Jum 10 Syawal 1445AH 19-4-2024AD

Kisah Permulaan Nabi Musa Bertemu dengan Nabi al-Khodhir

Terjemah At-Tafsir Al-Muyassar Surah Al Kahfi 60 – 82

وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبۡرَحُ حَتَّىٰٓ أَبۡلُغَ مَجۡمَعَ ٱلۡبَحۡرَيۡنِ أَوۡ أَمۡضِيَ حُقُبٗا ٦٠

60. dan ingatlah ketika Musa berkata kepada pembantunya, Yusya’ bin Nun: Aku akan terus menyusuri jalan hingga sampai di pertemuan dua laut atau aku akan terus berjalan dalam waktu lama sampai bertemu dengan seorang hamba shalih, agar aku belajar kepadanya ilmu yang ada padanya dan tidak aku ketahui

فَلَمَّا بَلَغَا مَجۡمَعَ بَيۡنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِي ٱلۡبَحۡرِ سَرَبٗا ٦١

61. Mereka berdua pun bergegas melakukan perjalanan. Ketika keduanya sampai di pertemuan dua lautan, keduanya duduk di dekat batu. Keduanya lupa dengan ikan yang Musa diperintah untuk membawanya sebagai bekal makanan bagi keduanya. Yusya’ membawanya dalam keranjang. Ternyata ikan itu menjadi hidup dan turun ke laut, mengambil jalan terbuka padanya.

فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَىٰهُ ءَاتِنَا غَدَآءَنَا لَقَدۡ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبٗا ٦٢

62. Ketika keduanya telah meninggalkan tempat saat mereka lupa akan ikan itu, Musa merasakan lapar. Ia berkata kepada pembantunya: Bawakan ke sini hidangan makan pagi kita. Kita telah merasakan capek dalam safar (perjalanan) ini.

قَالَ أَرَءَيۡتَ إِذۡ أَوَيۡنَآ إِلَى ٱلصَّخۡرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ ٱلۡحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيۡطَٰنُ أَنۡ أَذۡكُرَهُۥۚ وَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِي ٱلۡبَحۡرِ عَجَبٗا ٦٣

63. Pembantunya berkata kepada Musa: Apakah anda ingat ketika kita bernaung di sebuah batu tempat kita beristirahat itu? Sesungguhnya aku lupa memberitahukan kepada anda apa yang terjadi pada ikan itu. Tidaklah yang menjadikan aku lupa melainkan setan. Sesungguhnya ikan yang telah mati itu hidup kembali, kemudian ia melompat ke lautan dan menyusuri suatu jalan. Perkaranya benar-benar menakjubkan.

قَالَ ذَٰلِكَ مَا كُنَّا نَبۡغِۚ فَٱرۡتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصٗا ٦٤

64. Musa berkata: Apa yang terjadi padanya itu adalah yang kita cari. Sesungguhnya itu adalah tanda bagiku akan tempat hamba yang shalih tersebut. Kemudian keduanya kembali menelusuri jejak-jejak perjalanan kaki keduanya hingga sampai di batu tersebut.

فَوَجَدَا عَبۡدٗا مِّنۡ عِبَادِنَآ ءَاتَيۡنَٰهُ رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِنَا وَعَلَّمۡنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلۡمٗا ٦٥

65. Di sana keduanya bertemu dengan seorang hamba Kami yang shalih yaitu al-Khadhir alaihissalaam – beliau adalah salah satu Nabi yang telah Allah wafatkan (saat ini, pent) -. Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami. Kami pun mengajarkan kepadanya dari sisi Kami ilmu yang agung

قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلۡ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمۡتَ رُشۡدٗا ٦٦

66. Musa pun mengucapkan salam dan berkata kepadanya: Apakah anda mengizinkan saya untuk mengikuti anda, agar anda mengajarkan kepda saya ilmu yang Allah ajarkan kepada anda, sehingga saya bisa mengambilnya sebagai petunjuk dan manfaat?

قَالَ إِنَّكَ لَن تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا ٦٧

67. al-Khodhir berkata: Sesungguhnya engkau – wahai Musa – tidak akan bisa bersabar dalam mengikuti dan menyertaiku

وَكَيۡفَ تَصۡبِرُ عَلَىٰ مَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ خُبۡرٗا ٦٨

68. Bagaimana engkau bisa bersabar atas hal-hal yang akan aku lakukan, yang itu termasuk perkara-perkara tersembunyi bagimu, yang Allah Ta’ala ajarkan kepadaku?

