Bahaya Kesyirikan dan Pengaruhnya yang Sangat Buruk Bagi Seseorang (Bagian Ke-4)
SERIAL KAJIAN KITABUT TAUHID (BAG KE-17)
BAB KEEMPAT:
TAKUT DARI KESYIRIKAN
Dalil Keempat:
مَنْ مَاتَ وَهْوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ
Barangsiapa yang mati dalam keadaan berdoa kepada selain Allah sebagai tandingan, maka ia masuk anNaar (neraka).
(H.R al-Bukhari dari Ibnu Mas’ud)
baca bagian sebelumnya: Bahaya Kesyirikan dan Pengaruhnya yang Sangat Buruk Bagi Seseorang (Bagian Ke-4)
Penjelasan:
Berdoa hanya ditujukan kepada Allah karena Dialah satu-satunya yang bisa memberikan manfaat maupun menolak kemudharatan. Barangsiapa yang berdoa kepada selain Allah, maka ia telah berbuat kesyirikan. Sama saja apakah ia berdoa kepada Nabi, Malaikat, atau orang sholeh, itu adalah berdoa kepada selain Allah dan menjadikan mereka sebagai tandingan bagi Allah.
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan janganlah kamu berdoa kepada selain Allah segala sesuatu yang tidak bisa memberikan manfaat maupun memudharatkanmu. Jika engkau melakukan hal itu, maka sungguh engkau termasuk orang yang dzhalim (berbuat kesyirikan) (Q.S Yunus: 106).
Semua makhluk tidak ada yang bisa memberikan manfaat maupun menolak kemudharatan. Bahkan sekalipun makhluk yang paling mulya di sisi Allah, Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam. Beliau tidak mampu memberikan manfaat maupun menolak kemudharatan.
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ
Katakanlah: Aku tidak memiliki kemampuan (menolak) kemudharatan pada diriku, tidak pula (mendatangkan) kemanfaatan kecuali sesuai yang dikehendaki Allah (Q.S Yunus: 49).
قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا
Katakanlah: Sesungguhnya aku tidak memiliki (kemampuan memberikan kemudharatan) bagi kalian maupun petunjuk (Q.S al-Jin: 21).
Berdoa bisa bermakna persembahan ibadah secara umum, juga bisa bermakna doa permintaan. Segala macam ibadah hanya boleh dipersembahkan untuk Allah semata.
Oleh: Abu Utsman Kharisman