Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Umar bin Abdil Aziz Menghukum Orang yang Mencela Muawiyah

Keutamaan sebagai seorang Sahabat Nabi tidaklah bisa ditandingi oleh orang-orang setelahnya. Para Sahabat Nabi adalah orang-orang yang mulia yang sangat berjasa besar dalam Islam. Terdapat larangan dan ancaman keras bagi orang yang mencela seorang saja dari Sahabat Nabi.

مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

Barangsiapa yang mencela para Sahabatku, maka baginya laknat Allah, Malaikat, dan manusia seluruhnya
(H.R atThobarony, dihasankan Syaikh al-Albany dalam Shahihul Jami’)

Di antara seorang Sahabat Nabi yang sering mendapat cercaan dan celaan adalah Muawiyah bin Abi Sufyan. Padahal beliau juga Sahabat Nabi, penulis wahyu, dan yang didoakan oleh Nabi:

اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ هَادِياً مَهْدِيّاً وَاهْدِهِ وَاهْدِ بِهِ

Ya Allah jadikanlah dia sebagai pemberi petunjuk dan yang mendapatkan petunjuk. Berilah ia petunjuk dan jadikan petunjuk dengannya
(H.R alBukhari dalam Tarikhul Kabiir dinyatakan sanadnya shahih oleh Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithy)


Baca Juga: Mencintai Para Sahabat Nabi


Ibnu Umar radhiyallahu anhu menilai bahwa Muawiyah adalah orang yang paling dermawan, banyak pemberiannya setelah Rasulullah shollallahu alaihi wasallam.

Ibnu Umar radhiyallahu anhu menyatakan:

مَا رَأَيْتُ بَعْدَ رَسُوْلِ اللهِ أَسْوَد مِنْ مُعَاوِيَةَ فَقِيْلَ وَلَا أَبُوْكَ قَالَ أَبِي عُمَرُ رَحِمَهُ اللهُ خَيْرٌ مِنْ مُعَاوِيَةَ وَكَانَ مُعَاوِيَةُ أَسْوَدَ مِنْهُ

Aku tidak pernah melihat setelah Rasulullah shollallahu alaihi wasallam orang yang lebih banyak memberi dibandingkan Muawiyah. Ada orang yang berkata: Apakah tidak juga ayah anda? Ibnu Umar berkata: Ayahku Umar –semoga Allah merahmatinya- lebih baik dari Muawiyah. Namun Muawiyah lebih dermawan darinya
(riwayat al-Khollal dalam as-Sunnah, al-Imam Ahmad menafsirkan kata “aswad” sebagai “askhoo” (lebih dermawan))

Ketika ada orang yang mempertanyakan mengapa Muawiyah hanya shalat witir satu rakaat saja, Ibnu Abbas justru membela dan menyatakan bahwa Muawiyah adalah orang yang faqih (paham agama).

قِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ هَلْ لَكَ فِي أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ مُعَاوِيَةَ فَإِنَّهُ مَا أَوْتَرَ إِلَّا بِوَاحِدَةٍ قَالَ أَصَابَ إِنَّهُ فَقِيهٌ

Ada yang berkata kepada Ibnu Abbas, apakah engkau tidak menegur Amirul Mukminin Muawiyah yang berwitir hanya 1 rakaat saja. Ibnu Abbas berkata: Ia telah benar. Sesungguhnya ia faqih (paham agama)
(riwayat al-Bukhari dalam Shahihnya)


Baca Juga: Kaidah Mengenal Siapa Sahabat Nabi yang Bernama Abdullah


Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah menyatakan:

مُعَاوِيَةُ عِنْدَنَا مِحْنَةٌ، فَمَنْ رَأَيْنَاهُ يَنْظُرُ إِلَيْهِ شَزَراً اتَّهَمْنَاهُ عَلَى الْقَوْمِ

Muawiyah di sisi kami adalah ujian. Barangsiapa yang kami lihat memandang Muawiyah dengan kemarahan, kami curigai (sikapnya) terhadap para Sahabat Nabi
(riwayat Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq)

Abdullah bin al-Mubarok ditanya oleh seseorang tentang Muawiyah, kemudian beliau menyatakan:

مَا أَقُوْلُ فِي رَجُلٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ. فَقَالَ خَلْفَهُ : رَبَّنا وَلَكَ الْحَمْدُ

Apa yang aku akan katakan terhadap seseorang yang Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah”, kemudian dia mengucapkan di belakang beliau: “Robbanaa wa lakal hamdu”
(riwayat Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq)

Beliau ditanya juga tentang siapa yang lebih utama Umar bin Abdil Aziz atau Muawiyah? Abdullah bin al-Mubarok menjawab:

لَتُرَابٌ فِي مَنْخَرَي مُعَاوِيَةَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرٌ وَأَفْضَلُ مِنْ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيْزِ

Sungguh satu debu pada hidung Muawiyah saat bersama Rasulullah shollallahu alaihi wasallam lebih baik dan lebih utama dibandingkan Umar bin Abdil Aziz
(al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir (8/148))

arRabi’ bin Nafi’ (salah seorang guru Abu Dawud dan adDaarimi) menyatakan:

مُعَاوِيَةُ ابْنُ أَبِي سُفْيَانَ سِتْرُ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ فَإِذَا كَشَفَ الرَّجلُ السِّتْرَ اجْتَرَأَ عَلَى مَا وَرَاءَهُ

Muawiyah bin Abi Sufyan adalah tirai bagi para Sahabat Rasulullah. Jika seseorang menyingkap tirai itu, maka ia akan bersikap lancang terhadap para Sahabat lain yang berada di balik tirai itu
(riwayat al-Khothib alBaghdadi dalam Tarikh Baghdad (1/209)


Baca Juga: Bantahan Umar bin Abdil Aziz Terhadap Pemahaman Qodariyyah


Umar bin Abdil Aziz rahimahullah memberikan hukuman kepada orang yang diketahui mencela Sahabat Nabi Muawiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu anhu.

Ibrahim bin Maisarah rahimahullah menyatakan:

مَا رَأَيْتُ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيْزِ ضَرَبَ إِنْسَانًا قَطُّ، إِلَّا إِنْسَانًا شَتَمَ مُعَاوِيَةَ، فَضَرَبَهُ أَسْوَاطًا

Aku tidaklah pernah melihat Umar bin Abdil Aziz memukul seorang manusia pun, kecuali orang yang mencela Muawiyah. Beliau (Umar bin Abdil Aziz) memukulnya beberapa cambukan (sebagai hukuman, pent)
(riwayat al-Laalikaa-iy dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlissunnah wal Jamaah)

 

Dikutip dari:
Buku “Keteladanan Umar bin Abdil Aziz”, Abu Utsman Kharisman – dengan sedikit penyesuaian

Tinggalkan Balasan