Khotbah Jumat Tentang Keikhlasan
Khotbah Pertama:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآَخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…
Marilah kita bertakwa kepada Allah. Bagian dari ketakwaan itu adalah berusaha mengikhlaskan segala ibadah kita hanya untuk Allah Azza Wa Jalla. Tidak ada pamrih apapun, kecuali mengharapkan ridha Allah.
Semestinya, shalat kita dan segenap ibadah kita haruslah dipersembahkan hanya untuk Allah Ta’ala semata. Bahkan, hidup dan mati kita seluruhnya semestinya untuk Allah Azza Wa Jalla.
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, persembahan kurbanku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam
(Q.S al-An’am ayat 162)
Amalan yang tidak dilandasi keikhlasan, tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Sesungguhnya Allah tidaklah menerima suatu amalan kecuali (amalan) yang ikhlas dan mengharapkan Wajah-Nya
(H.R anNasaai)
Mengharapkan Wajah Allah artinya kita tidak ingin mengharapkan pujian dan balasan dari manusia. Kita hanya ingin bisa memasuki Surga Allah yang dengannya kita bisa memandang Wajah-Nya.
Ketidakikhlasan adalah bagian dari kesyirikan. Kita semestinya berdoa kepada Allah agar Allah melindungi kita dari kesyirikan. Baik syirik besar maupun syirik kecil.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ وَنَحْنُ نَعْلَمُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan Engkau dalam keadaan kami mengetahuinya, dan kami memohon ampunan kepada-Mu dalam hal yang tidak kami ketahui.
Tanpa pertolongan dan taufiq dari Allah kita tidak akan mampu berbuat ikhlas. Tiada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan-Nya.
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…
Allah menyelamatkan seseorang di dunia dan di akhirat karena keikhlasannya. Ikhlas adalah perilaku yang menjadi sebab keselamatan seseorang. Orang yang benar-benar ikhlas, akan selamat dari penyesatan Iblis dan bala tentaranya.
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (39) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (40)
Iblis berkata: Wahai Rabbku, karena Engkau telah menyesatkan aku, sungguh aku akan perindah kemaksiatan untuk mereka di dunia, dan sungguh aku akan benar-benar menyesatkan mereka seluruhnya. Kecuali para hamba-Mu yang (Engkau beri hidayah sehingga) mengikhlaskan ibadah hanya untuk-Mu
(Q.S al-Hijr ayat 39-40)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy rahimahullah menjelaskan orang-orang yang selamat itu:
أَيْ الَّذِيْنَ أَخْلَصْتَهُمْ وَاجْتَبَيْتَهُمْ لِإِخْلَاصِهِمْ وَإِيْمَانِهِمْ وَتَوَكُّلِهِمْ
Yaitu orang-orang yang Engkau selamatkan mereka dan Engkau pilih mereka karena keikhlasan, keimanan, dan sikap tawakkal mereka
(Tafsir as-Sa’di)
Maka mari berjuang untuk senantiasa ikhlas dalam kehidupan kita ini. Ikhlaslah dalam menuntut ilmu. Ikhlaslah dalam merajut ukhuwah dan persaudaraan karena Allah. Ikhlaslah dalam berbagi ilmu. Ikhlaslah dalam mengamalkan ilmumu. Ikhlaslah dalam mendakwahkannya. Ikhlaslah dalam setiap perilaku dan tindak tanduk kita dalam kehidupan di dunia ini. Niscaya, kebahagiaan yang abadi akan menanti.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca Juga:
- Khotbah Jumat: Anjuran Memperbanyak Doa
- Merajut Ukhuwwah Karena Allah
- Khotbah Jumat: Tanda-Tanda Kebahagiaan
Khotbah Kedua:
الْحَمْدُ للهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ فِي رُبُوْبِيِّتِهِ وَإِلَهِيَّتِهِ وَأَسْمَاءِهِ وَصِفَاتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا
قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah…
Di antara hal yang memudahkan kita untuk bisa berbuat ikhlas adalah keyakinan bahwa Allah sajalah satu-satunya yang seharusnya kita harapkan keridhaan-Nya. Karena Dialah Yang Maha Berkuasa di atas segala sesuatu. Sedangkan manusia dan seluruh makhluk-Nya tidak memiliki kemampuan sedikitpun untuk memberi manfaat maupun mudharat.
