Bolehkah Berpedoman pada Perhitungan Para Astronom Terkait Prediksi Gerhana?
 
                Pertanyaan:
Syaikh yang mulia, bagaimana hukum berpatokan pada prediksi para ahli hisab dan astronom tentang waktu terjadinya gerhana matahari dan bulan? Apakah hal itu dapat dijadikan acuan?
Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah:
Berita yang disampaikan para ahli hisab dan astronom mengenai gerhana matahari atau bulan, misalnya mereka mengatakan bahwa bulan akan mengalami gerhana pada waktu tertentu atau matahari akan mengalami gerhana pada waktu tertentu, terkadang benar dan terkadang salah. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, dan para ulama lainnya, bahwa mereka bisa saja keliru dan bisa pula tepat.
Namun, kita tidak boleh beramal (berdasarkan) perkataan mereka, kecuali setelah benar-benar melihat gerhana itu dengan mata kepala kita. Karena Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ، لَا يَكْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنَّ اللهَ يُرْسِلُهُمَا يُخَوِّفُ بِهِمَا عِبَادَهُ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ، فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يَنْجَلِيَ مَا بِكُمْ .وَفِي لَفْظٍ آخَرَ: فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ، فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِ اللهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Akan tetapi Allah menampakkannya untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Maka apabila kalian melihatnya, lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai (gerhana itu).” Dalam riwayat lain: “Apabila kalian melihatnya, maka segeralah berlindung kepada dzikir kepada Allah, doa, dan istighfar.”
Maka kita diperintahkan untuk segera menunaikan shalat, berdzikir, dan berdoa ketika benar-benar menyaksikan gerhana tersebut. Adapun sekadar kabar dari para ahli hisab dan astronom bahwa matahari akan mengalami gerhana pada hari tertentu atau jam tertentu, atau bulan akan mengalami gerhana pada malam tertentu, maka hal itu tidak boleh dijadikan dasar kecuali bila sudah terbukti nyata terlihat. Jika memang terjadi dan terlihat, maka manusia diperintahkan untuk shalat serta melakukan berbagai amalan sesuai syariat Allah Ta‘ala.
Demikian juga jika diberitakan bahwa gerhana terjadi di Amerika, Inggris, atau Mesir, maka kita tidak perlu melakukan amalan (yang disyariatkan saat terjadi gerhana) ketika itu (karena Syaikh tinggal di Saudi). Yang disyariatkan untuk shalat hanyalah orang-orang yang menyaksikan gerhana itu di tempatnya masing-masing. Jika gerhana terlihat di Mesir, maka penduduk Mesir disyariatkan untuk shalat. Jika terlihat di London, maka penduduk London yang disyariatkan shalat. Begitu pula bila terjadi di Amerika, maka mereka yang menyaksikanlah yang diperintahkan shalat. Adapun negeri yang tidak mengalami gerhana, meski mendapat kabar bahwa di negeri lain terjadi gerhana, maka mereka tidak disyariatkan shalat gerhana.
Demikian pula ucapan para ahli hisab bahwa bulan akan mengalami gerhana pada malam ke-14 pada jam tertentu, atau pada malam ke-15 pada jam tertentu, atau matahari akan mengalami gerhana pada tanggal 28, 29, atau 30, semua itu tidak boleh diamalkan, tidak sepantasnya dijadikan pegangan, bahkan tidak boleh. Karena Rasulullah ﷺ mengaitkan kondisi ini dengan penglihatan secara langsung, kata beliau (artinya): “Apabila kalian melihatnya…”. Hendaklah hal ini diperhatikan dengan seksama.
Kita memohon kepada Allah agar memberi petunjuk kepada para ahli hisab tersebut, juga kepada kita semua. Mereka telah menyibukkan diri dengan perkara yang sebenarnya tidak penting maupun bermanfaat bagi mereka dan tidak membawa maslahat. Wallahul musta‘an (Allah-lah tempat memohon pertolongan).
Sumber:
https://binbaz.org.sa/fatwas/11517/حكم-العمل-باقوال-الفلكيين-في-الكسوف-والخسوف
Naskah fatwa dalam bahasa Arab:
حكم العمل بأقوال الفلكيين في الكسوف والخسوف
السؤال:
سماحة الشيخ! توقعات الحسابين وإخبارهم عن أوقات الكسوف والخسوف، هل يعمل به، وما حكم ذلك؟
الجواب:
أخبار الحسابين والفلكيين عن كسوف الشمس والقمر، وأن القمر يكسف في كذا، والشمس يكسف في كذا، قد يصدقون، وقد يخطئون، مثلما قال شيخ الإسلام ابن تيمية، وابن القيم وغيرهما، قد يخطئون وقد يصيبون، لكن لا يعمل بأقوالهم إلا إذا شاهدنا الكسوف بأعيننا؛ لأن الرسول ﷺ قال: إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله، لا يكسفان لموت أحد، ولا لحياته، ولكن الله يرسلها يخوف بها عباده، فإذا رأيتم ذلك؛ فصلوا، وادعوا حتى ينكشف ما بكم وفي اللفظ الآخر: فإذا رأيتم ذلك؛ فافزعوا إلى ذكر الله ودعائه واستغفاره.
فنحن مأمورون أن نفزع إلى الصلاة، والذكر والدعاء عند المشاهدة، عندما نشاهد الكسوف والخسوف، أما إخبار الفلكيين والحسابين أنها تكسف الشمس في يوم كذا، أو صباح كذا، أو القمر في ليلة كذا، فهذا لا يعمل به إلا إذا رؤي، إذا وجد، فإن الناس يصلون، ويعملون بما شرع الله، جل وعلا.
وهكذا لو قيل: كسفت في أمريكا، أو في انجلترا، أو في مصر ما نعمل به، لكن يعمل به الذي كسفت عنده، إذا شاهدوه في مصر؛ شرع لهم أن يصلوا هناك، وإذا شاهدوا الكسوف في لندن؛ شرع لهم الصلاة هناك، وإذا وجد الكسوف عندهم في أمريكا؛ شرع لهم الصلاة، وهكذا، أما البلد التي ما فيها كسوف، ولكن يبلغهم الخبر أنه وقع في أمريكا، أو في كذا؛ لا يشرع لهم.
وهكذا قول الحسابين أن القمر يكسف في ليلة أربعة عشر في ساعة كذا، أو في ليلة خمسة عشر ساعة كذا، أو الشمس تكسف في يوم ثمانية وعشرين، أو في تسعة وعشرين، أو في ثلاثين؛ كل هذا لا يعمل به، ولا ينبغي أن يعمل به، ولا يجوز؛ لأن الرسول ﷺ علق الحكم بالمشاهدة قال: إذا رأيتم ذلك، فينبغي التنبه لهذا، ونسأل الله لأولئك الحسابين الهداية، نسأل الله لنا ولهم الهداية، فاشتغلوا بأشياء لا تعنيهم، ولا تهمهم، ولا تترتب عليها مصالح، اللهم المستعان.
Penerjemah: Abu Dzayyal Muhammad Wafi

 
                                         
                                         
                                         
                                         
                                         
                                         
                                        