Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah menyatakan:

وَإِذَا جَمَعَ مَعَ الدُّعَاءِ حُضُورَ الْقَلْبِ وَجَمْعِيَّتَهُ بِكُلِّيَّتِهِ عَلَى الْمَطْلُوبِ، وَصَادَفَ وَقْتًا مِنْ أَوْقَاتِ الْإِجَابَةِ السِّتَّةِ، وَهِيَ:الثُّلُثُ الْأَخِيرُ مِنَ اللَّيْلِ، وَعِنْدَ الْأَذَانِ، وَبَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، وَأَدْبَارُ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ، وَعِنْدَ صُعُودِ الْإِمَامِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى الْمِنْبَرِ حَتَّى تُقْضَى الصَّلَاةُ مِنْ ذَلِكَ الْيَوْمِ، وَآخِرُ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ.وَصَادَفَ خُشُوعًا فِي الْقَلْبِ، وَانْكِسَارًا بَيْنَ يَدَيِ الرَّبِّ، وَذُلًّا لَهُ، وَتَضَرُّعًا، وَرِقَّةً.وَاسْتَقْبَلَ الدَّاعِي الْقِبْلَةَ.وَكَانَ عَلَى طَهَارَةٍ.وَرَفَعَ يَدَيْهِ إِلَى اللَّهِ.وَبَدَأَ بِحَمْدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ.ثُمَّ ثَنَّى بِالصَّلَاةِ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِهِ وَرَسُولِهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -.ثُمَّ قَدَّمَ بَيْنَ يَدَيْ حَاجَتِهِ التَّوْبَةَ وَالِاسْتِغْفَارَ.ثُمَّ دَخَلَ عَلَى اللَّهِ، وَأَلَحَّ عَلَيْهِ فِي الْمَسْأَلَةِ، وَتَمَلَّقَهُ وَدَعَاهُ رَغْبَةً وَرَهْبَةً.وَتَوَسَّلَ إِلَيْهِ بِأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ وَتَوْحِيدِهِ.وَقَدَّمَ بَيْنَ يَدَيْ دُعَائِهِ صَدَقَةً، فَإِنَّ هَذَا الدُّعَاءَ لَا يَكَادُ يُرَدُّ أَبَدًا، وَلَا سِيَّمَا إِنْ صَادَفَ الْأَدْعِيَةَ الَّتِي أَخْبَرَ النَّبِيُّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهَا مَظَنَّةُ الْإِجَابَةِ، أَوْ أَنَّهَا مُتَضَمِّنَةٌ لِلِاسْمِ الْأَعْظَمِ

Apabila doa diiringi dengan hadirnya hati dan terkumpulnya keinginan hati untuk mendapatkan hal yang diinginkan, serta bertepatan dengan waktu mustajab yang enam, yaitu:

  1. sepertiga malam terakhir,
  2. saat adzan,
  3. saat antara adzan dan iqomat,
  4. di penghujung shalat-shalat wajib,
  5. saat Imam naik ke atas mimbar pada hari Jumat hingga shalat ditegakkan di hari itu,
  6. akhir waktu setelah shalat Ashar (di hari Jumat),

Dan bertepatan dengan:

  • khusyu’nya hati,
  • merendahkan hati di hadapan Allah, menghinakan diri, dan tunduk kepada-Nya dengan kelembutan,
  • menghadap ke arah kiblat,
  • berada dalam keadaan suci (dari hadats kecil maupun besar, pent),
  • mengangkat kedua telapak tangan menghadap Allah,
  • memulai dengan pujian dan sanjungan kepada-Nya,
  • kemudian bersholawat kepada Muhammad yang merupakan hamba dan Rasul-Nya shollallahu alaihi wasallam,
  • kemudian mendahulukan tobat dan istighfar,
  • kemudian berdoa dan terus meminta kepada Allah, mengharap keridhaan-Nya, diiringi perasaan berharap dan takut,
  • bertawassul kepada-Nya dengan Nama, Sifat-Sifat, dan keesaan-Nya,
  • dan mendahulukan sedekah sebelum berdoa;

Sesungguhnya doa ini hampir-hampir tidak akan tertolak selamanya. Terlebih lagi jika bertepatan dengan doa-doa yang dikhabarkan Nabi shollallahu alaihi wasallam sebagai tempat yang diduga kuat akan dikabulkan atau mengandung Nama (Allah) yang agung.


baca pula: Berdoa Agar Allah Mengangkat Wabah Penyakit


 

Diterjemahkan oleh:
Abu Utsman Kharisman

Sumber Naskah Asli dalam Bahasa Arab:
Kitab al-Jawaabul Kaafi li man sa-ala ‘anid Dawaa-isy Syaafiy (1/12)

Tinggalkan Balasan