Tidak Akan Meninggal Suatu Jiwa Hingga Tercapai Ajalnya
Allah Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ
Setiap jiwa pasti akan merasakan maut…
(Q.S Ali Imran: 185, al-Anbiyaa’: 35, al-Ankabuut: 57)
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٞۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةٗ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ
Setiap umat akan tiba ajalnya. Jika ajalnya telah tiba, tidaklah bisa dimundurkan walau sesaat, tidak juga dimajukan
(Q.S al-A’raaf: 34)
Baca Juga: Kebahagiaan Hakiki
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
هَذَا رَسُولُ رَبِّ الْعَالَمِينَ جِبْرِيلُ نَفَثَ فِي رَوْعِي أَنَّهُ لاَ تَمُوتُ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقَهَا ، وَإِنْ أَبْطَأَ عَلَيْهَا ، فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمُ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَأْخُذُوهُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُنَالُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ
Ini adalah utusan Tuhan semesta alam (Jibril) meniupkan pada jiwaku bahwasanya tidaklah suatu jiwa mati hingga disempurnakan rezekinya. Meski dilambatkan kedatangannya. Bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari (rezeki). Jangan sampai lambatnya kedatangan rezeki menyebabkan engkau melakukan kemaksiatan kepada Allah. Karena tidaklah (boleh) didapatkan (rezeki) yang ada di sisiNya kecuali dengan ketaatan kepadaNya
(H.R al-Bazzar no 2914, Ibnu Abid Dunya, dishahihkan Syaikh al-Albany)
لَا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ، فَإِنَّهُ لَنْ يَمُوتَ الْعَبْدُ حَتَّى يَبْلُغَهُ آخِرُ رِزْقٍ هُوَ لَهُ، فَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ: أَخَذِ الْحَلَالِ، وَتَرَكِ الْحَرَامِ
Janganlah menganggap lambat datangnya rezeki. Karena tidaklah seorang hamba meninggal hingga disampaikan kepadanya akhir rezeki untuknya. Maka perbaguslah dalam mencari (rezeki): mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram
(H.R Ibnu Hibban dan al-Hakim, disepakati keshahihannya oleh adz-Dzahaby).
Baca Juga: Memikirkan Kehidupan di Surga dan Neraka
Allah Azza Wa Jalla berfirman:
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا
Dan tidaklah suatu jiwa akan meninggal kecuali dengan izin Allah sebagai suatu ketetapan yang berlaku ajalnya
(Q.S Ali Imran ayat 145)
Dalam salah satu surat Umar bin Abdil Aziz rahimahullah, dinyatakan:
لا تَمُوتُ نَفْسٌ وَلَهَا فِي الدُّنْيَا عُمْرُ سَاعَةٍ إِلا بَلَغَتْهُ
Tidaklah suatu jiwa meninggal ketika di dunia masih ada umurnya meski sesaat, melainkan ia akan mencapainya
(riwayat Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya)
Artinya, jika masih ada sisa umur manusia dalam catatan takdir ajalnya meski hanya sedetik, ia pasti akan menyelesaikannya. Tidak akan dimajukan atau dimundurkan sedikitpun.
Dikutip dari:
Buku “Keteladanan Umar bin Abdil Aziz”, Abu Utsman Kharisman