Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Asy-Syaikh Umar bin Muhammad Fallatah rahimahullah¹) menasihatkan:

Pandangan merupakan anak panah beracun yang dilontarkan oleh Iblis²). Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shollallahu alaihi wasallam.

Engkau melihat seorang wanita cantik jelita di hadapanmu. Ia bersolek indah. Dan kemudian engkau terus memandanginya.

Tidak ada yang bisa menghalangi engkau dari terus menerus memperhatikan dan memandanginya kecuali takwa kepada Allah serta rasa khawatir dan takut kepada-Nya.

Sehingga jika engkau dikaruniai taufik untuk memiliki perasaan (takut) yang demikian kepada Allah, seraya berupaya untuk berpaling dari (perbuatan memandangi) itu, tidak memedulikannya, dan menganggap rendah perbuatan tersebut; saat itulah Allah benar-benar telah menanamkan keimanan dalam hatimu.

Namun jika engkau malah kembali memperhatikan wanita itu dan terus memandanginya serta menikmati setiap keindahannya, maka hal itu akan merugikanmu, mencelakaimu dan menjerumuskanmu dalam keburukan.

Sungguh Nabi ﷺ telah menegaskan dalam haditsnya:

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah yang lebih membahayakan bagi seorang lelaki dibanding fitnah wanita
(H.R al-Bukhari)

(Karena memang) wanita layaknya sebuah perhiasan yang indah menawan. Setiap lelaki bisa jatuh hati dibuatnya.


Artikel lain yang semoga bermanfaat:


Seorang pujangga arab menggubah sebuah syair:

لولا أميمةُ لم أجزعْ من العـَدَمِ —- ولم أقاسِ الدُّجُى في حنِدسِ الظلمِ
وزادني رغبةً في العيشِ معرفتي —- ذُلَّ اليتيمةِ يجفوها ذوو الرحــمِ

Kalaulah bukan karena Umaimah (putri penyair) ku tak khawatirkan kehilangan —-
Akupun tak kan menghiraukan gelapnya gulita di waktu malam

Namun hasratku untuk terus hidup semakin menguat —-
Saat menyadari betapa sengsaranya gadis yatim yang diperlakukan kasar oleh sanak kerabatnya

(Lewat syairnya tersebut) sang penyair mengungkapkan “aku mengkhawatirkan putriku, putriku yang bernama Umaimah” hingga dia menyebut keadaan sebagaimana digambarkannya (jika ia meninggal sehingga tidak bisa melindungi sang putri, -pent)

Karena itulah orang arab jahiliyah dahulu bahkan sampai tega membunuh putri-putri mereka saat telah berakal dan mencapai usia baligh dan dewasa, di saat mereka telah menjelma menjadi sosok yang menawan. Ayah-ayah mereka tak segan untuk mengubur mereka hidup-hidup. Semua itu dilakukan karena khawatir menanggung malu.

Karena wanita dianggap perhiasan belaka, ia diinginkan oleh setiap lelaki.

Perhatikan bagaimana Allah menyebut wanita sebagai syahwat (hal yang selalu diinginkan oleh jiwa) dalam firman-Nya:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ

Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada berbagai hal yang disenangi jiwa (yang berupa perempuan, dst…)
(Q.S Ali Imron: 14)

Apakah makna syahwat (jika demikian)?

_____
Catatan kaki:

1) Beliau adalah seorang alim besar pakar hadits, tafsir dan tarikh di kota Madinah pada masanya. Beliau meninggal dunia pada tahun 1419 H. Semoga Allah merahmati beliau.

2) Memang ada sebuah hadits yang dinisbahkan kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dengan lafadz antara lain sebagai berikut:

النظرةُ سَهمٌ مَسمومٌ من سِهامِ إبليسَ

Namun hadits tersebut dilemahkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam beberapa takhrij beliau

 

Sumber audio:
is.gd/PVnKvk

Diterjemahkan oleh:
Abu Dzayyal Muhammad Wafi

Tinggalkan Balasan