Sholawat Allah dan Para Malaikat untuk Para Pengajar Kebaikan
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْر
Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya maupun penduduk langit dan bumi bahkan termasuk semut di sarangnya, berikut ikan (di perairan, pent) benar-benar bersholawat kepada pihak yang mengajarkan kebaikan kepada manusia
(H.R atTirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al-Albaniy)
Mengapa para pengajar kebaikan akan mendapatkan sholawat dari Allah, Malaikat, dan penduduk bumi maupun langit?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan:
Yang demikian itu karena dengan pengajaran kebaikan akan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Balasan adalah sesuai dengan perbuatan. Karena itulah Rasul merupakan manusia yang paling berhak mendapatkan sholawat secara sempurna. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
إنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ
…Sesungguhnya Allah dan para Malaikat bersholawat kepada Nabi…(Q.S al-Ahzab ayat 56)
(Majmu’ Fataawa Ibn Taimiyyah)
Baca Juga: Allah dan Para Malaikat Bersholawat Untuk Nabi
Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah menyatakan:
Telah dimaklumi bahwasanya tidak ada pengajar kebaikan yang lebih utama dan lebih banyak pengajarannya dibandingkan Nabi. Tidak ada seorang pun yang lebih bersikap anNashihah kepada umatnya dibandingkan beliau. Tidak ada yang lebih bersabar dalam mengajarinya dibandingkan beliau. Karena itu, umat beliau mendapatkan (kebaikan) yang tidak dicapai oleh umat lain dengan sebab pengajaran beliau. Umat beliau memperoleh ilmu yang bermanfaat dan amal sholih yang menjadikannya umat terbaik yang dikeluarkan untuk alam. Bagaimana mungkin sholawat untuk Rasul sang pengajar kebaikan ini bisa sama dengan sholawat untuk orang lain yang pengajarannya tidak sama dengan beliau?
(Jalaa-ul Afhaam (1/282))
Baca Juga: Memahami Ilmu Perlu Kelembutan dan Mengembangkannya Membutuhkan Kejernihan
Kebaikan yang sebenarnya adalah yang diajarkan oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam baik berupa al-Quran maupun Sunnah beliau. Sunnah Nabi mencakup perkataan, perbuatan, dan persetujuan beliau. Orang yang mengajarkan kebaikan yang diajarkan oleh Nabi itu akan mendapat sholawat dari Allah maupun seluruh penduduk bumi dan langit. Sebaliknya, orang yang menyembunyikan ilmu pada saat seharusnya disebarkan, akan mendapatkan laknat dari semua pihak yang bisa melaknat.
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan (ilmu) yang Kami turunkan berupa penjelasan dan petunjuk setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam kitab, mereka itu adalah orang-orang yang Allah melaknat mereka dan dilaknat oleh para pelaknat (Q.S al-Baqoroh ayat 159)
(disarikan dari Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyyah (4/42)).
Baca Juga: Menjelaskan Kebenaran Bagian Perjanjian Orang Berilmu kepada Allah
Karena itu, bersemangatlah untuk mempelajari ajaran-ajaran Nabi shollallahu alaihi wasallam dan kemudian menyebarkan sunnah beliau secara hikmah. Agar kita mendapatkan bagian dari sholawat tersebut.
Dikutip dari:
Draft naskah buku “Mari Bersholawat Sesuai Tuntunan Nabi (Mengupas Seluk Beluk Sholawat dalam Tinjauan Syariat)”
Penulis Buku:
Abu Utsman Kharisman