قَالَ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ صَابِرٗا وَلَآ أَعۡصِي لَكَ أَمۡرٗا ٦٩

69. Musa berkata kepadanya: Insyaallah engkau akan dapati aku bersabar atas apa yang aku lihat darimu. Aku tidak akan menyelisihi perintahmu

قَالَ فَإِنِ ٱتَّبَعۡتَنِي فَلَا تَسۡ‍َٔلۡنِي عَن شَيۡءٍ حَتَّىٰٓ أُحۡدِثَ لَكَ مِنۡهُ ذِكۡرٗا٧٠

70. al-Khodhir pun menyetujuinya dan berkata: Jika engkau ingin bersamaku, janganlah engkau bertanya tentang sesuatu yang engkau ingkari hingga aku jelaskan kepadamu duduk permasalahannya yang masih tersembunyi bagimu. Tanpa pertanyaan darimu

_____________________________

baca juga artikel lainnya:

Terjemah Tafsir Al-Muyassar Surah Al-Kahfi (50-56)

Terjemah At Tafsir Al Muyassar Surah Ar-Rahmaan Ayat 1 – 9

Terjemah At Tafsir Al Muyassar Surah Ar-Rahmaan Ayat 10 – 20

فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا رَكِبَا فِي ٱلسَّفِينَةِ خَرَقَهَاۖ قَالَ أَخَرَقۡتَهَا لِتُغۡرِقَ أَهۡلَهَا لَقَدۡ جِئۡتَ شَيۡ‍ًٔا إِمۡرٗا ٧١

71. Keduanya pun pergi berjalan di tepi laut. Lewatlah sebuah perahu. Keduanya meminta untuk bisa menumpang perahu itu bersama mereka. Ketika keduanya telah naik (perahu) al-Khodhir mencabut satu papan dari perahu itu sehingga membuatnya berlobang. Musa berkata kepadanya: Apakah engkau membuat perahu ini berlobang agar penumpangnya tenggelam? Padahal mereka telah memberikan tumpangan kepada kita tanpa kita harus membayar? Sungguh engkau telah melakukan perkara yang munkar

قَالَ أَلَمۡ أَقُلۡ إِنَّكَ لَن تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا ٧٢

72. al-Khodhir berkata kepadanya: Bukankah sejak awal aku telah berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan bisa bersabar dalam menemaniku

قَالَ لَا تُؤَاخِذۡنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرۡهِقۡنِي مِنۡ أَمۡرِي عُسۡرٗا ٧٣

73. Musa berkata meminta maaf: Janganlah anda menghukum saya karena saya lupa dengan persyaratan yang sebelumnya anda sampaikan. Janganlah anda membebankan hal yang menyulitkan dalam proses belajar saya kepada anda. Perlakukanlah saya dengan kemudahan dan kelembutan

فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا لَقِيَا غُلَٰمٗا فَقَتَلَهُۥ قَالَ أَقَتَلۡتَ نَفۡسٗا زَكِيَّةَۢ بِغَيۡرِ نَفۡسٖ لَّقَدۡ جِئۡتَ شَيۡ‍ٔٗا نُّكۡرٗا ٧٤

74. al-Khodhir menerima permintaan maaf Musa. Kemudian keduanya keluar dari perahu. Saat keduanya berjalan di tepi laut, mereka melihat seorang anak laki-laki sedang bermain bersama anak-anak lainnya. Al-Khodhir kemudian membunuh seorang anak laki-laki itu. Musa mengingkari hal itu dan berkata: Bagaimana bisa engkau membunuh jiwa yang masih suci belum mencapai beban (keharusan menjalankan kewajiban, pent), dan ia pun tidak membunuh suatu jiwa sehingga berhak untuk dibunuh? Sungguh engkau telah melakukan kemunkaran yang sangat besar

قَالَ أَلَمۡ أَقُل لَّكَ إِنَّكَ لَن تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا ٧٥

75. al-Khodhir berkata kepada Musa, mencela dan mengingatkannya: Bukankah aku telah berkata kepadamu bahwasanya engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku ketika melihat perbuatanku yang belum engkau ketahui (ilmunya)

قَالَ إِن سَأَلۡتُكَ عَن شَيۡءِۢ بَعۡدَهَا فَلَا تُصَٰحِبۡنِيۖ قَدۡ بَلَغۡتَ مِن لَّدُنِّي عُذۡرٗا ٧٦

76. Musa berkata kepadanya: Jika saya bertanya kepada anda tentang sesuatu setelah ini, tinggalkanlah saya, jangan temani saya lagi. Anda telah mendapatkan udzur dalam keadaanku, dan tidak mengurangi (hak saya). Karena anda telah memberitahukan kepada saya bahwa saya tidak akan bisa bersabar bersama anda.

فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَيَآ أَهۡلَ قَرۡيَةٍ ٱسۡتَطۡعَمَآ أَهۡلَهَا فَأَبَوۡاْ أَن يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارٗا يُرِيدُ أَن يَنقَضَّ فَأَقَامَهُۥۖ قَالَ لَوۡ شِئۡتَ لَتَّخَذۡتَ عَلَيۡهِ أَجۡرٗا ٧٧

77. Kemudian Musa dan al-Khodhir pergi hingga sampai di sebuah kampung. Mereka berdua meminta kepada penduduk kampung itu makanan sebagai perjamuan. Tapi penduduk kampung itu menolak menjamu mereka sebagai tamu. Kemudian mereka berdua mendapati ada sebuah tembok yang miring hampir roboh. Al-Khodhir pun meluruskan tembok yang miring itu hingga tegak lurus kembali. Musa berkata kepadanya: Kalau anda berkenan, anda bisa mengambil upah atas pekerjaan ini sehingga kita bisa mendapatkan makanan karena mereka tidak mau menjamu kita sebagai tamu.

قَالَ هَٰذَا فِرَاقُ بَيۡنِي وَبَيۡنِكَۚ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأۡوِيلِ مَا لَمۡ تَسۡتَطِع عَّلَيۡهِ صَبۡرًا ٧٨

78. al-Khodhir berkata kepada Musa: Inilah waktu perpisahan aku denganmu. Aku akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang engkau ingkari dari perbuatan yang telah aku lakukan, yang engkau tidak bisa bersabar untuk tidak menanyakannya.

أَمَّا ٱلسَّفِينَةُ فَكَانَتۡ لِمَسَٰكِينَ يَعۡمَلُونَ فِي ٱلۡبَحۡرِ فَأَرَدتُّ أَنۡ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَآءَهُم مَّلِكٞ يَأۡخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصۡبٗا ٧٩

79. Adapun perahu yang aku lobangi, sesungguhnya itu adalah milik orang-orang miskin yang bekerja di laut berusaha mencari rezeki. Aku ingin membuatnya memiliki aib dengan lobang itu. Karena sesungguhnya di depan mereka ada raja yang akan merampas perahu yang masih baik dari pemiliknya.

وَأَمَّا ٱلۡغُلَٰمُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤۡمِنَيۡنِ فَخَشِينَآ أَن يُرۡهِقَهُمَا طُغۡيَٰنٗا وَكُفۡرٗا ٨٠

80. Adapun anak kecil laki-laki yang aku bunuh itu dalam ilmu Allah ia akan menjadi kafir. Sedangkan ayah dan ibunya beriman. Kami takut kalau ia tetap hidup, hal itu akan membuat kedua orangtuanya menjadi kafir dan bersikap melampaui batas, karena keduanya sangat mencintainya atau kebutuhan terhadapnya.

فَأَرَدۡنَآ أَن يُبۡدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيۡرٗا مِّنۡهُ زَكَوٰةٗ وَأَقۡرَبَ رُحۡمٗا ٨١

81. Kami menginginkan agar Allah menggantikan untuk kedua orangtuanya (anak) yang lebih baik darinya dalam hal keshalihan, (ketaatan beragama), dan bakti pada keduanya.

وَأَمَّا ٱلۡجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَٰمَيۡنِ يَتِيمَيۡنِ فِي ٱلۡمَدِينَةِ وَكَانَ تَحۡتَهُۥ كَنزٞ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَٰلِحٗا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبۡلُغَآ أَشُدَّهُمَا وَيَسۡتَخۡرِجَا كَنزَهُمَا رَحۡمَةٗ مِّن رَّبِّكَۚ وَمَا فَعَلۡتُهُۥ عَنۡ أَمۡرِيۚ ذَٰلِكَ تَأۡوِيلُ مَا لَمۡ تَسۡطِع عَّلَيۡهِ صَبۡرٗا ٨٢

82. Sedangkan tembok yang aku tegakkan kemiringannya hingga lurus itu adalah milik dua anak yatim di kampung itu. Di bawah tembok itu terdapat simpanan emas dan perak untuk keduanya. Ayahnya dulu adalah orang yang shalih. Rabbmu berkehendak agar mereka berdua menjadi dewasa dan kuat, kemudian mengeluarkan simpanan itu (kelak) sebagai kasih sayang dari Rabb mereka berdua. Semua yang aku lakukan yang engkau lihat itu wahai Musa bukanlah perintah dan dari diriku (semata), sesungguhnya aku hanyalah melakukan itu dari perintah Allah. Apa yang aku jelaskan sebab-sebabnya itu adalah hal-hal yang engkau tidak mampu bersabar untuk bertanya dan mengingkari aku.

 

Penerjemah: Abu Utsman Kharisman

Sumber Artikel: WA al I’tishom

Tinggalkan Balasan