Tuntunan Permohonan dengan Nama Allah agar Tidak Ada apapun yang Memudaratkan Kita
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ
Tidak ada seorang hambapun yang mengucapkan di setiap waktu pagi hari dan (sore) di awal malam:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan nama Allah yang tidak ada sesuatupun yang memudaratkan (ketika disebutkan) bersama nama-Nya di bumi maupun di langit, dan Dialah yang Maha mendengar lagi Maha melihat.”
Sebanyak 3 kali, melainkan tidak ada sesuatu pun yang dapat memudaratkannya.
Bacaan dzikir ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Lafadznya sesuai dengan riwayat at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani.
Artikel penting lainnya: Doa Memohon Ampunan dan Keselamatan Setiap Pagi dan Petang
Keutamaannya
Barangsiapa yang membacanya sebanyak 3 kali setiap pagi dan petang hari maka tidak ada sesuatu pun yang dapat memudaratinya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
Al-Imam asy-Syaukani rahimahullah berkata:
“Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa ucapan tersebut menjadi sebab orang yang membacanya terjauhkan dari musibah apapun. Dan dia tidak akan ditimpa mudarat apapun di malam maupun siang harinya apabila ia membacanya di petang dan pagi hari.” (Tuhfatudz Dzakirin hal. 76)
Perawi hadits ini, Aban bin Utsman rahimahullah – yang meriwayatkan hadits ini dari ayahnya – pernah suatu ketika tertimpa penyakit lumpuh pada sebagian tubuh beliau. Lalu salah seorang dari mereka (yang mendengar hadits ini dari beliau) melihat kepada beliau (dengan pandangan bertanya-tanya).
Menyadari hal itu, Aban rahimahullah lantas menegurnya:
Apa yang engkau lihat?! Sesungguhnya hadits itu benar sebagaimana yang aku sampaikan kepadamu. Namun memang pada suatu hari aku lupa mengucapkannya, (tentu) hal itu termasuk salah satu ketentuan yang Allah tetapkan bagiku.
Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan bahwa Aban bin Utsman hari itu sedang marah sehingga beliau lupa mengucapkan doa tersebut. Beliau juga menegaskan bahwa beliau tidaklah berdusta atas nama Utsman radhiyallahu ‘anhu – ayahnya – tentang penukilan hadits tersebut, sebagaimana pula Utsman tidaklah berdusta atas Nabi Muhammad ﷺ,
ما لك تنظر إلي؟ فوالله ما كذبت على عثمان ولا كذب عثمان على النبي صلى الله عليه وسلم، ولكن اليوم الذي أصابني فيه ما أصابني غضبت فنسيت أن أقولها
“Mengapa engkau memandang begitu kepadaku?! Demi Allah aku tidaklah berdusta atas Utsman demikian pula Utsman tidaklah berdusta atas Nabi ﷺ. Namun di hari aku tertimpa musibah ini aku sedang marah sehingga aku lupa membaca doa tersebut.”
Artikel bermanfaat lainnya: Hadits-Hadits Tentang Bacaan Dzikir Pagi dan Sore (Bag.1)
Makna Perkalimat
بِسْمِ اللَّهِ
Maknanya: aku memohon penjagaan dan perlindungan dengan nama Allah.
الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ
Yaitu barangsiapa yang memohon perlindungan dan penjagaan dengan nama Allah maka tidak akan ada suatu musibah pun yang akan menimpanya dari arah bumi maupun arah langit.
Baca Juga: Laa Ilaaha Illallah adalah Dzikir yang Paling Utama
وَهُوَ السَّمِيعُ
Dialah Allah yang Maha mendengar. Dia mendengar semua suara meski sangat jauh dan kecil. Allah berfirman:
اَمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوٰىهُمْ ۗ بَلٰى وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُوْنَ
“Apakah mereka mengira bahwa Kami tidak dapat mendengar pembicaraan rahasia mereka dan bisikan-bisikan mereka?! Sungguh (Kami benar-benar mendengar itu semua) dan para utusan Kami (malaikat yang ditugaskan untuk mencatat amalan) senantiasa mencatatnya di sisi mereka.” (QS. Az-Zukhruf: 80)
Diantara makna as-Samii’ adalah: Dialah Allah Dzat yang Maha mendengar semua doa hamba-Nya dan mengabulkannya. Sebagaimana ucapan Nabi Ibrahim alaihissalam dalam salah satu doa yang beliau panjatkan:
اِنَّ رَبِّيْ لَسَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ
“Sesungguhnya Rabbku maha mendengar (mengabulkan) doa.” (QS. Ibrahim: 39)
الْعَلِيمُ
(Dzat yang Maha mengetahui). Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Allah berfirman:
وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Dan hanya di sisi-Nya lah kunci-kunci hal ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia. Dia mengetahui segala yang ada di daratan maupun lautan. Dan tidak ada satu daun pun yang jatuh kecuali Dia mengetahuinya, demikian pula satu biji yang berada di kegelapan perut bumi, serta yang basah maupun yang kering, kecuali semua telah tercatat di dalam lauhul mahfudz (QS. Al-An’am: 59)
Sehingga apapun yang terjadi padanya berdasarkan ketentuan Allah yang telah Dia tetapkan.
Sumber penjelasan:
Kitab Adzkaar ash-Shobah wal Masa’ dengan beberapa tambahan penjelasan
Diterjemahkan oleh:
Abu Dzayyal Muhammad Wafi