Apakah Orang yang Mati Bunuh Diri Tetap Dimandikan dan Dishalatkan?
Pertanyaan:
Apakah orang yang mati bunuh diri (jenazahnya) dimandikan dan dishalatkan?
Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
Orang yang mati bunuh diri tetap dimandikan dan dishalatkan. Jenazahnya dikuburkan bersama (jenazah) kaum muslimin.
Karena ia tidaklah kafir, hanya bermaksiat. Perbuatan bunuh diri adalah kemaksiatan. Bukan kekafiran.
Jika ia melakukan bunuh diri – semoga Allah melindungi kita dari hal itu – ia dimandikan (jenazahnya), dishalatkan, dan (sebelumnya) dikafani. Dishalatkan (jenazahnya). Dimakamkan bersama kaum muslimin lainnya.
Namun, hendaknya bagi pemimpin umum dan tokoh yang terpandang tidak menyalatkan jenazahnya sebagai bentuk pengingkaran (terhadap perbuatan bunuh diri itu). Agar jangan disangka bahwa ia ridha dengan perbuatannya.
Penguasa atau hakim atau pemimpin negeri jika tidak menyalatkan dengan tujuan mengingkari (perbuatan bunuh diri) dan mengumumkan bahwa perbuatan itu salah, maka itu adalah suatu hal yang baik.
Namun, jenazahnya tetap dishalatkan oleh kaum muslimin lain.
Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas
Transkrip dalam Bahasa Arab
السؤال: هل قاتل نفسه يغسل، ويصلى عليه؟
الجواب: قاتل نفسه يغسل، ويصلى عليه، ويدفن مع المسلمين؛ لأنه عاص ما هو كافر، قتل النفس معصية، ما كفر، فإذا قتل نفسه -والعياذ بالله- يغسل، ويصلى عليه، ويكفن، ويصلى عليه، ويدفن مع المسلمين، لكن ينبغي للإمام الأكبر، ولمن له أهمية أن يترك الصلاة عليه من باب الإنكار، لئلا يظن أنه راض عن عمله.
فالإمام الأكبر السلطان، أو القضاة، أو رئيس البلد، وقاضي البلد، أو أميرها إذا ترك ذلك من باب إنكار هذا الشيء، وإعلان أن هذا خطأ؛ فهذا حسن، ولكن يصلي عليه بعض المسلمين
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman