Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Imam Ibnu Majah rahimahullah meriwayatkan dalam sunannya:

Dari Abu Musa Al Asy’ariy radhiyallahu anhu dari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam, beliau bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

“Sesungguhnya Allah benar-benar memperhatikan (keadaan para hamba-Nya) pada malam pertengahan bulan Sya’ban. Sehingga Allah mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali terhadap orang musyrik atau musyahin.”
(HR. Ibnu Majah dishohihkan Ibnu Hibban dan As Suyuthi dan dihasankan Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibni Majah 1140 dengan penguat hadits Mu’adz, Abdullah bin Amr maupun Aisyah radhiyallahu anhum jami’an).


Baca Juga: Khotbah Jumat: Menapaki Bulan Sya’ban Dalam Balutan Syukur


Al ‘Allamah Jalaluddin As Suyuthi rahimahullah menjelaskan makna musyahin:

“Sabda beliau shollallahu alaihi wasallam [atau musyahin] dalam Kitab An Nihayah artinya pihak yang bermusuhan. Al Auza’iy rahimahullah mengatakan:

أراد به صاحب البدعة المفارق لجماعة الأمة

“Yang dimaksudkan adalah pengusung kebid’ahan yang memisahkan diri dari jamaah ummat.” (Mishbahuz Zujajah, melalui Syarh Sunan Ibni Majah 1/100).

Hayatus Sindi rahimahullah melanjutkan penjelasan makna musyahin:

Ath Thibbi rahimahullah berkata:

لعل المراد ذم البغضة التي تقع بين المسلمين من قبل النفس الأمارة بالسوء لا للدين فلا يأمن أحدهم أذى صاحبه من يده ولسانه لأن ذلك يؤدي إلى القتال وما ينهى عنه

“Bisa juga yang dimaksudkan adalah celaan terhadap permusuhan yang terjadi pada sesama muslim akibat menuruti hawa nafsu al ammaroh (yang cenderung kepada kejelekan), tidak termasuk permusuhan karena membela agama. Sehingga tidak ada satupun dari muslimin yang terjamin bebas dari gangguan tangan dan lisan saudaranya, karena semua itu dapat menyeret menuju pertikaian dan hal-hal yang terlarang lainnya.” (Hasyiyatus Sindi ‘Ala ibni Majah 1/422)


Baca Juga: Enam Poin Penting Seputar Sya’ban


Ditambahkan oleh Abul ‘Ala Muhammad Abdurrahman Almubarokfuriy rahimahullah:

ﻳﻄﻠﻊ اﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﻋﺒﺎﺩﻩ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻓﻴﻐﻔﺮ ﻟﻠﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻭﻳﻤﻬﻞ اﻟﻜﺎﻓﺮﻳﻦ ﻭﻳﺪﻉ ﺃﻫﻞ اﻟﺤﻘﺪ ﺑﺤﻘﺪﻫﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺪﻋﻮﻩ

“Allah memperhatikan para hamba-Nya di malam Nishfu Sya’ban, hingga Dia memberikan ampunan bagi orang-orang beriman, menangguhkannya bagi orang-orang (yang masih) kafir serta meninggalkan pihak-pihak yang bermusuhan karena dendam mereka sampai mereka meninggalkannya.” (Tuhfatul Ahwadzi 3/336)

 

Saudaraku, sadarkah bahwa pertengah bulan Sya’ban telah berada di hadapan kita? Beberapa hari lagi ketentuan ilahi itu akan terjadi, biidznilah. Cukuplah bagi kita peringatan dari hadits dan penjelasan para ulama di atas untuk kita berintrospeksi. Apabila ada potensi rasa dendam pada saudara kita sesama muslim masih bercokol, mari segera kita singkirkan. Jika masih ada kedongkolan terhadap tingkah saudara kita segeralah tanyakan kepada ulama, apakah memutus hubungan terhadapnya karena tingkahnya itu adalah hal yang diperkecualikan dalam hadits di atas atau bukan?


Artikel Lain yang Semoga Bermanfaat: Tiga Etika Dasar Pergaulan


Jika ulama yang kita percayai ilmu, amanah dan keadilannya telah menjawab dan memberikan bimbingan, mari bersegera menjalankannya. Bukan hanya di lisan ataupun sekadar dalam tulisan semata. Karena asy Syahna’ (dendam kesumat) walaupun hakekatnya adalah perbuatan hati, namun buktinya perlu diterapkan oleh lisan dan anggota badan. Ayo tinggalkan permusuhan dengan meninggalkan kesumat serta menjalin hubungan yang baik. Semoga Allah membukakan segenap hati muslimin terkhusus sesama ahlussunnah untuk bersatu di atas kebenaran, saling tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa, niscaya ampunan-Nya akan tergapai.

?️ Abu Abdirrohman Sofian

Tinggalkan Balasan