Kalau Seandainya Allah Turunkan Quran Pada Gunung Niscaya Akan Tunduk Terbelah Karena Takut
Allah Ta’ala berfirman:
لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ
Kalau seandainya Kami turunkan Quran ini kepada gunung, niscaya engkau akan melihatnya tunduk terbelah karena takut kepada Allah (Q.S al-Hasyr ayat 21)
Ibnu Jarir atThobariy rahimahullah menyatakan: Kalau seandainya Kami turunkan alQuran ini kepada gunung, yang berupa bebatuan, niscaya engkau wahai Muhammad akan melihatnya tunduk terbelah karena takut kepada Allah. Padahal gunung itu keras. Namun ia takut tidak bisa menunaikan hak Allah yang dibebankan kepada dia dalam mengagungkan alQuran. Sedangkan alQuran itu telah diturunkan kepada manusia yang bersikap merendahkan haknya, berpaling dari pelajaran dan peringatan yang ada di dalamnya, seakan-akan tidak mendengarnya. Seakan-akan ada penutup pada kedua telinganya (Jami’ul Bayaan an Ta’wiili Aayil Quran)
Al-Qurthubiy rahimahullah menyatakan: (Ayat ini) memberikan motivasi untuk memikirkan nasihat-nasihat alQuran sekaligus menjelaskan bahwasanya tidak ada udzur bagi seseorang dalam meninggalkan sikap tadabbur (menghayati alQuran). Karena, kalau seandainya gunung diajak bicara dengan alQuran, dengan susunan akal yang ada padanya, niscaya ia akan mematuhi nasihat-nasihatnya. Engkau akan melihat meskipun dia keras dan kokoh, ia akan tunduk terbelah karena takut kepada Allah (al-Jami’ li Ahkaamil Quran)
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menyatakan: dan alQuran pun turun pada hati kita. Hati kita – kecuali yang dikehendaki Allah – mengerut dan mengeras, tidak terbuka dan menerima. Orang beriman (seharusnya) ketika turun kepadanya ayat-ayat (alQuran) akan bertambah keimanannya. Sedangkan orang yang di hati mereka terdapat penyakit, akan bertambah kekotorannya. Kita berlindung kepada Allah dari hal itu. Maknanya adalah hati mereka kaku, keras, dan semakin bertambah kekotorannya. Kita berlindung kepada Allah dari hal itu.
alQuran ini kalau seandainya turun kepada gunung, niscaya gunung terbelah dan merasa takut, karena agungnya Kalam Allah yang diturunkan kepadanya. Pada ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa gunung itu bisa merasakan. Karena ia bisa merasa takut dan terbelah. Demikianlah, sebagaimana Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda tentang Uhud:
هَذَا أُحُدٌ جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ
Uhud ini adalah gunung yang dia mencintai kita dan kita pun mencintainya (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Abu Humaid as-Sa’idiy, pen)(Syarh al-Aqidah al-Washithiyyah)
Penulis: Abu Utsman Kharisman