat yang paling mulia. Hal itu terjadi di permukaan bumi yang paling mulia. Permulaan turunnya adalah pada bulan yang paling mulia, yaitu Ramadhan (Tafsir al-Quranil Adzhim karya Ibnu Katsir (4/365-366)).
Masih banyak ayat al-Quran yang menekankan bahwasanya al-Quran itu diturunkan dengan bahasa Arab. Di antaranya:
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (192) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ (193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (194) بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ (195)
Sesungguhnya al-Quran itu benar-benar diturunkan (dari) Rabb semesta alam. Diturunkan oleh Ruhul Amin (Jibril). Kepada hatimu (wahai Muhammad) agar engkau menjadi pemberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelas (Q.S asy-Syu’araa’ ayat 192-195)
وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ حُكْمًا عَرَبِيًّا وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَمَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا وَاقٍ
Dan demikianlah Kami turunkan (al-Quran) sebagai hukum dalam Bahasa Arab. Jika engkau mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang ilmu kepadamu, niscaya Allah tidak menjadi penolong maupun pelindungmu (Q.S arRa’d ayat 37)
وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا
Dan demikianlah Kami turunkan (al-Quran) dengan Bahasa Arab dan Kami jelaskan secara rinci di dalamnya berupa ancaman-ancaman agar mereka bertakwa atau sebagai peringatan bagi mereka (Q.S Thoha ayat 113)
كِتَابٌ فُصِّلَتْ آَيَاتُهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
(Ini adalah) Kitab yang kami jelaskan secara rinci ayat-ayatnya sebagai bacaan (dalam bahasa) Arab bagi kaum yang mengetahui (Q.S Fushshilat ayat 3)
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِير
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu Quran (bacaan) dalam bahasa Arab agar engkau memberikan peringatan kepada (penduduk) Ummul Quro (Makkah) dan sekitarnya, dan engkau berikan peringatan akan datangnya hari berkumpul (hari kiamat) yang tidak ada keraguan di dalamnya. Sebagian akan berada di surga dan sebagian di neraka (yang apinya menyala-nyala) (Q.S asy-Syuura ayat 7)
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya Kami jadikan (kitab ini) sebagai bacaan (dalam bahasa) Arab agar kalian memahaminya (Q.S az-Zukhruf ayat 3)
وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً وَهَذَا كِتَابٌ مُصَدِّقٌ لِسَانًا عَرَبِيًّا لِيُنْذِرَ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَبُشْرَى لِلْمُحْسِنِينَ
Dan sebelumnya terdapat Kitab Musa sebagai petunjuk (bagi Bani Israil) dan rahmat (bagi yang beriman dan mengamalkannya). Sedangkan ini adalah kitab (alQuran) yang membenarkan (kitab-kitab yang diturunkan Allah terdahulu) dengan bahasa Arab untuk memberikan peringatan kepada orang-orang yang dzhalim dan kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (Q.S al-Ahqaaf ayat 12)
Demikianlah, tidak kurang dari 9 ayat dalam al-Quran telah dikutip untuk mengingatkan bahwa Allah banyak menekankan turunnya al-Quran yang merupakan panduan hidup yang utama bagi manusia itu dalam bahasa Arab.
Atsar Sahabat Nabi
Umar bin al-Khoththob radhiyallahu anhu mengirim surat ke berbagai wilayah, yang salah satu isinya adalah:
تَعَلَّمُوْا الْعَرَبِيَّةَ وَتَفَقَّهُوْا فِي الدِّيْنِ
Pelajarilah Bahasa Arab, dan pahamilah (ajaran) agama (Islam) (riwayat Said bin Manshur dalam Sunannya)
Salah satu kunci pembuka untuk memahami ilmu agama Islam adalah dengan bahasa Arab. Al-Quran dan hadits sebagai sumber hukum Islam tidaklah bisa dipahami secara sempurna tanpa memahami bahasa Arab.
Ilmu-ilmu alat pun tidak akan bisa dipahami dengan baik kalau seseorang tidak memahami bahasa Arab.
Sebagai contoh, untuk memahami al-Quran seseorang perlu mempelajari ilmu tafsir. Ilmu tafsir tidak bisa dipahami tanpa memahami bahasa Arab. Demikian juga ilmu Ushul Tafsir.
Untuk memahami penilaian Ulama terhadap ilmu hadits, tidak bisa lepas dari Ilmu Mustholah Hadits yang juga disusun dengan bahasa Arab. Para Ulama juga menyusun syarh-syarh untuk mengungkap makna hadits dengan bahasa Arab.
Tidak ketinggalan ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, semuanya tersaji dalam sumber aslinya dalam Bahasa Arab.
Ucapan al-Imam asy-Syafi’i
Siapa tidak kenal al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah. Seorang alim yang meletakkan pondasi keilmuan Ushul Fiqh. Pembela Sunnah Nabi di hadapan orang-orang yang selalu mengedepankan akal dibandingkan hadits. Beliau juga adalah imam salah satu madzhab fiqh Ahlussunnah yang dikenal dan diikuti secara luas.
Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah menyatakan:
تَعَلَّمُوا الْعَرَبِيَّةَ، فَإِنَّهَا تُثْبِتُ الْعَقْلَ وَتَزِيْدُ فِي الْمُرُوْءَةِ
Pelajarilah Bahasa Arab, karena itu mengokohkan akal dan menambah kewibawaan (riwayat al-Baihaqiy dalam Manaqib asy-Syafi’i)
Al-Imam asy-Syafi’i juga lebih menyukai seseorang mengkaji makna-makna al-Quran dibandingkan menghafalkannya. Beliau menyatakan:
إِعْرَابُ الْقُرْآنِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ حِفْظِ بَعْضِ حُرُوْفِهِ
Mengkaji makna alQuran lebih aku sukai dibandingkan menghafal sebagian hurufnya (riwayat al-Baihaqiy dalam Manaqib asy-Syafi’i)
Ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
فَإِنَّ نَفْسَ اللُّغَةَ الْعَرَبِيَّةَ مِنَ الدِّيْنِ وَمَعْرِفَتَهَا فَرْضٌ وَاجِبٌ فَإِنَّ فَهْمَ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ فَرْضٌ وَلَا يُفْهَمُ إِلَّا بِفَهْمِ اللُّغَةِ الْعَرَبِيَّةِ وَمَا لَا يَتِمُّ الْوَاجِبُ إِلَّا بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ . ثُمَّ مِنْهَا مَا هُوَ وَاجِبٌ عَلَى الْأَعْيَانِ وَمِنْهَا مَا هُوَ وَاجِبٌ عَلَى الْكِفَايَةِ
Sesungguhnya Bahasa Arab sendiri adalah termasuk bagian Dien (agama). Mengenalinya adalah kewajiban. Karena memahami alQuran dan Sunnah adalah wajib. Tidaklah bisa dipahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Sesuatu yang membuat kewajiban tidak sempurna kecuali dengan adanya dia, maka dia itu adalah wajib. Kemudian dari kemampuan bahasa Arab itu ada yang wajib untuk setiap individu, dan ada yang fardlu kifayah (Iqtidho’ ash-Shirathil Mustaqim (1/207)).
Dikutip dari buku “Panduan Mudah Memahami Bahasa Arab” (Dasar-dasar Ilmu Nahwu dan Tashrif), Abu Utsman Kharisman