Manusia secinta apapun dia kepada kita, bisa jadi suatu saat akan berubah menjadi benci.
أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا مَا
Cintailah orang yang engkau cintai, sekadarnya saja. Bisa jadi ia akan membencimu suatu hari
(H.R atTirmidzi)
Sehebat apapun manusia, kekuasaannya sangat terbatas. Sehebat apapun manusia, hidupnya hanyalah sementara. Maka jangan mencari keridhaan manusia dengan mengundang kemurkaan Allah Ta’ala. Seorang yang berbuat suatu amalan ibadah karena ingin dipuji manusia, bukan karena mencari keridhaan Allah, Allah akan murka padanya. Maka kerugian besar bagi dirinya.
Ingatlah pula kehancuran dan kebinasaan orang-orang yang tidak ikhlas. Orang-orang yang tidak ikhlas akan mengalami akhir kehidupan yang buruk. Dia selalu terlihat banyak ibadahnya, namun itu hanya untuk mendapat penilaian baik dari manusia. Maka ia terlihat seakan-akan beramal dengan amalan penduduk surga, padahal nantinya ia berujung ke neraka. Wal iyaadzu billah.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
Sesungguhnya seseorang beramal dengan amalan penduduk surga sesuai yang nampak pada manusia, padahal ia adalah termasuk penduduk neraka
(H.R alBukhari dari Sahl bin Sa’ad as-Saaidi).
Ingatlah pula kerugian tiga orang yang pertama diadili di hari kiamat. Yaitu seorang yang berperang hingga terbunuh agar dikatakan pemberani, orang yang mempelajari ilmu agama agar dikatakan sebagai orang berilmu, dan orang yang banyak berinfaq agar dikatakan sebagai dermawan. Semua orang itu didustakan pengakuan mereka oleh Allah. Allah pun membongkar niat mereka yang tidak ikhlas, hingga mereka diseret menuju neraka. Wal iyaadzu billah.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ. فَقَدْ قِيلَ. ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ. وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِىَ فِى النَّارِ
Sesungguhnya manusia pertama yang akan diadili pada hari kiamat adalah seorang yang terbunuh dalam pertempuran. Ia didatangkan. Kemudian diingatkan dengan nikmat-nikmat yang telah diperolehnya. Ia pun mengakuinya. Allah bertanya: Apa yang engkau perbuat? Orang itu berkata: Aku berperang untuk-Mu hingga terbunuh. Allah berfirman: Engkau dusta. Engkau berperang agar dikatakan sebagai pemberani, dan itu telah dikatakan tentangmu. Kemudian ia diperintah dan diseret pada wajahnya hingga dilemparkan ke neraka.
Dan seorang yang mempelajari ilmu serta mengajarkannya. Ia juga membaca alQuran. Ia didatangkan. Diingatkan nikmat-nikmat Allah yang telah diperolehnya. Ia pun mengakuinya. Allah bertanya: Apa yang engkau perbuat? Ia berkata: Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca alQuran untuk-Mu. Allah berfirman: Engkau dusta. Engkau mempelajari ilmu agar dikatakan sebagai orang yang berilmu. Engkau membaca alQuran agar dikatakan orang yang ahli baca alQuran. Orang telah berkata demikian tentangmu. Kemudian diperintah agar ia diseret pada wajahnya hingga dilemparkan ke neraka.
Dan seorang yang Allah luaskan (rezekinya). Allah memberi berbagai harta kepadanya. Ia pun didatangkan. Ia diingatkan dengan nikmat-nikmat Allah yang telah ia peroleh. Ia pun mengakuinya. Allah bertanya: Apa yang engkau lakukan? Orang itu berkata: Tidaklah aku tinggalkan sebuah jalan yang Engkau suka untuk diinfaqkan kecuali aku berinfaq di dalamnya karena-Mu. Allah berfirman: Engkau dusta. Engkau berbuat demikian agar disebut dermawan. Orang telah berkata demikian tentangmu. Kemudian diperintah agar dia diseret pada wajahnya dan dilemparkan ke neraka
(H.R Muslim)
Semoga Allah Ta’ala senantiasa menolong kita untuk ikhlas dan melindungi kita dari perbuatan riya’ (ingin dipuji) dan sum’ah (ingin didengar).
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ وَالْأَدْوَاءِ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا
اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا… اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا… اللهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا…
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
Disampaikan oleh:
Abu Utsman Kharisman