Larangan Membuat Keributan dan Kegaduhan di Dalam Masjid
عَنْ نَافِعٍ، أَنَّ عَبْدَ اللهِ أَخْبَرَهُ : أَنَّ عُمَرَ كَانَ إذَا خَرَجَ إلَى الصَّلاَة نَادٍى فِي الْمَسْجِدِ، قَالَ : إيَّاكُمْ وَاللَّغَطَ
Dari Nafi’ bahwasanya Abdullah (bin Umar) memberitakan kepadanya bahwa Umar jika keluar menuju shalat berseru di masjid: Janganlah kalian membuat keributan
(H.R Ibnu Abi Syaibah dan Abdurrazzaq)
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolaaniy rahimahullah menyatakan:
وَقَدْ يُفَرَّقُ حُكْمُ الرَّحَبَةِ مِنَ الْمَسْجِدِ فِي جَوَازِ اللَّغَطِ وَنَحْوِهِ فِيهَا بِخِلَافِ الْمَسْجِدِ مَعَ إِعْطَائِهَا حُكْمَ الْمَسْجِدِ فِي الصَّلَاةِ فِيهَا فَقَدْ أَخْرَجَ مَالِكٌ فِي الْمُوَطَّأِ مِنْ طَرِيقِ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ بَنَى عُمَرُ إِلَى جَانِبِ الْمَسْجِدِ رَحَبَةً فَسَمَّاهَا الْبَطْحَاءَ فَكَانَ يَقُولُ مَنْ أَرَادَ أَنْ يَلْغَطَ أَوْ يُنْشِدَ شِعْرًا أَوْ يَرْفَعَ صَوتا فَليخْرجْ إِلَى هَذِه الرحبة
Adakalanya dibedakan hukum serambi masjid dalam hal bolehnya membuat kegaduhan dan semisalnya. Berbeda dengan (dalam) masjid. Meskipun (serambi) tetap sama hukumnya dengan masjid dalam hal shalat di dalamnya.
Malik meriwayatkan dalam al-Muwaththa’ dari jalur Salim bin Abdillah bin Umar ia berkata: Umar membangun serambi di samping masjid yang beliau namakan dengan al-Bath-haa’. Beliau (Umar) berkata: Barang siapa yang hendak membuat keributan atau mengungkapkan syair atau meninggikan suara, hendaknya keluar menuju serambi ini.
(Fathul Baari (13/156))
Baca Juga: Suatu Perkumpulan Janganlah Kosong dari Dzikir atau Sholawat untuk Nabi shollallahu alaihi wasallam
Catatan:
Namun, meskipun di serambi, semestinya tidaklah membikin kegaduhan yang mengganggu orang yang sedang shalat atau beribadah
Ditulis oleh:
Abu Utsman Kharisman