Sab 3 Jumadil awal 1447AH 25-10-2025AD

Nasihat Nabi Kepada Para Wanita untuk Banyak Bersedekah dan Beristighfar

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الاِسْتِغْفَارَ فَإِنِّى رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ ». فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ.قَالَ « تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَمَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِذِى لُبٍّ مِنْكُنَّ ». قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَالدِّينِ قَالَ « أَمَّا نُقْصَانُ الْعَقْلِ فَشَهَادَةُ امْرَأَتَيْنِ تَعْدِلُ شَهَادَةَ رَجُلٍ فَهَذَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَتَمْكُثُ اللَّيَالِىَ مَا تُصَلِّى وَتُفْطِرُ فِى رَمَضَانَ فَهَذَا نُقْصَانُ الدِّينِ ».

dari Abdullah bin Umar –semoga Allah meridhainya- dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda: Wahai sekalian para wanita, bershodaqohlah dan perbanyak istighfar karena aku melihat kalian adalah penghuni terbanyak anNaar (Neraka). Kemudian salah seorang wanita yang cerdas dari mereka berkata: Wahai Rasulullah, apa yang menyebabkan kami (kaum wanita) menjadi penghuni terbanyak anNaar. Nabi bersabda: Karena kalian banyak melaknat dan kufur terhadap suami. Tidaklah aku melihat (kaum( yang kurang dalam akal dan Diennya yang lebih bisa mengalahkan (laki-laki) yang cerdas dibandingkan kalian. Wanita itu berkata: Wahai Rasulullah, apakah kekurangan akal dan Dien (pada kami)? Nabi bersabda: Kurangnya akal kalian terlihat dari persaksian dua orang wanita setara dengan persaksian satu orang pria. Ini adalah kekurangan dalam akal. Dan kalian berdiam tidak sholat selama beberapa malam dan kalian berbuka di bulan Romadhon (karena haid), maka ini adalah kekurangan dalam Dien (H.R Muslim, semakna dengan itu hadits riwayat al-Bukhari dari Abu Said al-Khudriy)

Sebagian pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini, di antaranya:

  1. Anjuran untuk banyak bersedekah dan melakukan berbagai amal kebaikan, juga memperbanyak istighfar.
  2. Kebaikan-kebaikan itu bisa menghapus keburukan-keburukan, sebagaimana juga difirmankan Allah (Q.S Hud ayat 114).
  3. Kufur nikmat terhadap kebaikan suami adalah termasuk dosa besar, karena ancaman dengan neraka termasuk pertanda bahwa suatu dosa itu adalah dosa besar.
  4. Melaknat adalah termasuk dosa. Menjadi dosa besar ketika dilakukan sering atau banyak, sebagaimana Nabi menyatakan kepada para wanita: kalian banyak melaknat. Tapi melaknat orang beriman adalah seperti membunuhnya, sebagaimana sabda Nabi shollallahu alaihi wasallam (sehingga dinilai oleh Syaikh Muhammad bin Ali bin Adam al-Ityubiy sebagai dosa besar).
  5. Penyebutan kekufuran untuk selain kufur terhadap Allah, seperti kufur nikmat.
  6. Iman itu bisa bertambah dan berkurang.
  7. Seorang pemimpin atau tokoh hendaknya memberikan nasihat kepada bawahannya, memperingatkan mereka agar jangan melakukan penyelisihan terhadap syariat, dan memotivasi mereka dalam menjalankan ketaatan.
  8. Bolehnya seorang murid mempertanyakan hal yang disampaikan oleh gurunya atau seorang pengikut mempertanyakan hal yang disampaikan oleh tokoh yang diikutinya jika belum jelas baginya, sebagaimana wanita yang cerdas tersebut bertanya lebih lanjut pada Nabi mengapa para wanita banyak yang menjadi penghuni neraka.
  9. Bolehnya penyebutan Ramadhan tanpa didahului oleh kata syahr (bulan), meskipun yang lebih baik adalah didahului kata syahr.
  10. Wanita terhitung kurang kokoh dalam menukil sebuah berita atau saat dimintai keterangan sebagai saksi karena kekurangan akal mereka, sebagaimana penjelasan al-Imam Abu Abdillah al-Maariziy berdalil dengan ayat alQuran (al-Baqoroh ayat 282) dan hadits ini terkait kekurangan akal wanita.
  11. Orang yang banyak ibadahnya, bertambah keimanan dan Dien-nya. Sebaliknya, yang kurang ibadahnya berkurang Dien-nya. Karena wanita saat masa-masa berhalangan (haid) tidak bisa shalat dan puasa, itulah kekurangan Diennya.
  12. Bolehnya mengkhususkan kaum wanita dalam penyampaian nasihat (meskipun harus tetap memperhatikan hijab dan batasan-batasan syariat).
  13. Sebagaimana iman bisa bertambah dan berkurang, akal juga bisa bertambah dan berkurang.
  14. Penyebutan kekurangan pada wanita bukanlah bertujuan untuk mencela mereka, namun sebagai peringatan agar berhati-hati dari fitnah wanita. (Selain juga sebagai bahan introspeksi dan berbenah bagi para wanita dengan menyadari kondisi dirinya).
  15. Agungnya akhlak Nabi dan begitu besarnya kasih sayang maupun kelembutan beliau dalam membimbing umatnya.

(Poin 1 sampai 11 disarikan dari penjelasan anNawawiy dalam Syarh Shahih Muslim sedangkan poin 12 sampai 15 disarikan dari penjelasan Syaikh Muhammad bin Ali bin Adam al-Ityubiy dalam al-Bahrul Muhiith ats-Tsajjaaj dengan sedikit tambahan penjelasan).


Penulis: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan