Kam 26 Jumadil awal 1446AH 28-11-2024AD

Duduk Berbincang Yang Bisa Menambah Iman Atau Mengurangi Iman

عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ هِلَالٍ، قَالَ: كَانَ مُعَاذٌ يَقُولُ لِرَجُلٍ مِنْ إِخْوَانِهِ: اجْلِسْ بِنَا فَلْنُؤْمِنْ سَاعَةً، فَيَجْلِسَانِ يَتَذَاكَرَانِ اللَّهَ وَيَحْمَدَانِهِ

Dari al-Aswad bin Hilaal ia berkata: Muadz berkata kepada seorang laki-laki dari saudaranya: “Mari duduk bersama kami untuk (menambah) iman sesaat.” Maka keduanya duduk mengingat Allah dan memuji-Nya (riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnafnya, dinyatakan sanadnya shahih oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari)

Syaikh Sholih al-Fauzan hafidzhullah menyatakan:

Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu berkata kepada salah seorang Sahabat: “Duduklah bersama kami untuk beriman sesaat”. Bukankah mereka telah beriman sebelumnya? Maksudnya adalah menyempurnakan iman kita, menambah iman dengan duduknya kita dan mengingat (Allah). Saling mengingatkan tentang ilmu, mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Mereka duduk berbincang tidak menggunjing orang lain, tidak melakukan perbuatan adudomba. Duduk mengingat Allah dalam menuntut ilmu, menambah ilmu, berdzikir, bertasbih, tahlil, takbir. Ini adalah makna ucapan Muadz radhiyallahu anhu: “untuk beriman sesaat”. Artinya, menambah keimanan kita kepada Allah Azza Wa Jalla ketika kita mempelajari (ilmu) di majelis kita.

Maka majelis-majelis kebaikan – perhatikan – seperti majelis ilmu, majelis bersama orang-orang sholih, akan menambah iman. Sedangkan majelis kelalaian dan main-main, menukil ucapan dan ucapan (yang tidak jelas), justru akan mengurangi keimanan.


Sumber: Syarh Kitabil Iman min Shahih al-Bukhari karya Syaikh Sholih al-Fauzan halaman 24

Oleh: Abu Utsman Kharisman

Tinggalkan Balasan